tigabelas

2.7K 503 31
                                    

Asdfghjkl, bisa yuk
book ini sampe 1k vote 😘
. • ☆ . ° .• °:. *₊ ° . ☆

Setelah dansa itu, (Name) langsung menyusul Claude yang ngambek melihat kedua putri udah dapat calon pasangan.

Double kill gak tuh.

Untung nya Athy peka, dia segera mengikuti (Name) ikut menyusul Claude.

"Ayah!" Panggil Athy membuat Claude menoleh. "... Ini debutante yang kalian tunggu kenapa kembali lagi?"

Claude bertanya dengan suara datar. "Apa ada seseorang membuat kalian repot?"

Anjir, nih bapak peka kali.

Kedua anaknya tidak menjawab malah diam saja. Hal itu, membuat Claude salah paham dan tidak sadar dia menggertak giginya.

"Felix Rovein."

Suara penuh tekanan Claude membuat Felix langsung membungkuk hormat. "Ya, yang mulia."

"Bukankah aku telah memerintahkan untuk menjaga kedua putri dengan baik selama aku tidak ada?"

"Maaf, Yang Mulia hamba lelah dan tidak memperhatikan sekitar dengan teliti.''

"A-ayah?" Athy berkeringat dingin memanggil Claude. Lalu, ayahnya selanjutnya malah bilang sesuatu mengerikan. "Tak usah khawatir. Akan ku panggang lidah mereka yang berani bicara sembarang pada putri raja–''

"Shuttt, shut up! Bapake gak boleh gitu!"

(Name) memotong perkataan Claude takut mendengar hal sadis berikutnya. Dia langsung membekuk lengan kanan Claude berniat menghentikan tindakan penghukuman. 'Kak jangan diam aja! Bantuin aku dong! Kalau tidak, terjadi pembantaian lagi.'

Telepati dari adiknya membuat Athy sadar dari lamunan. Segera, dia ikut memeluk erat lengan Claude bagian kiri.

"Iya! Kami kan anak ayah, siapa yang berani melakukan sesuatu kami sembarangan!?"

"Lalu kenapa kalian kembali?"

"I–itu karena kami mencari dad!" Celetuk (Name) memberikan Athy ide untuk bicara selanjutnya. "Benar! Kami datang karena bersama ayah! Bagaimana bisa ayah malah kembali lagi?!"

Pernyataan itu sukses membuat Claude kembali tenang. "Jadi, ayah ayo kembali ke istana Emerald, Hall terlalu berisik."

"Ano, ngomong-ngomong pita kakak hilang." Kata (Name) sambil melihat pinggang kakaknya. 'Kurus banget.'

Tidak mengaca nih bocah. Padahal pinggang sendiri 11/12 sama kek Athy, cuma agak lebih gemukan. Soalnya (Name) suka ngemil bareng Lucas.

Makasih Lucas, gara-gara kamu. (Name) jadi suka nyemil.

"Ah, (Name) benar." Balas Athy mulai sadar hiasan pita di pinggang nya hilang.

"Felix Cari." Titah Claude membuat (Name) dan Athy sweatdrop. "Tidak apa-apa ayah, kita kembali saja." Tolak Athy halus.

"Tuan putri Athanasia."

Suara feminim mengalihkan perhatian mereka. Menoleh ke belakang kan suara tersebut berasal dari gadis dengan surai coklat panjang dan memiliki sorot biru permata sama dengan Athy.

Kenapa Zenith ada disini?

Pertanyaan tersebut langsung muncul di pikiran Athy begitu melihat Zenith.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚.───

♪ ~ ♪ ~

엄마처럼 보이지만 아빠처럼 말한다 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang