Kesempatan (2)

555 78 30
                                    

"Sakura, kau beneran sudah jadian sama Naruto?"

"Oh tidak! Sakura-chan, kau itu milik bersama! Kau gak boleh punya pacar!"

"Ciee...udah go public ya?"

"DIAM!!!!" Semua orang terkejut memandang si kembang sekolah yang sedang mengamuk ini, bikin merinding saja.

"Harus berapa kali sih Sakura bilang, kalau Sakura itu masih temenan sama Naruto! Iya, agak naik dikit sih, pendekatan. Tapi Sakura belum jadian sama Naruto!" Dengusnya kesal, sambil menatap orang terakhir yang menggoda Sakura. Sudah hampir dua mingguan ini dia ditanyain begitu terus sama entah berapa banyak orang. Sakura sampai bosan klarifikasi. Apa perlu dia ngadain mini presscon kayak waktu itu?

Orang yang menggoda Sakura itu langsung lari terbirit-birit ketika ditatap Sakura. Sebenarnya lucu sih liatin Sakura, dia melotot gitu sambil berkacak pinggang. Tapi takut juga, soalnya pengawalnya Sakura ada di belakang tuh.

"Ra, ada Naruto tuh." Kata Tenten sambil menyikut Sakura. Sekarang si kembang sekolah itu yang terkejut.

"Sudah, jangan dihiraukan." Sakura tak enak hati pada Naruto. Duh, tadi dia dengar ucapan Sakura gak ya?

"Naruto..itu tadi, Sakura cuma sebel aja sama mereka. Sakura gak bermak-"

"Iya. Gak apa. Kan memang beneran kalau kita belum pacaran." Potong Naruto. Dia menepuk pelan pucuk kepala Sakura.

"Tapi kalau pacaran beneran, ya dengan senang hati." Lanjutnya diselingi tawa. Sakura ikut terhanyut dengan tawa itu.

"Uuu sweet banget. Tapi jangan di depan teman juga dong. Haduh, mataku! Pedihhhh." Oke, jangan pedulikan Kiba. Dia memang stress.

PLUK!

Suara itu membuat gerombolan Sakura dan Naruto terjaga. Dilihatnya Sasuke yang baru saja membuang sampah, lebih tepatnya melempar, hendak berjalan melewati mereka. Reflek Sakura menunduk.

"Yo, teme!" Sapa Naruto ramah. Tak ada yang berubah dari pertemanan Sasuke dan Naruto. Sebab menurut Naruto, masalah hati tak boleh dicampur aduk.

"Aa. Naruto." Balas Sasuke sembari melewati mereka. Sesaat matanya melirik ke arah Sakura. Tetapi Sakura tak menyadarinya karena sedang menunduk. Orang yang mengetahui itu hanya Ino. Gadis itu mendengus kesal, terus dengan sengaja dia berseru "Cie, Naruto ngeliatin Sakura terus nih. Ahiyy!" Semuanya terpancing, ikut menggoda kembang sekolah dan matahari SMA Konoha.

Gerombolan itu berjalan bersama ke kantin. Sejak semingguan ini, pemandangan Naruto-Sakura menjadi pusat perhatian yang wajib disimak. Meskipun orang-orang SMA Konoha sudah biasa melihat Naruto ada di sekitar si kembang sekolah, tetapi karena kejadian waktu lalu, ada hal lain yang mengitari mereka berdua. Entahlah, pokoknya mereka punya aura yang memikat deh! Orang-orang tuh harus banget liatin mereka!

"Eh? Hinata!" Tenten berseru menyapa Hinata yang baru saja selesai belanja. Gadis itu kikuk membalas sapaan Tenten. Ino dan geng Naruto juga menyapa gadis itu.

"Hai Hinata. Udah lama gak ngeliat Hinata lagi." Baik Naruto maupun yang lainnya terkejut ketika mendengar Sakura berbicara.

"I-iya. Aku sedang belajar."

"Oh gitu ya. Kalau Sakura sih juga belajar, tapi otak Sakura gak kuat. Jadi belajarnya cuma bentar-bentar aja deh. Hinata apa gak capek belajar terus?" Tanyanya polos. Hinata hanya tersenyum saja membalas ucapan Sakura.

"Sama. Tapi Sakura-chan masih mending, kalau aku sih tiap buka buku langsung tidur. Isi obat tidur kali ya buku tuh." Dari belakang, Naruto merangkul Sakura sambil meliriknya. Sedangkan Sakura langsung mendengus geli mendengar ucapan Naruto. Diam-diam Hinata meremas plastik yang dia genggam.

Didn't Expect! (Complete!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang