02

5.2K 457 91
                                        

"Pak."

"Hmm.." si bapak, alias Hadi Pribadi ini hanya menyahut panjang, pandangannya fokus pada layar handphone, asik ngescroll Facebook entah liat-liat apa.

"Juan kan gabut gini, sambil nunggu kuliah, bisa kali kerja dulu."

"Mau kerja apaan?"

"Ya... gak tau. Makanya bilang Bapak."

"Ooh." sayangnya Hadi masih serius dengan handphone, mungkin sedang mengilmu Dad Jokes baru. Bisa jadi. Biasanya kan memang lawakan bapak-bapak WA itu dapat dari Facebook.

Juan juga tidak maksa dapat jawaban saat itu juga.. cuma ya kalo bisa jawab saat itu kenapa dinanti-nanti? Tapi memang ayahnya ini masih serius sama Facebook. Jadi Juan menyerah saja. Nanti juga ingat Juan bicara apa.

Sebenarnya Juan juga belum benar-benar dapat kuliah, ia tidak lulus ujian tertulis masuk PTN, rencananya Hadi mau mendaftar jalur mandiri saja. Tapi anaknya ini, alias Juan juga ogah-ogahan untuk kuliah, maunya kerja-kerja-kerja, biar bisa bantu bapak! Ya luluh sih. Cuma ya tetap saja! Hadi penganut pendidikan itu penting! Minimal D3, baru kerja. Kalau bisa lanjut S1, ya lanjut lagi S2, ya lanjut! Sampai benar-benar jadi orang yang menguasai semua!

Tapi ya Juan malas. Gabut sedikit pikirannya langsung: enak ya cari kerja, lumayan kalo kerja, kalo mau jajan gak usah minta bapak. Ya ada benarnya juga, tapi sekadar lulusan SMA jaman sekarang mana bisa dapat kerja enak?

Akhirnya belakangan ini Juan lihat-lihat jurusan jenjang D3, yang cepat saja, gak mau ngambil S1 lama-lama empat tahun kuliah. D3 juga sekiranya ilmu yang langsung berguna di dunia kerja.

Karena Hadi kerja di pabrik, Juan jadi ada niatan untuk ngambil jurusan elektro, atau kimia, tapi setelah dipikir-pikir... nanti otaknya meledak gak?

Soalnya, ini pemikiran Juan saja ya, kalau jurusan lain itu dpaat kerjanya nanti agak susah, atau malah tidak sejalan dengan kuliah. Kalau gitu... buat apa kuliah empat tahun euy?

Jadi yaudah, bapaknya juga sibuk fesbukan, Juan juga balik ke kamar saja. Chatingan, atau malah video call sama ayang. Kangen juga, lama gak ketemu efek LDR.

"Lagi apa kamu?"

"Baru ke kamar, barusan nyamperin Bapak dia malah asik fesbukan." tutur Juan, matanya fokus ke layar handphone, memperhatikan si ayang lagi sisiran baru beres mandi. "Kamu mau keluar?"

"Iya, si Putri ngajak nonton. Ya aku okein aja lah, gabut juga di rumah."

"Hmm, nonton sama akunya kapan?"

"Ya kamu lah kesini, gak capek apa LDR terus? Kalo aku kesana ijinnya susah tauu."

"Iya sih. Aku juga lagi gabut, tapi kesana tuh aku butuh uang Nis, biar bisa jajanin kamu."

"Bisa jajan sendiri ya aku."

Juan ikut senyum-senyum, pacarnya lucu sih. Bikin kangen.

"Juan, kalo nanti aku gak bales chat, kamu tau lah ya aku lagi apa."

"Iya paham aku, palingan nanti malem juga ngilang, asik nginep di rumah Putri."

Si ayang, yang namanya Anis ini tertawa, Juan sampai hapal betul tentang Anis, padahal LDR. "Abis kalo udah sama Putri tuh, suka ngegibah gitu loh, seru."

"Iyaa, iyaa."

"Sorry ya mas pacar."

"Iyaa mbak pacar." yhaa bucin. "Eh Nis, kamu jadinya daftar ke mana kuliah?"

"Belum tau nih, ibu aku nyuruh disini aja lagi gak boleh ke luar kota. Kamu kemana?"

"Gak tau juga sih. Coba kamu bisa ke luar kota ya."

Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang