13

2.7K 336 72
                                    

Rayhan diam. Cuma bisa diam sambil makan pelan-pelan. Ia sama sekali tidak berani melirik Juan yang duduk di depannya. Kelihatan pusing, mau meledak juga. Rayhan takut.

Siang ini beres sekolah, Rayhan menyusul ke tempat makan dimana Juan dan teman-temannya suka kumpul. Waktu datang, pesanan Rayhah sudah di meja, mie rebus carbonara sama teh leci. Rayhan hanya menyapa ala kadarnya karena begitu datang tadi Juan dan teman satu kelompok Juan ini sedang meributkan tugas.

Matanya melirik, ada Puttro dan Ovi baru datang. Rayhan sudah kenal Puttro, ia juga tau tentang Ovi karena Juan sering cerita, tapi belum pernah bertemu langsung dan ternyata benar, tinggi sekali. Setara Juan!

"Han?"

"Iya." sahut Rayhan balas menyapa. Ia melirik ke meja belakang, Puttro dan Ovi duduk disana, Rayhan yakin nanti kalau ada yang datang lagi pasti lebih milih duduk dengan mereka dibanding dengan Rayhan, Juan dan kelompoknya.

"Gue tuh udah udah bagi tugas kan? Nah si Jefri ini bebalnyaaaa Ya Allah, capek gue ngasih taunya."

"Dit, mending lo coba kontak lagi. Atau ya udahlah kita kerjain beritga aja, jatah dia juga kita kerjain, bodo amat, tinggal namanya gak usah kita tulis."

"Lo tega Cep?"

"Lah? Dia aja tega kok bikin kita bertiga pusing gegara dia, Dit."

Juan tarik napas dalam, melirik Rayhan masih menunduk lalu kembali pada teman-temannya lagi. "Ya mau gak mau. Kita gak usah mikirin dia lah, yang penting kita selesain ini materi PPT, besok presentasi. Kalo nungguin dia lama anjir."

"Nah!" Yusef menjentikan jari setuju. "Lagian kan lo sendiri yang chattingan sama Jefri, dia balesnya oke-oke aja kan? Tapi mana anjir? Okenya tuh mana?!"

Ditha tidak langsung mengiyakan, ia lirik Juan dan Yusef bahkan Rayhan yang cuma diam. "Sorry ya adeknya Juan."

"Hah? Oh. Iya."

Juan melengos, tadinya mau membantah tapi kepalang capek sama tugas kelompok ini.

"Nih gue dapet nih sedikit, tinggal kita parafrasa terus cari sisanya."

"Sini deh gue parafrasain, Cep lo cari lagi coba sisanya, Dit lo benerin lagi tuh PPT partnya si Jepri. Kesel gue."

"Ya sama Ju." Ditha ikut mendumal.

Ketiganya kini makin serius dengan tugas. Rayhan makin terabaikan. Sampai Alfian dan Dimas datang, menarik Rayhan ke meja Puttro dan Ovi, membebaskan Rayhan sejenak dari meja yang suram itu.

Untung makanan Rayhan sudah habis meski tidak ada nikmat-nikmatnya karena sambil nontonin tiga orang emosi sekaligus. Tinggal bawa tas dan minumannya saja. Yang lain cekikikan menertawai Rayhan, ia cuma bisa melengos menerima keapesannya siang itu.

"Dias gak ngikut Yan?"

"Tadi udah gue ajak, dia mau BEM. Balik dari Jepang malah makin sibuk anjir." tutur Alfian, setengah mengadu karena memang mereka juga jadi susah ngajak Dias kumpul.

"Itu Juan lagi nugas Han?"

"Iya." Rayhan menoleh ke belakang, masih suram. "Tugas kelompok kayaknya, yang satunya gak bisa dihubungin padahal presentasinya besok."

"Baru tau gue jurusan elektro ada presentasi juga."

"KWN katanya." terang Rayhan. "Kok... elektro ada pelajaran KWN gitu?"

"Ooh, emang di kampus kita mah itu matkul wajib Han. Cuma satu semester aja sih, kayak B. Indo sama B. Inggris aja ada kok." jelas Alfian, "Nanti semester lima ada kewirausahaan malah. KWU. Lo ada gak Put?"

Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang