Setelah hari ini mungkin akan banyak yang berubah. Entah itu perasaan, perlakuan atau bahkan kebiasaan sehari-harinya. Tidak ada yang tau, tapi ya Juan dan Rayhan percaya dangan yang itu.
Di luar masih terik, AC di kamar juga rasanya makin lama makin dingin. Juan hanya duduk di pinggiran ranjang menunggu Rayhan kembali dari kamar mandi.
Dadakan memang, tapi keduanya siap mencoba hal baru dari hubungan mereka hari ini. Juan sudah memantapkan hati, diri, mental dan segalanya. Pikirannya agak melambung ke belakang mengingat alasan apa sampai Juan takut merusak perempuan. Kini Juan dihadapkan dengan Rayhan, laki-laki yang akan segera menginjak usia 18 tahun, yang menjabat sebagai kekasihnya.
"Juan?"
"Ya?" cepat-cepat Juan tegakan kepalanya, agak kaget dengar suara Rayhan tiba-tiba. "Udah?"
"Hmm." sahutannya agak lemah, melangkah ke sisi Juan ikut duduk di pinggiran ranjang. Rayhan menarik tangan Juan, memberikan barang yang sejak tadi digenggam-genggam.
"Krim bayi?"
"Hm" angguknya sekali, "Aku rasa bisa pake itu aja."
Juan agak mengernyit kurang paham. Ya Juan tau Rayhan kemana-mana bawa krim tersebut kalau-kalau kulitnya terasa kering. Cuma ya kenapa diberikan pada Juan?
"A-aku udah siapin... u-udah aku bersihin ngikutin cara yang di internet."
"O-oh?" Juan diam sejenak. "Ooh!" Nah baru sadar. "Terus ini buat apa?"
"Y-ya buat itu.."
"Bentar deh. Mending gue beli dulu aja gimana? Ya? Biar bener-bener safe gitu loh, gue juga gak punya kondom."
Rayhan melirik, "Justru kayaknya itu lebih safe, karena aku gak tau kandungan lubricant cocok buat kulit aku atau nggak. Takutnya malah.. merah-merah lagi."
Oh iya juga, pikir Juan. Kalau mau pakai pelumas untuk seks ini pun rasanya harus konsul dengan dokter Rayhan dulu yang bagus yang mana. Tapi ya malu kali, masa berobat cuma buat nanya pelumas? Mana mau ngeseksnya sama cowok lagi.
Pun... rasanya untuk menunggu sebentar lagi itu sulit. Juan paham sejak tadi Rayhan mencoba menutupi kejantanannya yang ereksi. Juan juga merasakan hal aneh di kejantanannya.
"Han.. sebelum kita mulai, gue mau lo paham dan inget-inget ini. Lo bisa bilang semua apa yang lo rasain, sakit, gak nyaman segala macem, bilang ke gue. Oke?"
"Oke."
"Kalo misalnya lo mau berhenti, lo bilang."
"Oke."
"Kalo gue terlalu berlebihan, kasar, atau ya gitu lah, pokoknya buat lo gak nyaman, lo gak suka, lo takut, ya lo bilang. Lo mau apa, lo bilang. Oke?"
Rayhan menggangguk cepat, "Oke." ia harus ingat-ingat semuanya. Ia ada di tangan Juan untuk beberapa saat kedepan. Rayhan percayakan semuanya pada Juan, termasuk pada kenyataan kalau Juan pasti akan menjaganya. "Aku gugup.. Aku deg-degan."
"Gue juga kok. Nih pegang." Juan tarik saja tangan Rayhan ke dadanya. "Kan?"
"Iya. Kenceng banget." matanya sampai membulat lucu.
Juan terkekeh, "Kita malah jadi sama-sama tegang."
Rayhan ikut mengembangkan cengiran, lalu terkekeh pelan. Debaran jantungnya seperti mau meledak, menyembunyikan wajah di pelukan Juan juga tidak membuatnya mereda. Wajahnya malah makin panas.
Juan kecupi rambut Rayhan yang kini kembali wangi sampo. Rayhan sehabis mandi memang wanginya enak sekali. Rasanya mau Juan peluki saja sampai wanginya hilang karena keringat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]
OverigHanjuan. Keren kan? Tapi yakin, keren? . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝗥𝟭𝟵+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publikasi pertama : 15 Maret 2022 publikasi terakhir : 05 Juni 2022 𝓸𝓻𝓲𝓰𝓲𝓷𝓪𝓵 𝓼𝓽...