Saint menghampiri Perth yang kini sedang duduk di pinggir ranjang, dan usapan lembut pada punggung nya Perth rasakan.
" Perth...aku tidak tau seberapa besar rasa kehilangan dan juga kebencian mu pada kakek saat ini, tapi...bisakah kau merelakan semua nya Perth. Ikhlas kan semua nya...dan cobalah memaafkan kesalahan kakek mu." ucap Saint lembut.
Perth tetap terdiam, tatapan nya lurus ke depan menatap lantai kamar nya.
" Coba pikirkan baby...aku tidak ingin baby tumbuh dengan melihat dan merasakan kebencian mu pada kakek...ku mohon Perth." melas Saint.
Terdengar helaan nafas dari Perth, perlahan ia menoleh ke samping dan menatap Saint lekat.
" Aku pernah mencoba, untuk memaafkan semua kesalahan nya...bahkan aku mencoba melupakan apa yang sudah pernah ia lakukan terhadap ibu ku. Tapi...aku tidak bisa, aku tidak bisa Saint..." kalimat terakhir Perth melirih, dan berganti dengan isak tangis nya.
Saint langsung memeluk Perth, dan mencoba menenangkan kekasihnya.
" Cobalah lagi...dan aku akan membantu mu." ucap Saint.
" Bagaimana jika gagal, dan aku tetap membencinya..." ucap Perth, setelah mengurai pelukan nya
" Kau tau...aku pernah merasakan berada di posisi mu saat ini..." Saint menjeda ucapan nya.
" Dulu aku sangat membenci mu, karena semua kata-kata dan hinaan mu yang selalu kau lontarkan pada ku. Kau selalu menyakiti ku Perth...setiap saat. Namun akhirnya aku tau, begitulah cara mu mencintai ku. Dan aku mulai belajar untuk menerima mu dan mencintai mu...berkali-kali aku merasa gagal namun aku terus mencoba, hingga aku yakin...kalau aku pun mencintai mu." ucap Saint panjang.
" Kalau aku bisa memaafkan semua kesalahan mu, mengapa kau tidak bisa melakukan hal yang sama Perth..." sambung Saint.
Kembali Perth memeluk Saint, kemudian tubuhnya bergetar. Seperti nya ia tengah menangis.
Saint membiarkan Perth tetap menangis, tanpa mau menghentikan tangisan kekasihnya. Mungkin itu satu cara agar Perth bisa mengeluarkan semua rasa sesak yang ia rasakan selama ini.*
Di sinilah akhirnya mereka berdua, di depan sebuah rumah mewah milik Jira Tanapon.
Saint sampai tak habis pikir, Perth rela tinggal di apartemen biasa daripada tinggal di rumah mewah itu." Selamat datang tuan muda..." sapa hormat seorang security di rumah itu.
Perth hanya mengangguk pelan, lalu menuntun Saint untuk masuk ke dalam rumah mewah itu.
Pintu pun terbuka, di sambut pekikan bahagia oleh seorang wanita tua.
Bibi Jew namanya, kepala pelayan di rumah itu yang dulu pernah mengasuh Perth sewaktu masih bayi." Apa kabar bibi ?" sapa Perth.
Bibi Jew menatap Perth dengan linangan air matanya, yang membasahi wajah tua nya." Sudah begitu lama aku merindukan mu nak..." ucap bibi Jew, dan langsung memeluk Perth.
Perth pun balas memeluk bibi Jew, bahkan mencium kening nya. Semua itu di saksikan oleh Saint yang kini menatap haru kepada mereka.
" Siapa dia ? Apa dia calon istri mu ?" tanya bibi Jew.
Perth mengangguk.
" Bibi tau dari mana ?" tanya Perth balik." Tuan besar yang bilang, katanya calon istri mu sedang mengandung cicit nya..." ucap bibi Jew, seraya tersenyum kepada Saint.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat