Disisi lain Genzo tak kunjung menemukan kakak nya itu. Di mana pun tempat yang pernah di datangi oleh Fairuz sudah di datangi oleh Genzo. Tapi, Genzo tak mendapatkan hasil apapun.
"Mas Fairuz, mas ini dimana sebenar nya. Akhir akhir ini aku benar benar belum melihat mas sama sekali."gumam Genzo risau.
Akhirnya Genzo memutuskan untuk beristirahat, karena hampir setengah hari Genzo mencari Fairuz. Genzo duduk di bawah pohon besar hingga akhirnya Genzo tertidur disitu.
"Saya terima nikahnya Tasya Ela Binti Efendi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi sah?"
"Sah..."
"Sah..."
"Gus..... Gus Genzo, bangun. Ini sudah hampir Magrib. Ndak baik jam segini tidur di bawah pohon besar begini."
"Eh.... Ustadz Rival, Alhamdulillah Ustadz membangunkan saya, kalau tidak bisa sampai besok saya tidur disini."
"Tadi selepas mengajar saya bertemu Kyai Anas dan Umi Anis. Beliau menanyakan sampean Gus. Akhirnya, saya menceritakan soal Gus meminta untuk saya gantikan kelas mengajar nya. Lalu, Umi Anis meminta tolong saya untuk mencari sampean." Jelas Ustadz Rival.
"Terima kasih banyak Ustadz Rival. Lagi-lagi saya merepotkan sampean."
"Santai Gus santai. Maaf sebelumnya, yang tadi katanya Gus Genzo ada keperluan itu, apakah keperluan tidur dibawah pohon Gus?" Tanya Ustadz Rival heran.
"Wah!!!... Ya ndaklah. Sebenarnya saya lagi nyari Mas Fairuz. Sudah beberapa hari saya ndak ketemu, saya benar-benar khawatir Ustadz."
"Ya Allah... Gus Fairuz hilang gitu maksud nya?"
"Sepertinya begitu."
"Sudah...sudah!! Gus Genzo tenang aja. Besok kita cari Gus Fairuz sama sama. Untuk hari ini sudah cukup dulu Gus, nanti saya di marahin Umi Anis kalau Gus ndak segera kembali ke Pesantren. Ayo Gus saya bantu." Jelas Ustadz Rival sambil mengulurkan tangan untuk menolong Genzo bangkit.
Setelah Genzo membalas uluran tangan Ustadz Rival, Genzo masih terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
["Saya terima nikahnya Tasya Ela Binti Efendi dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."]
"Wanita itu... siapa dia? Mengapa dia muncul dalam mimpi ku.
Dia sangat cantik, rambutnya terurai. Tasya...."
Gus... ayo! Jangan khawatir besok pagi setelah Sholat subuh kita langsung bergegas mencari Gus Fairuz." Jelas Ustadz Rival menyakinkan Genzo sekaligus menghentikan lamunan Genzo.
"Iya Ustadz."
Diperjalanan menuju Pesantren Genzo dan Ustadz Rival berbincang bincang, hingga akhirnya Genzo meminta Ustadz Rival untuk menjadi Ustadz menetap di Pesantren Al Ihsan.
"Ustadz Rival, kalau Ustadz berkenan bagaimana kalau sampean jadi Ustadz menetap di Pesantren Abi?"
"Wah! Saya ndak bisa menolak permintaan nya sampean Gus. Tapi, biar lebih sopan Gus Genzo meminta izin dulu sama Kyai Anas dan Umi Anis."
"Ya kalau soal itu Ustadz tenang saja. Pasti Abi, Umi setuju. Karena ini kan tahun ajaran baru. Jadi, banyak murid murid baru. Disamping itu saya juga sering sibuk Ustadz, dan masalah tempat tinggal Ustadz ndak usah khawatir, di pinggir pesantren ada kamar ya lumayan besar, saya yakin Ustadz Rival nyaman disana." Jelas Genzo seperti benar benar mengharapkan Ustadz Rival bersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Temui Kau Disepertiga Malam
General FictionSeorang anak Kyai yang menuntut ilmu di Kairo, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya. Persahabatan kyai Anas dan kyai Mansyur sangatlah erat. Sampai-sampai disaat kyai Mansyur meninggal, kyai Anas mas...