《Pernikahan Lagi Pernikahan Lagi》

200 118 352
                                    

Satu bulan kepergian umi Anis telah berlalu. Kyai Anas mulai membicarakan masalah pernikahan Genzo dan Zeline.

"Iya tentukan tanggal yang tepat, kita harus mempersiapkan semua dengan matang." Ujar Kyai Anis.

Kebetulan saat itu siang hari, Genzo yang sedang istirahat dikamarnya pun mendengar suara berisik dari luar. Yang mengundang nya untuk keluar dan melihat ada apa gerangan.

"Abi ada apa ini." Tanya Genzo heran.

"Ini nak, Abi sedang mempersiapkan pernikahanmu, waktu itu kan sempat kita kita tunda karena banyak nya masalah."

"Abi, Abi kira Genzo....

Fairuz yang baru datang dari belakang lalu menepuk pundak Genzo, dan mengajak Genzo duduk.

"Duduk dulu, biar santai. "

"Santai gimana mas? Dari awal ini udah ndak santai sama sekali, sekalipun Genzo duduk."

"Ko jadi marah sama mas."

"Mas ndak tau apa yang Genzo rasakan, Abi juga sama."

"Iya deh maaf, makanya ayo duduk dulu."

Genzo pun duduk dengan raut wajah yang sedikit kesal.

"Jadi, kapan bii tanggal pernikahan Genzo?" Fairuz mewakili Genzo untuk bertanya tentang pernikahan Genzo, karena Fairuz tahu bahwa adiknya itu tidak mungkin bertanya.

"15 Juli bulan depan nak, bagaimana menurutmu?"

"Emmm,... 15 Juli yaa? Bagus bii. Tanya dulu sama Genzo bii, kalo Fairuz sudah pasti setuju, asalkan yang terbaik buat Genzo."

"Bagaimana Gen?" Tanya Kyai Anas.

Hmmmm... huuuuuh

Genzo menarik nafas, bermaksud untuk meredakan amarah nya. Meskipun dia tahu cara tersebut akan gagal.

"Terserah abi saja." Ujar Genzo singkat.

"Ya sudah kalau begitu. Berarti mulai sekarang kita sudah harus memulai sedikit persiapannya, biar nanti di hari H nya semua sudah matang." Pinta Genzo pada para undangan Kyai Anas yang sedang merapatkan pernikahan Genzo.

"Sudah bii?" Tanya Genzo.

"Belum nak, ada apa memangnya?" Kyai Anas bertanya kembali.

"Genzo ada urusan. Biar mas Fairuz saja yang mewakili Genzo, Genzo pamit bii, Assalamuallaikum."

"Waalaikumusallam." Semua yang ada di ruang tamu mejawab serentak, dan merasa sangat aneh.

"Maaf anak saya yang satu itu memang sedikit aneh kelakuan nya."

"Bisa-bisa nya aku yang di suru mewakili, yang mau nikah juga siapa. Genzo..... Genzo." Gumam Fairuz.

*
*
*

"Lama-lama bisa stres kalo begini terus. Ayo Genzo lakukan sesuatu." Genzo berbicara pada dirinya sendiri sambil menjambak rambutnya.

"Gus...? Kenapa kelihatan gelisah sekali." Ustadz Rival yang hendak mengajar terhenti karena melihat Genzo di setengah perjalanannya.

"Eh ustadz, Ndak papa ustadz."

"Oh kalau begitu saya lanjut ya."

"Iya Ustadz."

"Assalamuallaikum."

"Waalaikumusallam."

Ustadz Rival pun pergi meninggalkan Genzo, belum sampai sepuluh langkah ustadz Rival meninggalkan Genzo, Genzo memanggil Ustadz Rival dan menghampirinya.

Ku Temui Kau Disepertiga Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang