Jika dikatakan nasib ya beginilah adanya. Libur kemarin Zeline tak bisa memanfaatkannya dengan baik, jika bukan karena Nenek Aliya sudah Zeline sumpahi dari awal. Lihatlah sekarang, Nenek tua itu sudah duduk manis di meja makan. Tidak ada yang menemani karena sang suami tercinta meninggal karena tidak kuat dengan sikapnya.
“Tumben murung amat, kesambet hantu dari mana nih?”
Zeline duduk di hadapan Aliya, wajah Neneknya terlihat sangat murung tak seperti biasanya.
“Dasar Cucu durhaka, kamu isi apa seblak saya kemarin!?” tanya Aliya sengit. Tak habis pikir dengan Cucunya yang satu ini, berani sekali mengerjai dirinya.
Zeline nampaknya tahu apa alasan Neneknya menampakkan wajah seramnya. Ternyata masalah kemarin.
“Sedikit bermain sama Nenek, karena sudah menganggu jam istirahat Zeline.”
Aliya merenggut kesal, tunggu saja pembalasannya ia akan berbuat lebih mengerjai Cucu nakalnya ini.
“Zeline berangkat ya, Nek. Mama bilangnya sih masih lama di luar kota, terus Mbak Narti sama Pak Toni sudah pulkam. Hati-hati aja sendirian di rumah, soalnya banyak penunggunya.”
Zeline langsung pamit pergi, setelah tugasnya selesai Mbak Narti ijin pulang kampung dengan sang suami. Untung saja Zeline sudah menghubungi sopir Bus untuk berhenti di depan kompleknya.
Sedangkan bulu kuduk Aliya langsung merinding seketika, benar-benar ya Cucunya itu sangat menyebalkan. Bisa-bisa ia secepat mungkin menyusul sang suami ke alam yang berbeda.
“Saya sumpahi kamu bertemu orang gila di jalan. Dasar Cucu menyebalkan!” gerutu Aliya.
***
Kini Zeline sedang berdiri di dalam Bus karena semua tempat sudah penuh. Tak sendiri, ada sekitar empat orang yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Bus berhenti karena ada siswa yang akan masuk ke dalam, saat melihat siapa orangnya ternyata teman sekelasnya yaitu Gale.
“Zeline?” beo Gale saat melihat Zeline. Tumben sekali perempuan itu naik Bus.
Gale berdiri di belakang Zeline namun berjarak lumayan jauh. Tak berselang lama Bus berhenti, masuklah seorang laki-laki. Laki-laki tersebut langsung berdiri di belakang Zeline sangat mepet sekali. Zeline yang tersadar akan hal itu ia langsung maju sedikit memberi jarak.
Namun, laki-laki tadi malah semakin mepet bahkan ingin menarik pinggang Zeline. Sebelum hal itu terjadi Gale lebih dulu menarik pinggang Zeline membuat si empu kaget.
“Lo mau di lecehin,” bisik Gale pada Zeline.
Gale langsung melepas tangannya dari pinggang Zeline takut si empu tak nyaman lalu ia berdiri di belakang Zeline, otomatis Gale berada di tengah-tengah.
Jantung Zeline langsung berdetak takut, sial jangan sampai membuatnya trauma. Baru pertama kali naik Bus ia sampai mau dilecehkan, walaupun Bus ini khusus untuk siswa tak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang tak diinginkan.
Zeline langsung bernapas lega saat tiba di sekolah, ia buru-buru turun dari Bus. Tak lupa menunggu seseorang yang telah menyelamatkannya tadi.
“Makasih,” ujar Zeline pada Gale saat laki-laki itu berada di depannya.
Tak menunggu jawaban dari Gale, Zeline langsung pergi menuju kelas.
“Teman sekelas seperti orang asing,” ujar Gale.
Zeline Laiba, perempuan yang dikenal oleh teman-temannya pendiam. Mereka jarang berbicara dengan perempuan cantik itu, bahkan Zeline selalu menjadi juara kelas bahkan sering menjadi juara pararel.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOPHILE : Mental Health ✔
أدب المراهقينAku bukan Anisa! Aku adalah Zeline. Zeline Laiba bukan Anisa Laiba. Kita saudara, tapi kita tak sama. Diamku bukan aku takut, melainkan aku malas meladeni semua kemauanmu. Aku adalah aku, bukan Anisa atau yang lainnya. Paham? Zeline hidup dalam ma...