《Kekhawatiran Seorang Ibu》

222 165 152
                                    

Umi Anis yang kebetulan lewat segera menghampiri Kyai Anas yang masih menarik nafas panjang dengan raut wajah cemas.

"Abi..... Abi kenapa?"

"Umi... anak kita Fairuz kecelakaan."

"Astagfirullah hal adzim... abi tau dari mana? Bagaimana keadaannya? Dimana dia sekarang? Abi... umi mau ketemu Fairuz. Antar umi temui Fairuz." Umi Anis histeris layaknya seorang ibu yang lagi mengkhawatirkan anaknya.

"Iya umi sabar... Abi juga khawatir. Sekarang serahkan semua kepada Allah. Sudah umi jangan menangis lagi, Abi yakin Fairuz adalah anak yang kuat." Hibur Kyai Anas.

"Iya bii umi serahkan semuanya kepada Allah. Tapi sekarang umi mau ketemu Fairuz. Antar umi bi."

"Baiklah! Mari kita berangkat."

*
*
*

"Genzo...Genzo mana kakakmu?" Tanya Umi Anis yang baru sampai dengan nafas tak beraturan.

"Sabarr umi, Umi atur nafas dulu.

Umi Anis mengiyakan tanpa mejawab.

"Hmmm....huuu

"Bagaimana? Sudah lebih baik umi?"

"Iya Gen, umi sudah lebih baik. Fairuz didalam ruangan ini." Tanya Umi Anis dan menunjuk ruangan yang ada di belakang Genzo.

"Iya umi mas Fairuz didalam. Tapi belum bisa masuk sekarang umi mas Fairuz harus istirahat dulu."

"Lalu kapan umi bisa masuk."

"Mungkin 1 jam mendatang umi. Umi harus sabar."

"Umi ndak bisa sabar Gen. Fairuz anak pertama umi, anak yang pertama dititipkan Allah kepada umi. Dan dia juga anak yang pertama kali keluar dari rahim umi Gen. Umi benar-benar khawatir Genzo...

Umi Anis sock dengan musibah yang menimpa pada Fairuz.

"Iya umi Genzo tau umi khawatir sama mas Fairuz. Tapi sekarang kita ndak bisa berbuat apa-apa kecuali berdo'a agar ndak terjadi apa-apa sama mas Fairuz."

***

"Waktu menujukkan pukul 15:00 WIB pertanda telah memasuki waktu Ashar. Kyai Anas mengajak semua yang menunggu Fairuz untuk melaksanakan Sholat terlebih dahulu.

"Mari kita sholat dulu. " Ajak Kyai Anas.

"Tapi abi...

Abi tau kalau umi sedang khawatir dan masih ingin menemani Fairuz. Tapi akan lebih baik kita sholat dan berdoa kepada Allah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan umi." Kyai Anas memotong apa yang hendak diucapkan oleh Umi Anis.

"Ya Allah maafkan hamba yang telah gagal menjadi seorang ibu. Berikan kesembuhan kepada anakku Fairuz Ya Allah. Jangan engkau berikan sakit kepada anakku. Berikan saja semua rasa sakit yang dirasakan oleh Fairuz kepadaku, bahkan nyawa sekalipun hamba rela bila harus ditukar dengannya. Ya Allah yang maha penyayang diantara penyayang.

Umi Anis melangitkan semua do'a-do'a nya yang diucapkan didalam hatinya yang paling dalam.

Disaat umi Anis sedang berdo'a Fairuz yang sedang tidur dan berlumuran luka itu mengeluarkan air mata satu demi satu tanpa ia sadari. Dan berteriak mengeluarkan kata Umi.

Umi Anis yang masih berdo'a pun langsung teringat anaknya Fairuz, lalu segera beranjak menemuinya.

"Umi bagaimana kabar umi? Fairuz merindukan umi." Tak sadar Fairuz berbicara pada dirinya sendiri.

"Umi baik nak, Alhamdulillah." Jawab umi Anis yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Fairuz.

"Umi Fairuz takut... umi jangan kemana-mana. Tetap disini saja bersama Fairuz." Pinta Fairuz sambil berusaha memeluk umi Anis.

"Umi disini nak, umi ndak akan kemana-mana. Sekarang yang terpenting kamu cepat sembuh yaa nak."

*
*
*

Ku Temui Kau Disepertiga Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang