Chap 12

517 84 26
                                    

Cerita lengkap dan tanpa skip, bisa kalian baca di pdf nya.
Minat ? Langsung order sama mae.


Happy reading


🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋


Saint mematut pantulan dirinya di depan cermin wastafel, sembari merapihkan hodie yang ia pakai.

" Untung tidak kelihatan..." gumam Saint pelan.

Kemudian ia berjalan menuju ke pintu, berniat ingin keluar dari toilet.
Namun tiba-tiba pintu toilet terbuka, dan masuklah Prim bersama Gigie.

Saint otomatis mundur ke belakang, dan menggeser tubuh nya ke samping memberi jalan untuk Prim dan Gigie masuk ke dalam toilet.

Namun...

Grepp

Tangan Prim langsung mencekal tangan nya dengan kencang, hingga Saint meringis kesakitan.

" Aaww sakit Prim..." rintih Saint, karena cekalan tangan Prim tidak main-main kencang nya.

Gigie langsung menutup pintu toilet, dan berdiri tepat di depan pintu. Sepertinya gadis itu memang sengaja menghalangi jalan untuk keluar.

" Ka_kalian...mau apa ?" gugup Saint, apa lagi saat melihat tatapan tajam Prim dan Gigie.


" Mau tau apa salah mu hah...dasar cupu !" cetus Prim.

Saint menatap Prim tak mengerti, sungguh dirinya tak mengerti apa salah nya kepada kedua gadis itu.


" Berapa Perth membayar mu hah ?!" tanya Prim nyalang.

Saint ternganga mendengar nya.

" Kau tuli, atau pura-pura bodoh...aku tanya pada mu, berapa Perth membayar mu saat kau menemani nya tidur ?!" ulang Prim.

Saint langsung menggeleng kencang.

" Tidak di bayar ?" cetus Prim, dengan nada mengejek.

" Apa ku bilang Prim, pasti dia memberi nya gratis..." cicit Gigie, dan langsung tertawa bersama Prim.

" Itu tidak benar !" bantah Saint.

Prim langsung mendelik kepada Saint, menghujam tatapan tajam nya kepada Saint.
" Kau pikir aku buta dan bodoh hah, tadi aku lihat kau keluar dari mobil Perth...untuk apa ?"

Saint terdiam, ia merasa terkejut juga ternyata Prim melihat nya.

" Mungkin dia habis memberi servis oral pada Perth..." cetus Gigie.

" Mungkin juga...pasti Perth membayar nya." tambah Prim.

" Itu tidak benar, aku tidak melakukan itu..." ucap Saint, kedua mata nya kini sudah berlinang air mata. Semua ucapan Prim dan Gigie sungguh merendahkan harga diri nya.


" Ku ingatkan pada mu cupu...Perth itu milik ku, hanya milik ku. Awas jika aku melihat mu tebar pesona lagi pada nya !" kecam Prim, dan langsung mendorong tubuh Saint.

" Aakkhh !" Saint langsung jatuh tersungkur di lantai kamar mandi, dan lutut nya terluka.

Dengan tega nya Prim dan Gigie meninggalkan Saint begitu saja, bahkan tak membantu nya sama sekali.


" Hiks hiks..." Saint terisak, mencoba bangun dengan susah payah dan keluar dari toilet.


Dengan langkah tertatih-tatih Saint berjalan menuju ke kelas nya, hingga ia bertemu dengan Moi dan Rin di koridor.

HURTS ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang