25

5.5K 375 81
                                        

Sampai besar, Juan manggilnya tetap Randi. Rayhan juga manggilnya tetap Huan. Beda. Tapi kalau sudah marah, nama lengkapnya disebut. Itu artinya Juan atau Rayhan sudah benar-benar hilang kesabaran untuk seorang Randi Huan anak enam tahun yang super aktif ini.

Sumpah. Aktif banget.

Randi Huan sudah kelas 1 SD, sebenarnya belum bisa karena usianya masih enam belum genap tujuh tahun, tinggal tiga bulan lagi baru Randi Huan tujuh tahun. Di SD temannya banyak, karena memang gampang juga berbaurnya. Di sekitar rumah juga banyak teman. Meski klopnya dengan kakak beradik yang tinggal di sebelah rumah.

Itu loh, pasutri baru yang dulu awal Juan dan bapaknya pindah rumah. Anaknya sudah dua, yang paling kecil perempuan masih tiga tahun. Beda dengan Randi Huan hampir empat tahun, kalau dengan kakaknya sendiri beda enam tahun. Tapi yang kecil alergi bulu hewan, jadi jarang sekali main ke rumah Juan, hampir tidak pernah, paling Randi Huan yang ke sebelah.

Lalu, waktu itu Miu sempat sakit, harus dirawat dan dioperasi. Di paha kaki belakanganya ada benjolan, takutnya membesar jadi dioperasi. Itu saja ketahuan saat Juan yang lagi ngaso elus-elus Miu, terasa seperti ada benjolan dan langsung bilang Rayhan.

Paniknya ngalah-ngalahin kalau Rayhan tau Randi Huan jatuh saat main. Saat itu juga langsung ke vet, sambil berdebar tidak karuan. Randi Huan ditinggal di rumah sama Hadi, pensiunan yang kini ternak kelinci.

Sampai di vet, di-usg, disuruh rongent, cek darah segala macam akhirnya diputuskan untuk operasi. Rayhan cuma diam, di jalan pulang pun diam. Tangannya dingin. Padahal kalau mau nangis saat itu juga tidak papa. Toh memang Miu yang menemani Rayhan sejak kecil.

Tiap hari Rayhan menanti kabar Miu, untungnya pihak vet juga mengabari Rayhan terus, jadi Rayhan bisa tenang. Miu pulang, main-main lagi, aktif lagi. Sampai di ulangtahun Randi Huan yang ke-enam waktu itu, pas dengan waktu Miu pulang. Pulang selama-lamanya maksudnya.

Kalau ikhlas ya ikhlas, pun Miu sudah tua juga. Cuma ya memori kebersamaan dengan Miu itu yang buat tangisan Rayhan sampai susah berhenti. Cuma mengurung diri saja di kamar, nangis, dibujuk Juan tidak mempan, sampai dibujuk orangtua juga tidak bisa.

Randi Huan terabaikan oleh Rayhan sampai sekiranya seminggu. Tidak ada yang marah, tidak ada yang protes. Semuanya tau tantang kedekatan Miu dan Rayhan, jadi dibiarkan, sambil diajak pelan-pelan, sampai Rayhan benar-benar bisa mengulang memorinya dengan Miu tanpa tangisan.

Miu mati waktu lagi tidur. Memang seminggu sebelumnya itu Miu selalu minta tidur kamar dengan Rayhan dan Juan, padahal biasanya selalu tidur dengan Randi Huan di kamar bawah. Selama tidur di kamar Juan, tidurnya selalu mau di sebelah Rayhan. Waktu itu Juan bangun duluan karena harus siap-siap buat sarapan segalam macam sebelum kerja. Tidak sadar kalau Miu pas itu sudah mati. Yang sadar Rayhan, waktu mau bangun tapi Miu sama sekali tidak bangkit.

Pokoknya kematian Miu jadi hal sulit lah waktu itu. Untungnya seiring berjalannya waktu semuanya semakin membaik. Juan pernah tanya soal pelihara anjing baru, Rayhan menolak, ia bilang:

"Bukan soal anjing barunya, soal Miu-nya."

Ya sudah. Juan tidak bantah. Bisa apa Juan? Yang penting Rayhan hidup nyaman, itu saja pokoknya.

Balik lagi ke masa sekarang, masa lagi heboh-hebihnya mengajarkan Randi Huan tentang semua mata pelajaran. Randi Huan dididik tidak belajar hanya saat ada PR atau besok ulangan saja, kalau tidak ada PR pun ya belajar, minimal setengah jam sehari, mengulang pelajaran di sekolah. Memang jiwa anak-anak maunya main, untungnya dari waktu masih di TK Juan dan Rayhan bahkan Hadi sudah membiasai Randi Huan untuk mengulang lagi. Jadi tetap ingat.

Kalau baca, Randi Huan sudah lancar. Hitung-hitungan juga sudah. Sekarang lagi belajar menghitung perkalian tiga. Ya baru sampai tiga kalau perkalian. Walaupun harus belajar tetap tidak mau buru-buru. Realistis saja. Yang ada anak stres belajar terus.

Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang