8. Ersen's Habitat

276 187 25
                                    

Happy Reading!

Eternal Part of The Sky
Chapter 8 — Ersen's Habitat

Turunkan standar bahagia mu, agar kamu bisa lebih mudah bahagia untuk hal-hal yang sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turunkan standar bahagia mu, agar kamu bisa lebih mudah bahagia untuk hal-hal yang sederhana.

Kamu sulit bahagia karena standar bahagia mu terlalu tinggi, dan itu tidak baik untuk dirimu sendiri.

𓋜


Gedung olahraga yang Sadhara lihat terdiri dari berbagai perlengkapan olahraga. Mulai dari yang ringan, hingga alat-alat berat yang membuat Sadhara bergidik menghindar.

Matanya melirik kesana-kemari. Isi dari gedung ini rupanya berbeda dengan gedung Lucrexia yang ada di Italia. Ia menengok ke samping, ada pantulan dirinya di cermin besar yang memenuhi dinding.

Sejenak ia berhenti saat mendengar dentuman dari ruangan boxing yang berada di ujung gedung. Ruangan terpisah yang sampai saat ini tak pernah Sadhara kunjungi baik di Italia maupun di Indonesia.

Namun sekarang, Sadhara berjalan mendekat, memastikan siapa sosok kekar yang berada di balik ruangan yang hanya berdinding kaca transparan. Kepalanya miring, matanya menyipit, ia bingung memperhatikan orang itu.

Merasa ada yang memperhatikan, Ersen langsung menengok ke samping. Tepat ke arah seorang gadis cantik yang tengah berdiri memandanginya. Ia berhenti meninju samsak, kemudian menaikkan alis tanda bertanya pada Sadhara.

"Hm?" Sadhara bergumam bingung.

"Lo. Ngapain di situ?" tanya Ersen datar.

Mendapati lawan bicaranya ketus, Sadhara pun memasang wajah judesnya lagi. "Aku mau cari Ersen."

Laki-laki bertelanjang dada itu keluar dari ruang tinju, menghampiri perempuan yang kini terbelalak terkejut.

"Kenapa cari dia?" tanya Ersen lagi ketika sudah berdiri dua langkah di hadapan Sadhara.

Sadhara tak mampu berkata-kata. Jantungnya berdegup tak karuan, ia takut melihat laki-laki kekar dengan keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Kakinya mundur sedikit demi sedikit.

"Gue tanya!" Nada suara Ersen meninggi, ia sejujurnya tak suka dengan kehadiran Sadhara yang datang untuk memperhatikannya seperti itu. Ia merasa sedang dimata-matai.

Perempuan itu tersentak ketakutan, "ng-nggak!"

Ersen mengernyit semakin bingung, "apaan, sih!"

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang