Chap 17

510 74 6
                                    

" Bagaimana keadaan nya paman ?" tanya Perth kepada pria berseragam dokter sekaligus berstatuskan paman nya.

" Boleh ku tau, dia siapa mu Perth ?" tanya balik James.

" Kekasih ku." jujur Perth, tak menutupi status Saint kepada paman nya.

" Apa kakek mu sudah tau hal ini ?" Pertanyaan James sempat membuat Perth terdiam, namun setelah itu ia tersenyum sinis.

" Kehidupan ku tidak ada sangkut paut nya dengan orang tua itu." ucap Perth datar.

Terdengar helaan nafas dari James, ternyata begitu sulit meruntuhkan tembok kebencian di hati keponakan satu-satunya ini.

" Dia hamil."

Degg

Ucapan James seketika membuat Perth terpaku, namun hanya sebentar karena setelah itu ia tersenyum lebar.

James mengernyitkan kening nya, melihat ekspresi yang Perth tunjukkan saat ini.

" Kau dengar Perth ? Dia hamil ?" tegas James.

" Aku dengar paman, dan aku bahagia..." pungkas Perth.

Astaga 🤦‍♀️

Itulah yang ada di benak James saat ini, begitu mudahnya Perth menerima kabar tentang kehamilan gadis itu.

" Boleh ku tau, sudah berapa usia nya ?" tanya Perth intens.

" 6 minggu..." cetus James.

Perth pun tersenyum mendengarnya, berarti usaha nya mengikat Saint untuk selama nya berada di sisi nya sudah berhasil.

" Kandungan nya masih lemah Perth, setidaknya hingga trisemester ini terlewati...dan kau_tahan nafsu mu dulu. Ck aku tau seperti apa kau selama ini..." cicit James.

" Ku usahakan paman, tapi aku tidak janji..." sahut Perth santai.

Ingin rasanya James menendang nya keluar dari hadapan nya saat ini juga, tapi sayang ia adalah keponakan satu-satunya yang ia miliki dari mending adik perempuan nya.

Setelah menebus obat di apotik, kedua nya langsung pulang ke apartemen.
Sepanjang jalan Saint terdiam sembari mengusap perut nya yang masih rata, di pikiran nya terus terngiang semua percakapan antara dokter James dan Perth tadi.

Keluar dari mobil bahkan Perth tak memperbolehkan Saint untuk berjalan, kembali ia mengendong Saint hingga menuju ke apartemen mereka.

" Perth, kenapa ke sini ? Kamar ku kan di sana..." bingung Saint, karena Perth membawanya masuk ke dalam kamar pria itu.

" Mulai hari ini dan seterusnya, kita akan tidur di ranjang yang sama..." ucap Perth.

" Hah ?" kaget Saint.

Dengan Hati-hati Perth menurunkan Saint di atas ranjang, lalu ia pun duduk di samping nya.

" Minum obat mu dulu, setelah itu istirahat." ucap Perth, Saint mengangguk patuh.

Perth keluar dari kamar, tak lama kemudian kembali dengan membawa segelas air putih.

" Apa semuanya harus ku minum ?" tanya Saint.

Perth melihat satu persatu bungkus obat itu, dan membaca nya.
" Dua obat ini kau minum sehari 3 kali, kalau ini vitamin nya cukup 1 kali saja..."

Saint mengangguk mengerti, kemudian ia mulai meminum obat nya.

Perth beranjak dari duduknya, dan membuka laci nakas. Ia mengambil sesuatu, entah apa itu.
Kembali Perth duduk di samping Saint, dan meraih kedua tangan gadis itu.

HURTS ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang