31. Death

107 47 3
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 32 - Death

In the first place, i was the desperately wanted you to become mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

In the first place, i was the desperately wanted you to become mine.

But in the end of the story, i finally understand why people on the watch the moon from afar.


𓋜

Sepertinya, pertunjukan Akasa dan Sadhara memiliki ending yang paling lama. Para master yang menilai mereka hanya berdiri sembari menggelengkan kepala takjub. Para penonton pun bersorak dengan ponsel yang diangkat tinggi-tinggi. Sementara itu, Akasa dan Sadhara masih berpelukan dengan begitu erat. Menangis. Menyalurkan rindu yang terasa begitu sakit.

"Ara... Shh... Don't cry..." bisik Akasa. Untung saja mikrofon yang terpasang di kepala mereka sudah dimatikan.

Sadhara menggeleng, justru air matanya keluar semakin deras. Ia tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun selain isakan. Lidahnya terasa kelu dan setiap kali ia berusaha bersuara, isakan tangisnya menyela dengan cepat.

Perempuan cantik itu meremat baju biru laut kekasihnya. Ia menenggelamkan wajahnya di bahu Akasa. Bagaimana bisa Akasa menyuruhnya untuk tidam menangis sementara lelaki itu terisak dalam diam?

Suara MC tiba-tiba menyita perhatian mereka. Akasa dan Sadhara membungkuk sembari berjalan bersama ke sisi panggung. Tangan kecil Sadhara ditarik oleh Akasa. Ia membawanya ke backstage dengan cepat dan memeluknya kembali dengan begitu erat.

"Are u okay?" tanya Akasa sambil mengusap kepala belakang Sadhara.

Sadhara menggeleng, "no."

"Jangan nangis lagi... Nanti mata kamu bengkak," kata Akasa. Jemarinya terulur untuk menangkup pipi Sadhara, mengusapnya lembut.

"Apa kamu selalu kayak gini, Sa? Hibur orang lain padahal nggak ada yang baik-baik aja di sini." Sadhara berucap dengan susah payah.

"We're in problem, Sa..." lirih Sadhara.

"Big problem..."

Akasa mengangguk, wajahnya sudah merah karena menahan tangis, pun dengan air matanya yang bergulir secara bergantian. Lelaki itu tiba-tiba teringat sesuatu.

"Aku mau bilang sesuatu," ucap Akasa serius.

"Hum?"

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang