"Sasuke-kun, selamat pagi." Seperti biasa Sasuke acuh dengan sapaan orang-orang yang tidak ia kenal. Dia berjalan lurus ke depan. Eh! Tunggu! Sasuke, kelasmu kan di atas, kenapa kamu berjalan lurus kesana? Belok hey!
Ah, rupanya hari ini dia tidak masuk kelas karena hari ini dia akan mengikuti kompetisi debat.
"Kamu agak terlambat, Sasuke." Ucap Neji sambil menyapanya. Ketua klub itu sedang sibuk membaca materi sambil menunggu anggota lainnya yang juga ikut lomba.
"Aa." Jawab Sasuke. Pemuda itu kembali mengingat kejadian tadi pagi yang membuatnya hampir telat karena Sakura dan Naruto main salju di jalan. Kalau saja bukan karena ibu dan bibi Mina yang menyuruhnya menjaga Sakura....
"Hah...." Akhirnya dia mengeluarkan desahan lelah. Pagi-pagi sudah capek ngurus 2 bocah berkedok anak SMA.
"Oi! Teme!"
"Sasuke-san! Semangat ya!"
Nah, itu dia 2 orang yang hampir membuatnya terlambat. Mereka lagi ada di koridor lantai 2, sedang melambaikan tangan lewat jendela. Mata Sasuke hanya melihat mereka saja, tanpa ada niatan untuk membalas sapaan itu.
Mereka berhenti melambaikan tangan, lalu tangan Naruto yang gatal mengacak-acak rambut Sakura, menghasilkan aksi protes dari gadis itu dan mereka saling kejar-kejaran.
"Sasuke-kun, ayo berangkat." Tatapan itu terhenti ketika seseorang menepuk pundaknya pelan. Ternyata pelakunya Hinata.
"Kau melihatnya tadi?"
"Hm? Melihat apa?"
"Gak. Lupakan." Dua orang itu lalu bergantian memasuki mobil. Setelahnya mobil itu meninggalkan gerbang sekolah.
"Ra, sekarang harinya kan? Anggota debat mau lomba?" Tanya Tenten ketika Sakura sudah melepas tasnya. Sebagai jawaban, gadis itu mengangguk.
"Iya. Tadi keluarga Uchiha juga udah nyemangatin Sasuke. Katanya sih gak bisa ditonton. Soalnya kompetisinya tertutup. Hm...jadi gak bisa dukung Sasuke-san deh..." Andai saja Sakura bisa melihat lebih dekat lomba itu, dia pasti senang banget deh. Sayangnya gak bisa. Gadis itu menidurkan dirinya di bangku karena merasa sedih.
"Eh tapi kata Neji bisa ditonton lewat YouTube kok. Nih, tadi aku dikasi tahu nama channelnya." Dengan semangat Tenten mengeluarkan ponselnya, Ino dan Sakura dengan sigap mendekat ke arah gadis itu, termasuk siswa-siswi lainnya juga ikut nimbrung.
"Ih! Sana nonton sendiri di HP kalian!" Protes gadis itu karena merasa sesak.
"Kita kan mau nonton Sasuke juga! Pelit banget!"
"Cih! Dasar pelit."
"Apasih Karin? Pagi-pagi ngajak ribut? Mau ku tendang ya?" Pada akhirnya mereka gak jadi nonton karena Tenten ribut sama Karin.
...
Di sisi lain, siswa-siswi yang mewakili lomba debat itu baru saja sampai di lokasi. Hah...rugi tuh Tenten bertengkar sama Karin, lombanya belum mulai juga.
"Kalian sudah sarapan kan?" Tanya pembimbing mereka memastikan. Anggota klub itu mengangguk hampir bersamaan. Mereka lalu berjalan menuju ruangan lomba.
"Eh? Itu Sasuke itu kan?" Gak di sekolah, gak di luar, eksistensi Sasuke tetap kuat. Dirinya bahkan tidak perlu repot-repot memperkenalkan diri. Toh orang-orang yang tahu sendiri.
Fyi, selama hampir 3 tahun SMA Konoha berhasil mempertahankan juara debat bahasa Inggris. Tentu saja itu semua berkat kerja keras tim debat, tetapi Sasuke, Hinata dan Neji.... orang-orang mulai mengenal mereka karena 3 orang ini membawa pengaruh yang besar bagi tim. Pernah juga Sasuke mewakili personal debating, dan ia berhasil jadi yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didn't Expect! (Complete!)
Teen FictionAda banyak hal yang tak terduga terjadi dalam hidup ini. Tapi dalam hidup Sakura, ini benar-benar di luar dugaan sih. Pokoknya gak pernah terpikirkan! A fanfiction story about our beloved couple Sasusaku ❤️ Of course, Naruto belongs to Masashi Kishi...