"Naruto! Tunggu!" Tidak dihiraukannya seruan Sakura. Langkah Naruto mantap ke kelas 3-1. Dia ingin bertanya, kenapa Sasuke sebegitu bejatnya? Kenapa dia tega pada Sakura?
Keningnya sedikit mengerut ketika melihat kerumunan di depan kelas itu. Lantas ia berhenti ketika samar-samar terdengar suara perempuan yang sedang memojokkan seseorang.
"Naruto! Dibilangin ih!" Akhirnya Sakura berhasil menggapai Naruto.
"Bukan Hinata yang menyukaiku. Tapi aku yang menyukainya." Sakura berharap dia tidak salah dengar. Kepalanya kaku barang untuk menengok ke dalam sana. Suara yang sangat ia sukai itu, apakah benar?
Dan kenyataannya memang suara itu keluar dari bibir Sasuke. Segera setelah mendengar hal itu, Hinata keluar dari kelas, dan tak sengaja bertemu pandang dengan Sakura yang juga menatapnya tak percaya.
"Hinata!" Gadis itu berlari sekencang mungkin agar tak digapai oleh Sasuke yang menyusulnya. Tanpa pemuda itu sadari, bahwa ada Sakura, yang masih termenung di antara kerumunan itu.
"Sakura-chan..." Panggil Naruto setelah kejadian itu. Sakura tak menyahut, tak juga menatap Naruto. Kini gadis itu berjalan menjauhi kerumunan, dan dikejar oleh teman-temannya.
Inikah akhirnya?
"Hinata!" Hinata terus berlari, tanpa menoleh karena ia sudah mengetahui siapa yang tengah mengejarnya kini. Orang-orang di sekitar lorong menatap mereka heran. Mengapa Sasuke mengejar Hinata?
TEP!
"Sasuke-kun, kumohon jangan." Hinata terlihat frustasi.
"Hinata.."
"Kau ini kenapa sih?"
"Kau yang kenapa?!" Ia bungkam, tak berani menyahuti Sasuke lagi. Mati-matian ia menahan diri untuk tidak menangis.
"Sasuke-kun, Sakura-chan tadi melihat..." Ia mengingat lagi ketika matanya tak sengaja bertemu dengan pandangan itu. Pandangan kosong yang penuh kecewa.
"...." Sasuke tak segera menyahut. Tetapi tak juga melepas genggamannya pada tangan Hinata.
"....bisa tidak, jangan membahas orang lain?" Perlahan Hinata mulai berani mendongak, dan menatap kedua bola mata yang dari dulu selalu segan ia pandang.
"Tidak bisa. Sakura-chan temanku. Dan juga aku....sejak dulu...hanya menyukai-"
"Tapi tidak terbalas!"
Hening.
"Bisakah kau memberi kesempatan pada orang lain?" Hinata tak percaya dengan hal yang dia dengar.
....
"Ketika grafik x dan y, bertemu di titik koordinat....." Ada pak Kakashi yang sedang menerangkan pelajaran di depan sana, tetapi geng Sakura dan Naruto tak fokus mendengarnya. Mereka memandang prihatin kepada si kembang sekolah yang saat ini, sedang sibuk menyimak pelajaran. Aneh, terasa sangat aneh ketika melihat Sakura yang tiba-tiba fokus seperti itu.
"Sakura..." Panggil Ino ketika pelajaran telah usai. Sekarang sedang jam istirahat.
"Iya?" Balas Sakura disertai dengan senyuman yang lebar. Seketika Ino dan Tenten saling berpandangan.
"Ra. Makan yuk. Nanti pas pulang sekolah kita traktir manisan deh. Ituloh, kedai dango yang dari dulu pengen kamu coba-"
"Maaf. Tapi hari ini aku gak berselera. Ino sama Tenten aja yang ke kantin ya. Sakura mau ke toilet." Tanpa menunggu balasan dari teman-temannya, Sakura bangkit dan keluar dari kelas.
"Naruto, bagaimana ini?" Naruto juga hanya bisa memandang Sakura. Ia lalu menatap Ino dan Tenten yang khawatir.
"Tenanglah. Biarkan dia sendiri dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Didn't Expect! (Complete!)
Fiksi RemajaAda banyak hal yang tak terduga terjadi dalam hidup ini. Tapi dalam hidup Sakura, ini benar-benar di luar dugaan sih. Pokoknya gak pernah terpikirkan! A fanfiction story about our beloved couple Sasusaku ❤️ Of course, Naruto belongs to Masashi Kishi...