Chap 9

484 78 12
                                    


Dengan susah payah akhirnya Saint bisa meyakinkan suster Maria  untuk mengizinkan nya pindah dari panti.

Awalnya suster Maria tak mengizinkan nya, mengingat Saint adalah seorang gadis. Namun alasan Saint berhasil meluluhkan hati suster Maria. Akhirnya wanita setengah baya itu memberi Saint izin.

Di sinilah akhirnya Saint berada, di dalam apartemen Perth. Gadis itu datang dengan membawa satu koper di tangan nya, dan berdiri tepat di depan Perth.

" Keputusan mu sudah tepat Saint, jadi singkirkan wajah sedih mu itu dari hadapan ku." cetus Perth.

Saint langsung menundukkan wajah nya, dan enggan menatap Perth.

" Itu kamar mu, dan kau bisa rapihkan semua barang-barang mu sekarang." ucap Perth.

Saint menoleh ke arah kamar yang Perth tunjuk, kamar untuk nya yang tepat berada di samping kamar Perth.
Setidaknya Saint bisa bernafas dengan lega, karena tidak harus berada dalam satu kamar dengan pria brengsek itu.

" Aku lapar, kau masak untuk ku dulu...setelah itu baru merapihkan koper mu..." cetus Perth.

Saint meletakkan kopernya di samping pintu kamarnya, kemudian ia menuju ke dapur untuk membuatkan makan malam untuk Perth.

Lima belas menit kemudian makan malam pun siap, dan sudah terhidang di atas meja makan.

" Kenapa hanya satu ? Mana punya mu ?" heran Perth, ketika melihat hanya ada satu piring kosong yg tersedia di atas meja.

" Aku sudah makan di panti..." ucap Saint.

Perth hanya mengangguk, setelah itu dia duduk dan mulai menyantap makan malam nya.

Saint lalu pamit ke kamar, dan Perth mengangguk mengiyakan.

Saint membuka pintu kamar, dan melihat ke seluruh sudut kamar. Kamar itu sangat besar, sama besarnya seperti kamar milik Perth hanya saja warna dinding kamar ini lebih terang bila di bandingkan dengan kamar Perth yang dominan berwarna gelap.

Saint langsung membuka koper nya, dan memasukan semua baju nya ke dalam lemari.

" Asataga, apa-apaan ini..." kaget Saint, saat membuka pintu lemari dan melihat ada beberapa potong baju yang sudah tersedia.

" Itu untuk mu..." ucap Perth, yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Saint.

" Untuk ku ? Tapi_untuk apa ?" bingung Saint.

" Tentu saja untuk kau pakai, kau pikir untuk apa ?" dengus Perth.

" Maaf, aku cuma bertanya..." sesal Saint, karena sudah bertanya seperti itu. Pasti berujung dengan tatapan tajam pria itu kepada nya.

" Kemari..." ucap Perth, yang kini sudah duduk di pinggir ranjang.

Saint ragu untuk menghampiri Perth, namun saat menatap wajah Perth seketika hati nya menciut. Saint hanya tak ingin membuat pria itu marah, dan berakhir dengan memukul nya lagi.

Saint pun mendekat, dan berdiri tepat di depan Perth. Satu tangan Perth terulur dan meraih tangan Saint.
Perth menuntun Saint agar duduk di atas pangkuan nya, dan memeluk erat gadis itu.

" Aku suka harum mu..." bisik Perth seduktif, sembari menyesap harum tubuh Saint dengan membenamkan wajahnya di dada Saint.

Tubuh Saint langsung kaku di buatnya, ia sangat takut kalau Perth akan melecehkan nya lagi. Cukup peristiwa waktu itu saja, dan Saint tak ingin merasakan nya lagi.


HURTS ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang