15. Day Before War

213 137 23
                                    

Happy reading!!

Eternal Part of The Sky
Chapter 15 — Days Before War

Eternal Part of The SkyChapter 15 — Days Before War

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku benar-benar bersyukur bisa mengenalmu. Terlepas dari semesta akan merestui kita atau tidak, dan terlepas dari takdir Tuhan yang mengaminkan kita atau tidak.

Terima kasih telah membuatku merasa tidak sendirian. Kamu adalah versi terbaik dari semua cinta yang pernah hadir.

𓋜

"Maaf..."

"Ma—"

"Udah, Ra," tegur lelaki yang sudah mulai tak enak mendengar kata maaf yang dicicitkan oleh perempuan di hadapannya.

Sadhara mengusap hidung merahnya dengan punggung tangan. "Kamu tuh harusnya bersyukur, seumur hidup, aku cuma bilang kata maaf dua kali," akunya.

Tangannya masih merengkuh bahu dari gadis yang bersandar pada bahunya, ia tepuk-tepuk perlahan guna memberi ketenangan. Kemudian, Akasa terkekeh saat melihat hidung Sadhara yang benar-benar memerah.

"Pertama maaf untuk apa?" tanya Akasa.

"Eum, untuk meredam amarah Papà," kata Sadhara pelan.

Akasa mengerti, ia cepat-cepat bertanya lagi. "Terus, yang kedua?"

Sebelum menjawab, kepala dengan topi yang telah dilepas itu mendongak untuk menatap wajah Akasa, kemudian berbisik bagaikan mantra sihir, memabukkan dan mampu membuat penglihatan Akasa tertuju tepat padanya.

"Quando ti ho sbagliato." (Ketika aku berbuat salah padamu)

Sungguh nyata. Kalimat berbahasa Italia itu diucapkan begitu pelan dan lembut dari bibir mungil Sadhara. Akasa tak mampu mengucapkan apapun selama beberapa menit, begitupun dengan Sadhara yang masih tak berkutik dari posisinya. Hanya saja, tepukan di bahunya sudah hilang, berganti dengan rematan pelan yang mungkin timbul secara tak sengaja sebagai reaksi yang diberikan Akasa atas apa yang ia dengar.

Mereka memutuskan untuk masuk ke dalam hunian minimalis yang sudah berminggu-minggu tak terawat. Akasa awalnya mengomel karena halaman rumahnya sangat kotor dan sukar seperti hutan, maka ia berinisiatif mengajak Sadhara untuk membersihkannya. Namun, Sadhara malah berbalik mengomel sebab di malam hari seperti ini Akasa malah membahas kegiatan bersih-bersih. Belum lagi, mereka baru bertemu setelah sekian lama.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang