PROLOG : Beginning and End

1K 244 55
                                    

Haii, sebelumnya aku kasih tau dulu, cerita ini adalah sekuel dari cerita aku yang berjudul MOUSE.

Tokoh yang aku ceritain di sini adalah Akasa yang mana di MOUSE dijelaskan sebagai adik dari Kares. Kenapa aku jadiin Akasa yang notabenya nggak begitu menonjol di MOUSE sebagai tokoh utama di cerita ini?

Karena... Yah, pengen aja gitu, hehe.

Akasa di MOUSE masih kecil. Latar cerita ini sudah beberapa tahun kemudian setelah latar tahun saat MOUSE tamat.

Kalau masih bingung, ikutin aja alurnya, ya? Karena memang susah ditebak, seperti dia.

Happy reading!

Eternal Part of The Sky
Prolog : Beginning and End

Anak laki-laki berusia dua belas tahun menatap sedih pada mobil mewah yang kini sudah mulai menjauh dari tempatnya berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak laki-laki berusia dua belas tahun menatap sedih pada mobil mewah yang kini sudah mulai menjauh dari tempatnya berdiri. Ia sudah berhenti menangis, hanya saja kepergian anggota keluarga kesayangannya itu membuat ia merasa begitu kesepian.

Lantas ia berbalik, mendapati eyangnya yang sudah semakin termakan usia. Dihampirinya wanita paruh baya itu, wanita paruh baya yang selama ini sudah menjaga dan merawatnya sepenuh hati.

"Eyang, jangan sedih. Asa kan nggak ikut pergi. Asa di sini sama eyang," kata anak laki-laki itu dengan penuh keyakinan.

Wanita paruh baya yang disebut sebagai eyang itu pun kembali menangis terharu. Tangan ringkihnya memeluk tubuh mungil dan lucu yang merupakan satu-satunya cucu terakhir yang berada di sisinya sampai saat ini.

"Nak, kamu harus banyak bersabar. Dunia ini punya banyak teka-teki yang jawabannya sudah ditakdirkan Tuhan."

Anak kecil itu menatap eyangnya dengan tatapan polos, tidak mengerti apa yang dikatakan wanita paruh baya di hadapannya. Tanpa ia tahu bahwa tatapan itu akan berubah drastis suatu hari nanti.

𓋜

Aku tidak tahu harus ke mana lagi setelah mereka pergi. Perlahan-lahan, orang yang aku sayangi semakin berjalan jauh dari tempatku berdiri. Lalu mereka hilang, tanpa kabar, tanpa isyarat, meninggalkan aku sendirian.

Seorang laki-laki yang sudah tumbuh beranjak dewasa berdiri di atas Bukit Gianicolo di Italia. Dari atas, dapat ia lihat pemandangan kota Roma pada sore menjelang malam, indah sekali.

Raut wajah laki-laki itu masih menampakkan kesenduan. Matanya mengitari bangunan-bangunan di bawah sana dengan perasaan sesak bercampur rindu.

Pada akhirnya, aku berjalan sendirian. Setapak demi setapak menyusuri dunia yang ku buat. Saat ini, penghuninya tinggal satu, hanya aku seorang. Dan aku belum bisa menemukan sosok pengganti yang akan menggantikan penghuni lama yang telah pergi.

Dia tersenyum tipis. Kepingan kenangan yang berputar di otak dan matanya telah menghipnotis raga untuk kembali mengenang sesuatu yang ia tahu tak akan pernah kembali.

Entah dari mana asalnya, bulir air mata jatuh begitu saja mengaliri pipinya yang dingin. Laki-laki itu menangis tanpa suara. Bibirnya gemetar, berusaha menahan isak tangis mati-matian.

Aku berhasil. Mimpi yang sejak dulu aku idam-idamkan, sudah ku genggam dan tak akan pernah aku lepas. Sayangnya, sekarang aku tahu, aku benar-benar sendirian. Sendirian.

EPOTS

Halo, Epotiess!
Epotiess adalah panggilan kesayangan aku buat kalian yg udh meluangkan waktu kecilnya untuk ceritaku ini^^

Selamat datang, selamat berkelana di kisah baru aku🖤

Instagram : @_vinadavv

Terima kasih,
DavinaMhr

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang