Hari pertama Genzo menjabat sebagai dosen
"Bi, ini hari pertama Genzo jadi dosen, doa in lancar ya bi." Genzo meminta restu pada Kyai Anas.
"Loh, jadi dosen?
"Iya bii."
"Alhamdulillah, semoga lancar semua nya Gen, abi senang sekali."
"Aamiin... bii Genzo pamit ya Assalamuallaikum."
"Waalaikumusallam...
Gen, pernikahan mu dengan Zeline bagaimana?" Tambah Kyai Anas.
"Bukannya abi yang mengatur semuanya, Genzo bahkan ndak tau satu pun tentang hal itu, dan bagaimana rencananya" Ujar Genzo dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah menjadi kesal.
"Abi bingung nak, sebenarnya mau kamu bagaimana."
"Setelah abi mempersiapkan semua hal tentang pernikahan Genzo, dan mengundang semua keluarga jauh abi untuk merapatkan pernikahan Genzo, sekarang abi baru tanya mau Genzo gimana? Abi tanya sama hati nurani abi, Assalamuallaikum."
"Waalaikumusallam."
Maafkan abi Genzo... batin Kyai Anas.
Ahhh!!!
Ngomong apa kamu Gen, ngga seharusnya kamu keluarkan kata-kata itu pada abi, Genzo minta maaf bii." Genzo berjalan sambil menyesali apa yang di katakan pada Kyai Anas tadi.*
*
*Sesampainya Genzo di kampus, tak sedikit mata yang memandang Genzo dengan kagum dan heran.
"Ya ampunnn!!! Mahasiswa baru?"
"Siapa sih dia kok aku baru liat."
"Gila sih ganteng banget."
"Ya ampun, bagian gue nihh."
Disaat Genzo berjalan dan hampir dekat dengan kerumunan yang sedang membicarakan nya mereka semakin tak kuasa menahan diri untuk mendekati Genzo.
Haiii, mahasiswa baru ya? Kenalin aku Dewi." Sapa Dewi dengan mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada Genzo.
Genzo hanya merekatkan kedua telapak tangan nya karena enggan berjabat tangan dengan Dewi.
"Mar!!! Udah dong moto-motonya. Nih liat mahasiswa baru ganteng banget." Ujar wanita disebelah Dewi.
"Apaan sih, mana yang ganteng mana lebay banget." Jawab wanita yang di panggil Mar tadi.
"Ini nih, liat dulu baru komen."
"Issss ganggu banget."
Disaat wanita itu membalikkan badan nya betapa terkejutnya dia melihat siapa Yang dia lihat, begitu pula dengan Genzo.
"Loh.... kamu yang di rumah sakit waktu itu kan?"
"Iya betul, kamu Tasya kan?" Giliran Genzo yang bertanya.
Hiks... hikss.. hikss
Sebenernya kamu dapat nama dari mana sih, dari mimpi? Kok maksa banget bilang namaku Tasya."
"Eumm, dapat dari mana ya?" Ujar Genzo sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Dihh, ditanya balik nanya, wkwkwk."
"Ya sudah saya duluan, Assalamuallaikum."
"Waalaikumsalam."
"Lho mar, ngapain lu jawab, ingat agama." Ujar Dewi.
"Ihhh suka-suka gue."
"Eh tapi guys, kalo dia mahasiswa ga mungkin kan style nya kayak gitu, coba lu pikir-pikir lagi, rapi banget kan."Ujar Dewi pada teman-teman nya.
"Liat nanti deh, siapa dia sebenernya."
*
*
*Jarum jam menunjukkan pukul 09:00 WIB. Pertanda kelas mengajar akan segera di mulai.
"Hi Assalamuallaikum..
good morning, let me introduce myself to Genzo Sihabuddin El Rum, I am a new English lecturer at this University.""Hah!!!! Dosen???" Teriak Marsella karena terkejut melihat Genzo.
Suutthh!!!
Marsella medapat kode dari teman sebelah nya.
maybe you have something to ask?
ok if there is no i will start today's lesson.Alright, for our theme today is discussing European cultures.
*
*
*Jam kuliah pun berakhir, para mahasiswa beramai-ramai keluar dan mulai membicarakan Genzo dosen baru mereka.
"Gue bilang juga apa, ga mungkin dia mahasiswa, penampilannya aja kayak gitu." Seru Dewi pada teman-teman satu geng nya.
"Ya siapa yang nyangka, orang masih muda gitu." Tambah teman di sebelahnya.
"Pak Gavinlee muda juga dosen."
"Bener juga sih."
"Tapi yang buat ga nyangka lagi, dia ngajar mata kuliah sastra Inggris lho. Gokil ga tuh." Tambah Marsella.
"Padahal dari muka nya kayak alim-alim gimana gitu, ternyata inggris nya jago, keren sih." Ujar Dewi.
"Kalo kayak gini, gue bakalan semangat kuliah."
"Dihhh inget agama lho Mar." Seru Dewi.
"Iya gue inget, gue ga amnesia bawel banget."
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Temui Kau Disepertiga Malam
General FictionSeorang anak Kyai yang menuntut ilmu di Kairo, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya. Persahabatan kyai Anas dan kyai Mansyur sangatlah erat. Sampai-sampai disaat kyai Mansyur meninggal, kyai Anas mas...