30. The Show

93 49 5
                                    

Eternal Part of The Sky
Chapter 30 — The Show

Eternal Part of The SkyChapter 30 — The Show

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bodoh. Egois. Keras kepala.

Tiga julukan itu cocok ditunjukkan kepada sepasang kekasih yang tak mau mengalah pada takdir. Puluhan, bahkan jika saja ada ribuan ancaman yang diucapkan pada Akasa dan Sadhara, itu akan sia-sia saja.

Bukannya menurut, Akasa dan Sadhara justru kabur diam-diam untuk menghabiskan waktu berdua. Kali ini harus! Sebab besok adalah hari dimana mereka akan menampilkan apa yang selama ini mereka latih. Tentu saja ada banyak hal yang harus disiapkan, terutama kostum dan properti.

Seperti tak ada tempat lain, kafe milik Astrid dan Akasa dipilih untuk menjadi tempat persinggahan mereka. Lantai dua kafe itu sudah di upgrade menjadi lebih bagus lagi, bahkan sudah memiliki ruangan khusus yang mereka duduki sekarang.

Akasa duduk kaku, ia seperti diintrogasi oleh seorang lelaki mulet dengan pakaian heboh mencolok. Sementara Sadhara berada di sebelah lelaki itu yang mana duduk di hadapannya. Lelaki mulet itu menatap Akasa dengan sorot berbinar, tampak seperti seorang fans yang bertemu dengan idolanya.

"Aduh, lo nemuin si ganteng ini dimana, sih?" ucap lelaki itu pada Sadhara.

Yang ditanya justru memijat kepalanya pusing. Ini bencana! Tapi apa boleh buat? Di situasi sekarang, hanya lelaki inilah yang bisa membantunya tanpa banyak drama.

"Em, Asa, kenalin ini—"

"Madam! Panggil gue madam ya sayang," timpal lelaki itu dengan senyuman mautnya. Tangannya terulur lentik sekali. Akasa membalas senyumannya, ia pun menjabat tangan lelaki yang ingin dipanggil Madam itu dengan santai.

"Saya Akasa." Setelah berjabat tangan, Madam melihat jemarinya yang habis disentuh Akasa. Ia menciumnya dengan penuh hati-hati.

"Ahh, harumnya." Sadhara melotot jijik, tapi bagaimanapun, Madam memang seperti itu.

"Sa, jadi Madam ini adalah make up artist aku, sekaligus desainer yang merancang baju-baju aku," kata Sadhara menjelaskan.

"Ah iya iya! Lo kalau mau bikin baju bisa kabar kabar Madam, nanti Madam siap cuss ke pelukan lo... Eh bukan, ke rumah lo untuk ukur ukur." Madam terkikik kecil sembari menutup mulutnya dengan jemari.

"Iyaa..." jawab Akasa seadanya.

"Langsung ke intinya aja—" belum sempat Akasa melanjutkan ucapannya, Madam justru menyambar.

"Iya iya nggak papa langsung inti aja!"

Sadhara lagi-lagi memutar bola mata jengah. Ia harus bersabar. Pasalnya, memang beginilah sikap Madam kepada pria-pria tampan. Sialnya, kekasihnya adalah pria yang sangat tampan.

ETERNAL PART OF THE SKY ; Kim Sunoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang