Delapan.

3.2K 572 76
                                    

Rajin up, karena ga
sabar ingin ketemu
kakek Lucas 😘😘.
.  . • ☆ . ° .• °:. *₊ ° . ☆

Keesokkan harinya. Semua nya terasa canggung, bahkan kemarin Athy dan (Name) sampai gak bisa tidur.

"Sepertinya sekarang kita harus berangkat." Ragu-ragu Felix membuka suara nya karena masih merasa canggung.

Karena Athy lagi baik hati dia mengalah. 'Mau bagaimana lagi, kemarin aku sangat keterlaluan.' Batin nya agak merasa bersalah.

Kemudian ia menarik-narik jubah Felix sambil berkata. "Kaki Athi sakit, gedong." (Name) yang melihat nya berkata dalam hati. 'Tch, bilang aja malas jalan.'

"Baik Tuan Putri." Felix mengiyakan lalu ia mengendong Athy dan beralih menatap (Name) seolah bertanya. 'Apakah kau mau juga?'

(Name) yang peka mengerti maksud Felix hanya menggelengkan kepala. "Aku ingin di gandeng oleh Felix."

Fiuh.

Lili membuang nafas lega kembali keadaan sudah membaik. "Sampai ketemu lagi, tuan putri."

"Bye-bye Lili." Athy melambaikan tangan nya pada Lili memberi salam. "Kami pergi dulu."

Mereka bertiga pergi dari kamar si kembar untuk mengunjungi Claude. "Hari ini saya akan antar anda ke ruang tamu." Kata Felix, sementara Athy menatap nya datar dengan sedikit keringat.

'(Name).' Panggil Athy pada adiknya dengan telepati.

'Avvah? Ada apa kak?' Jawab sang adik yang merasa tumben Athy bertelepati dengan nya. Akhir-akhir ini mereka jarang melakukan telepati.

'Apa kau tahu, akhir-akhir ini Felix dan Lili bertingkah seperti pengantin baru. Mereka tak ada perasaan masing-masing kan? Lili gak bisa kita berikan!'

Ternyata sang kakak mencoba mengibah lewat telepati. Sedangkan (Name) saat mendengar topik nya memasang wajah kaget. 'Tentu saja! Karena Felix akan menikah dengan ku!'

Sekarang giliran Athy yang menatap (Name) tapi dengan wajah kecewa. 'Umur kalian beda jauh! Aku juga tidak memberikan dirimu pada siapa pun!'

Diam-diam ternyata Athy memiliki sisi posesif sama adiknya ternyata.

"Sepertinya kalian harus menunggu sebentar." Selanjutnya, mereka bertiga (Name), Athy, dan Felix sudah sampai di depan pintu Ruang Tamu Raja.

Namun, pintu ruangan yang besar itu tertutup berarti ada seorang tamu yang datang.

Kritt..

Pintu tersebut terbuka menampilkan sosok pria dewasa memiliki surai putih dengan sorot mata emas mengilap seperti singa. "!!!!"

"Tuan Rovein." Sapa pria tersebut pada Felix.

(Name) terkejut sosok pria tersebut tentu saja dia mengenalnya. 'Aku tidak menyangka orang ini akan lebih berkharisma dari pada di komik nya!! Kyaaa!'

Yap, dia tidak peduli dengan orang menjengkelkan atau jahat asalkan dia adalah om-om ganteng dia akan aman bila bertemu dengan (Name). 'Kalau tidak bisa dapat anak nya, bapaknya juga boleh hehe.'

Seakan tahu apa yang dipikirkan adiknya Athy segera melakukan telepati. '(Name) sadar! Orang di depan kita adalah keluarga bangsawan yang membesarkan Zenith dan ayah tokoh utama laki-laki!'

'Kau tidak boleh terpesona dengan nya! Kau harus bersama kakak mu hingga tua nanti!'

엄마처럼 보이지만 아빠처럼 말한다 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang