Awal Perang (Naruto)

737 88 40
                                    

"Berpencar!!!"

Melawan seorang seperti Madara apalagi Edotensi, taktik pertarungan berkelompok atau menyerang secara bergelombang tidak akan pernah efektif, yang ada cuma mengantar nyawa. Sebab level aliansi shinobi yang ada disini sangatlah rendah rata-rata kemampuan mereka cuma setingkat Jonnin berbeda dengan Madara yang sudah tingkat Kage+++.
Terlampau jauh levelnya.

Sebab itulah strategi yang digunakan Mugiwara adalah serangan jarak jauh dan mencoba sebaik mungkin menghindari pertarungan dekat. Dan juga memanfaatkan orang-orang bodoh yang tidak takut mati untuk melancarkan serangan dadakan.

Semua anggota grup mengangguk mendengar itu, dan mereka mengambil posisi yang jauh dari Madara.
Mirajane Miyuki pergi kesisi kanan lalu Yuyun Akihito dan Iruma sisi kiri.
Sementara Zoro dan Jiraiya tidak pergi.
Mereka tetap berada ditempat tanpa beranjak sedikitpun.

Mugiwara tahu alasan kenapa dua orang itu tidak mau pergi. Satunya karena dia maniak yang suka bertarung dengan orang kuat, satunya lagi karena dia seorang pemimpin. Tidak etiskan jika pemimpin pergi meninggalkan anak buahnya sendirian.

"Ophis-chan sampai perang ini selesai kamu tidak boleh keluar lagi ya"
Mugiwara menurunkan Ophis lalu berjongkok dan menepuk dua bahunya dengan lembut.

"Kenapa ayah??" tanya Ophis tidak mengerti. Kenapa Mugiwara menyuruhnya melakukan itu, padahal jika ada dia disini, Madara bisa dikalahkan dengan mudah.

Mugiwara juga tahu akan hal itu, tapi dia juga punya alasan tersendiri.
"Putriku... Ayah tahu, putriku yang manis ini sangatlah kuat dan memiliki kekuatan untuk mengalahkan mayat itu(Madara). Tapi bukannya itu hanya akan dimanfaatkan oleh penduduk dunia ini. Mereka(dunia Shinobi) sudah tidak perlu capek-capek menghadapi perang ini karena sudah ada orang lain yang mengambil tugas tersebut. Apakah putriku mau mengemban tugas yang tidak bertanggung jawab itu, Tidak-kan.
Jangan mau dimanfaatkan putriku. Mereka tidak boleh bergantung padamu tetapi pada diri mereka sendiri. Putriku pahamkan maksud Ayah"

Ophis mengangguk.

"Takdir mereka adalah mati putriku. Kita tidak boleh mengubah sesuatu yang telah pasti. Karena itu bisa mengacaukan buku kehidupan yang sudah ditulih oleh Sang Maha Tinggi"

"Ayah aku paham, tapi aku sedikit bingung, kenapa jika mereka mempunyai takdir seperti itu, ayah harus repot-repot datang ketempat ini, bukannya lebih baik membiarkan saja"tanya Ophis.

"Karena Ayah punya kuasa mengubah yang telah pasti menjadi hukum yang baru putriku, dan kuasa itu tidak dimiliki oleh siapapun termasuk kamu meskipun kamu adalah anakku sendiri"jawab Mugiwara ngarang bebas padahal dia cuma ingin agar Ophis tidak mengambil alih semuanya.

"Emmm....Kalau gitu, minta cuu"kata Ophis sambil menunjuk pipi kanannya.

'Kenapa loli ini semakin kesini makin berubah sifatnya, mana Ouroborosh dragon yang terkenal tanpa ekspresi itu'batin Mugiwara memasang senyum palsu lalu mengecup pipi kanan Ophis satu kali.

Cup
"Aku sayang ayah"kata Ophis membalas kecupan pipi dengan ekspresi senang lalu ia masuk kembali kedalam bayangan Mugiwara.

'Haaaahhh....aku merasa sangat berdosa, tapi yasudahlah, kebaikankukan lebih banyak daripada dosaku...'

Setelah Ophis pergi Mugiwara lalu berdiri dan menatap Madara yang berhadapan dengan pasukan aliansi Shinobi. Wajah pasukan aliansi terlihat ketakutan kaki mereka juga gemetar. Mungkin ini kali pertama mereka berhadapan langsung dengan lawan yang levelnya jauh diatas mereka.
Tapi rasa takut itu perlahan mulai berkurang saat Jiraiya menyampaikan sebuah pidato yang ia baca melalui secarik kertas.

"Saudara-saudara.... Kalian tahu...dia adalah Madara(sambil mununjuk kearah Madara) sang legenda Shinobi. Aku tahu kalian tidak berani menghadapi dia, dan aku tahu kalian pasti juga sadar jika kalian maju kalian akan mati"
Semua aliansi Shinobi menundukkan kepala mendengar itu. Semangat mereka semakin turun.

Fake God with Dimensional Group ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang