09

2.5K 335 108
                                    

"Rehan terus sekarang gimana sekolahnya?"

"Ya lanjut disitu, anak-anak yang ngebullynya udah diurus ke pengadilan gitu, masuknya penjara remaja, tapi gak lama mungkin. Orangtua mereka minta jalur kekeluargaan aja, cuma ya aku nolak lah Mbak. Sampe ancur begitu."

"Kamu gak ada niatan pindah sekolah aja? Cari yang aman gitu loh. Kasian dia. Kamu juga harus mikirin mental dia loh Dek, kasian Rehan."

"Ya aku mikirim, cuma gimana? Papahnya Rehan itu loh, susah Mbak."

"Aku pas denger kabar itu langsung kepikiran. Mana Rehan juga diem kan anaknya."

"Aku tuh udah ngomong sama papahnya anak-anak, ke anak jangan keras-keras, apalagi Rehan. Mana jauh kan dia jaraknya sama kakak-kakaknya, laki-laki sendiri juga. Aku tuh mikir, dia di sekolah punya temen apa nggak gitu-gitu."

Rayhan yang tadinya mau ke belakang ambil minum, balik lagi ke kamar. Selama di rumah saudara ini, Rayhan tidur satu kamar dengan sepupunya, di kamar belakang. Tadinya malas, maunya di depan tv saja di sofa, atau ngampar. Dengan kondisi Rayhan seperti sekarang, siapa yang tega?

Double bed, Rayhan milih kasur bawah sementara sepupunya di atas. Harusnya memang Rayhan di kasur atas, tapi untuk bangunnya jadi susah karena tidak langsung nginjak lantai. Akhirnya sepupunya yang di atas.

Kembali tiduran, menahan haus karena ibunya sedang bergosip sama sang kakak. Rayhan mengambil handphone, tidak bisa main game karena dua jadi kirinya patah. Karena pakai brace figer atau finger splint, untuk jari manis dan kelingkind yang nyambung ke pergelangan tangan. Jadi kaku.

Juan spr pph

Juan

Ya
Belum tidur lo?

Baru mau

Balik kapan?

Gak tau

Gue lagi nugas
Masih pada sakit gak?

Gak begitu
Kan ada obatnya

Chatnya tidak berlangsung intens, karena Juan juga sambil mengerjakan tugas dan Rayhan yang susah ngetik hanya dengan satu tangan. Tangan kirinya bisa sih, cuma ya gak nyaman, malah jadi banyak typonya.

Rayhan coba tidur, lagian sudah malam. Selimutnya ditarik. Beberapa hari ini Rayhan harus mengalah, tidur dengan lampu dimatikan tanpa lampu tidur atau apa. Rayhan tidak suka, lebih suka lampu nyala atau ya pakai lampu tidur. Kalau mati total, Rayhan suka parno ada yang menggerayangi kakinya.

Sungguh Rayhan mau bawa selimutnya keluar, tidur di depan tv pasti lebih nyaman.

"Han? Udah tidur?"

"Hmm." makin Rayhan tarik selimutnya, artinya malas denhan sepupunya. Tapi ya sepupunya malah makin mendekati Rayhan, tidur ke sisi kasur.

"Han.. badannya sakit?"

"Nggak."

"Mau bantal lagi gak?"

"Nggak."

"Kalo mau bantal lagi, nanti aku mintain."

"Nggak Sa, aku mau tidur."

"Oh. Oke." Harsa, sepupunya Rayhan ini harusnya menyerah saja, lagian sudah jam tidur malah masih ngajak ngobrol. "Han... kenapa sih lo jadi gay?" malah lanjut.

"Kenapa sih Harsa mau tau banget semua urusan aku?"

"Ya karena aku peduli. Kan udah pernah aku bilang dari lama Han, mending kamu berhenti jadi gay."

Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang