Genzo membawa umi Anis ke rumah sakit Bunga Husada juga, tempat dimana Fairuz di rawat. Sesampainya Genzo di rumah sakit ia segera meminta tolong suster untuk segera menanganinya.
"Tolongg lakukan yang terbaik untuk ibu saya." Pinta Genzo sembari mengejar tandu yang didorong para suster.
"Kami akan berusaha mas."
"Yang sabar guss." Hibur Ustadz Rival.
"Kurang sabar apa saya ustadz." Genzo berusaha mengatakan dengan kuat.
Ustadz Rival memeluk Genzo, Genzo pun membalas pelukannya dengan pandangan kosong.
"Ustadz... saya pergi dulu ya. Tolong jangan umi." Genzo segera mengakhiri pelukannya.
"Iya baik, tapi gus Genzo mau kemana?"
"Saya mau memberitahukan pada Abi."
"Oh iya Gus silahkan."
***
Genzo berjalan dengan pandangan kosong. Sampai-sampai Genzo tak menyadari kalau dia menabrak seseorang.
"Maaf-maaf." Sembari menolong mengumpulkan buku-buku yang jatuh berantakan karena Genzo.
"Iya ngga papa."
Disaat Genzo melihat kedepan, Genzo dikejutkan dengan apa yang ia lihat.
"Tasyaa." Kata yang dengan sendirinya Genzo ucapkan.
"Tasyaa?? Hiks...hikss...hikss... dapet namanya dari mana?" Tanya seorang yang ditabrak oleh Genzo yang ternyata seorang wanita.
"Maaf saya buru-buru, permisi." Genzo meninggalkan wanita itu dengan langkah yang begitu cepat.
"Namaku Marsella bukan Tasya." Teriak wanita itu dengan senyuman manis dan mengelengkan kepalanya.
*
*
*Tiba lah Genzo didepan ruangan Fairuz. Genzo memberusahakan diri untuk masuk kedalam. Genzo menarik nafas dalam-dalam.
"Assalamuallaikum." Salam Genzo sembari Membuka pintu.
"Waalaikumusallam... Mana umi Gen?" Tanya Fairuz heran.
"Iya Gen umi dimana?" Kyai Anas menanyakan hal yang sama membuat Genzo semakin bingung.
"Umii... abi, sebentar Genzo ada perlu sama abi, mas Fairuz ndak papa kan Genzo tinggal sebentar." Genzo enggan memberitahukan berita buruk itu pada Fairuz, karena khawatir akan keadaan Fairuz.
"Iya Gen ndak papa."
Kyai Anas dan Genzo keluar dari ruangan Fairuz lalu duduk dikursi yang ada disebelah Genzo.
"Duduk dulu abi."
"Kamu mau membicarakan tentang apa nak?" Tanya Kyai Anas dengan tatapan fokus pada Genzo.
"Abiii... umi kecelakaan, maafkan Genzo Abi, Genzo terlambat."
"Innalilahi waainnailaihi rojiun. Kamu ndak salah nak, ini sudah menjadi takdir Allah." Kyai Anas berusaha tegar, Genzo yang melihatnya lalu memeluk Kyai Anas dengan air matanya yang menetes.
"Lalu dimana sekarang umi nak."
"Umi masih di ruang ICU bii, keadaan umi benar-benar darurat. Dan Umi dirawat di rumah sakit ini juga." Ujar Genzo yang sembari melepaskan pelukannya pada Kyai Anas.
"Hapus air mata mu nak, Abi tau kamu kuat." Kyai Anas menghapus air mata Genzo yang tak mau berhenti karena kesedihannya yang begitu mendalam.
"Benar Genzo kuat bii, tapi untuk yang satu ini Genzo rapuh." Genzo menatap wajah Kyai Anas dengan sayu, membuat Kyai Anas meneteskan air mata nya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Temui Kau Disepertiga Malam
General FictionSeorang anak Kyai yang menuntut ilmu di Kairo, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya. Persahabatan kyai Anas dan kyai Mansyur sangatlah erat. Sampai-sampai disaat kyai Mansyur meninggal, kyai Anas mas...