10

2.8K 340 193
                                    

Susah juga ternyata minta izin ikut pergi family gathering keluarga Juan. Katanya nanti ngerepotin, nanti nyusahin, dan segala macamnya padahal bapaknya Juan memang tulus ngajak.

Terus, Rayhan malah dibanding-bandingkan seperti:

"Kok kamu yang baru kenal udah diajak?"

"Temen-temen Juan gang dari SMA emang diajak?"

"Harusnya kan dibanding kamu, ya temen-temen Juan aja dulu diajak. Kamu mah masih kecil, nanti ngerepotin doang."

Rayhan cuma diam. Sekali pun kalau memang ditolak ya.... ya sudah. Mau gimana lagi? Rayhan juga sadar diri ia bukan siapa-siapa, baru setahunan ini saja kenalnya. Dekat pun belum terlalu lama.

Juan juga tidak yakin kalau Rayhan bakal diizinkan ikut, ia tidak berharap banyak. Kalau boleh ikut ya ikut, kalau tidak juga tidak memaksa. Cuma jadi agak tidak enak saja, kesannya sudah mengajak, tapi tidak jadi, jadinya PHP.

Eh...

Rayhan mungkin sudah mati rasa sih.

Tapi ya bukan Hadi Pribadi namanya kalau gagal dalam bujuk membujuk. Awalnya memang tidak boleh, setelah bapaknya Juan yang bicara ini, akhirnya boleh saja tuh. Jadi Rayhan bisa ikut family gathering. Walaupun bukan famili.

Masih ada rasa tidak enak karena takut Rayhan merepotkan, dan soal ongkos ini juga bapaknya Juan yang nanggung. Hadi sih bilangnya, "Sekali-kali lah, biasanya kan Juan yang diajak jalan-jalan, sekarang gantian Rayham saya ajak."

Ya... gimana ya Pak? Juan ini jadi sopir, cuma kebetulan aja 'diajak' jalan-jalan.

Jalan-jalannya hanya semalam saja, berangkat Sabtu pagi jam delapan, langsung ke Taman Safari. Sampai sore disana karena sekaliam acara family gatheringnya sendiri, pertunjukan dari tiap-tiap divisi. Tidak kebayang kalau Juan harus lihat bapaknya bawa awan lagi.

Dari Taman Safari ke vila, besok pagi masih jalan-jalan lagi lalu pulang. Ah, dekat ini. Mungkin kalau yang dari pabrik cabang, sudah berangak dari malam sebelumnya. Karena family gathering besar-besar, jadi 3 cabang ini langsung kumpul semua disana. Sudah pasti ramai.

Pakai bus, Juan duduk dengan Rayhan sementara bapaknya duduk di depan dengan kondektur bus. Ya ngobrol saja sih, kadang pakai mic ngajak nyanyi atau memberitau pengumuman. Setau Juan dari pabrik tempat bapaknya, ada enam bus. Tidak tau deh yang lain. Nanti juga kelihatan seramai apa, soalnya pada pakai kaos family gathering ini, termasuk Rayhan yang baru dapat tadi pagi. Jadi ia double, sweater coksunya lalu kaos warna hijau muda. Sudah seperti choco matcha.

"Lo udah pernah ke Taman Safari belum Han?"

"Pernah kayaknya, pas TK atau SD. Lupa."

"Gue belum pernah." jawaban Juan buat Rayhan menoleh padanya, "Abis biasanya ke pantai Han, sekitaran parbrik yang cabang sana. Nginep juga semalem, gitu lah."

"Ooh." Rayhan mengangguk. "Kalo gak salah Taman Safari gak cuma keliling pake mobil liatin binatang gitu, ada wahananya juga, kayak Dufan gitu. Rasanya gue pernah masuk rumah hantunya, duduk di kereta gitu ya bukan jalan. Keretanya kayak yang di tambang emas gitu. Paham gak?"

"Paham. Lagi gue bayangin."

"Cuma gak tau deh sekarang masih ada apa nggak."

"Hmm, gitu.." Juan mengangguk-angguk, kuper, Juan ke Dufan saja belum pernah. Punggungnya ditarik bersandar lagi, main handphone.

Rayhan masih memandangi ke luar jendela, padahal cuma di toll. Juan sih bosan, makanya ia mau dengarkan lagu saja pakai hetset.

"Berapa lama?"

Hanjuan (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang