Waalaikumusallam." jawab umi Anis dan Zeline serentak.
***
"Sedang membahas apa ini? kelihatannya serius sekali. tanya Genzo yang sengaja memancing pembicaraan.
"Pernikahan." jawab umi Anis dengan serius.
"Alhamdulillah!!! pernikahannya mas Fairuz ya umi?" tanya Genzo dengan raut wajah berseri-seri."
"Bukan."
"Lantas siapa yang akan menikah umi?" tanya Genzo heran.
"Kamu nak." jawab Umi Anis singkat.
"Haa??? lalu mas Fairuz?" tanya Genzo dengan nada sedikit kesal dan berusaha sabar.
"Umi ndak tau, mengapa kakakmu memutuskan tidak akan menikah sebelum kamu terlebih dahulu yang menikah nak. Umi mengambil keputusan ini juga untuk Fairuz. Umi berfikir kalau kamu segera menikah, maka Fairuz akan segera menyusul. Sebab itu umi harus segera melangkah, karena ini untuk masa depan kalian nak."
Umi Anis menjelaskan pada Genzo alasan menikahkannya terlebih dahulu daripada Fairuz. Sembari mengingat waktu dimana Fairuz meminta agar Genzo yang menikah terlebih dahulu.
["Umi... Fairuz boleh meminta satu permintaan?"
"Tentu boleh nak, permintaan apa itu nak?"
"Fairuz mau Genzo yang menikah terlebih dahulu. Fairuz ngga akan menikah kalau Genzo belum menikah."
"Astagfirullah nak!!! Mengapa permintaan mu seperti itu. Jelaskan pada Umi alasan dari permintaanmu."
"Suatu saat umi akan tau dengan sendirinya. Bagaimana umi mau kan menuruti apa yang Fairuz minta. Fairuz ndak minta banyak umi. Hanya itu saja."
umi Anis menganggukkan kepalanya dengan terpaksa.]Fairuz yang ternyata sedang menguping pembicaraan mereka dari kejauhan pun tak bisa menahan kebahagiaan nya, karena mendengar adiknya itu akan menikah. Di saat Fairuz hendak menghapiri mereka, langkah Fairuz terhenti.
"Dengan siapa Genzo akan menikah umi?"
"Zeline Alyama Binti Mansyur Ali."
Fairuz, Genzo tak terkecuali Zeline. Mereka sama-sama terkejut. Karena sebelumnya umi Anis dan Zaline memang membahas pernikahan. Tapi, belum mengatakan siapa dengan siapa yang akan menikah.
Disisi lain, Genzo seperti tak menginginkan pernikahan itu. Sedangkan Zeline, antara bahagia dan sedih. Bahagia karena Zeline memang diam-diam menyimpan perasaan pada Genzo. Dan sedih nya karena melihat ekspresi wajah Genzo seperti tidak bahagia.
"Genzo ngga tau harus bagaimana, berkata apa, dan berbuat apa. Umi Genzo pergi dulu, Assalamuallaikum." Genzo beranjak pergi dengan perasaan kesal.
"Umi Genzo sepertinya ndak setuju dengan keputusan umi. Kasian Genzo nya umi, kalau harus terpaksa menerima Zeline. Begitupun Zeline, Zeline ndak mau ada keterpaksaan disini, bagi Zeline pernikahan bukanlah soal sah lalu selesai."
"Umi tahu Zeline. Tapi, umi yakin dengan berjalannya waktu ndak ada lagi kata terpaksa. Umi yakin Insyaallah kalian berdua akan bahagia, jalani saja dulu."
Zeline terdiam memikirkan apa yang dikatakan umi Anis. Sementara Genzo mencari Fairuz untuk menanyakan segala hal kepada Fairuz. Mulai dari pendapat, dan pastinya alasan mengapa Fairuz memutuskan untuk tidak menikah terlebih dahulu sebelum Genzo yang menikah.
"Mas Fairuz di mana ya." gumam Genzo setelah lumayan lama mencari Fairuz.
"Mengkin dia sedang ada urusan diluar. Sambil nunggu mas Fairuz, lebih baik aku ketempat favoritku dan mas Fairuz waktu kecil dulu. Karena tempat itu, selalu bisa mendamaikan jiwa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Temui Kau Disepertiga Malam
General FictionSeorang anak Kyai yang menuntut ilmu di Kairo, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya. Persahabatan kyai Anas dan kyai Mansyur sangatlah erat. Sampai-sampai disaat kyai Mansyur meninggal, kyai Anas mas...