Yang pengen cerita lengkap tanpa nunggu lama dan tanpa skip, baca aja pdf nya di jamin 🤤
Minat langsung DM mae...
Happy reading
Perth mengantarkan Saint pulang, kali ini dia tidak menurunkan gadis itu di halte bus seperti sebelumnya. Melainkan ke rumah Saint.
Mobil nya berhenti tepat di alamat yang Saint sebutkan. Tatapan nya begitu datar dengan raut wajah yang begitu sulit terbaca, saat melihat rumah yang ada di depan nya saat ini.
Panti Kasih Ibu
Begitulah Perth membaca nya, jadi selama ini gadis itu tinggal di rumah panti.
" Terima kasih, sudah mengantar ku pulang..." ucap Saint, lalu membuka seatbelt nya.
Saat hendak membuka pintu mobil, satu tangan menahan nya.
" Kau_tinggal di sini ?" Saint pun mengangguk membenarkan karena memang itulah kebenaran nya.
Degg
Hati Perth seakan tercubit saat melihat Saint menganggukkan kepala nya.
Perth pov
Aku sempat kaget saat tau Saint tinggal di panti, karena setau ku dia tinggal di sebuah rumah bersama kedua orang tua nya.
" Sejak kecil aku tinggal di sini, bersama suster Maria...dia yang merawat ku." jelas nya.
Aku melihat tatapan nya menyendu saat mengatakan itu kepada ku.
" Bukankah_kau bekerja...dan punya banyak uang ?" cetus ku.
Dia tertawa pelan, entah mengapa suara tawa nya justru terdengar memilukan.
" Aku hanya pegawai toko magang, kadang gaji ku hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan panti...terkadang itu pun tidak cukup karena masih ada beberapa anak panti yang suster Maria urus." ucap nya.
" Pegawai toko ?" aku mengernyitkan kening ku dan menatap nya.
Dia mengangguk.
" Tapi_" aku tak melanjutkan ucapan ku saat aku lihat wajah nya menyendu.
" Aku bukan jalang Perth, aku bukan gadis murahan yang selama ini kau pikir." Saint menundukkan wajahnya saat mengatakan itu kepada ku.
" Bukankah tadi sudah ku bilang kalau aku harus pergi bekerja ke toko...tapi_" Saint tidak melanjutkan ucapan nya lagi.
" Tapi apa ?" tanya ku.
" Kemarin aku sudah mendapat SP karena beberapa kali tidak datang ke toko, jika sekali lagi aku melakukan nya...maka_"
" Boss mu memecat mu ?" tebak ku, dan sial nya lagi dia mengangguk.
Oh Shit
Aku jadi semakin merasa bersalah kepada nya, bukankah aku jadi satu-satunya penyebab dia kehilangan pekerjaan nya.
Untuk beberapa saat kami terdiam.
" Perth, aku masuk dulu..." ucap nya.
" Tunggu..." Saint pun urung untuk membuka pintu mobil.
" Kau mengerti pembukuan ?" tanya ku, dan dia mengangguk.
" Besok setelah kelas usai, ikut aku...aku ada pekerjaan untuk mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat