18. Serene Night

185 106 16
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 16 - Planning

Ada banyak pertanyaan yang cukup hanya menjadi pertanyaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak pertanyaan yang cukup hanya menjadi pertanyaan.

Sebab ketika berhasil menemukan jawaban, akan berakhir menjadi kekecewaan.

𓋜

Suara pukulan dari tinjuan seorang lelaki memenuhi ruangan gym di Lucrexia. Tak lain dan tak bukan, ialah penghuni tetap dari tempat sepi tersebut, Ersen. Lelaki itu membiarkan keringat mengalir di pelipisnya hingga dagu, lalu menetes di lantai vinyl begitu saja.

Varsha melepas kaca mata yang sudah setengah jam bertengger di hidungnya. Ia meletakkan kaca mata itu di wadah berwarna abu-abu, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Setelah itu, buku yang semula ia baca kembali diletakkan di rak dinding paling atas.

Gym di Lucrexia memang menyediakan sedikit buku-buku untuk menunggu apabila bosan. Beberapa rak dinding di tiap sudut ruangan itu terisi oleh berbagai jenis buku. Tunggu saja, jika keadaannya terus menerus seperti ini- dengan Varsha yang menunggu Ersen gym- maka seluruh buku itu akan habis dibacanya.

Merasa bosan, Varsha berdiri di tempat yang agak jauh dari alat-alat olahraga. Ia memutar lagu di otaknya, lalu langkahnya mengetuk lantai itu dengan ketukan seirama. Ia berlatih lagi untuk penampilan pentas seni yang semakin dekat. Hanya sedikit bagian kecil, namun itulah bagian favorit yang menurutnya perlu latihan ekstra.

Mendengar ketukan langkah itu, Ersen menoleh. Ia jelas hapal ketukan apa itu. Ketukan dari sepatu yang selalu ia dengar ketika berlatih dengan Varsha. Ersen melepas kain yang semula melilit tangannya, kemudian melemparnya begitu saja.

Dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya, lelaki itu berjalan mendekati Varsha. Ia menyugar rambutnya, lalu tanpa sadar bibirnya tersenyum tipis.

Ini adalah bagiannya. Dimana ia akan memegang pinggang Varsha dan membuat gadis itu seolah terbang. Ersen memang hanya iseng saja masuk ke akademi ini, tetapi ia pandai bermusik. Ia paham akan nada dan ketukan. Maka secara spontan, ia ikut menari.

He held Varsha's waist, lifted the girl's body, and carried her as if flying through the air.

Varsha dibuat tak berkata-kata. Ini terlalu cepat. Bagaimana bisa? Tubuhnya begitu dekat dengan Ersen, bahkan menempel. Mata mereka saling bertatapan untuk beberapa detik selama Varsha terangkat.

Varsha tidak pernah merasa seperti ini. Rasanya seolah dunia berpusat pada satu titik, Ersen. Rasanya jantung gadis itu berdetak sangat kencang. Sama seperti saat pertama ia jatuh cinta dengan sosok Akasa dulu.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang