3 | Tamu Dari Masa Lalu

7.2K 555 9
                                    

Tidak pernah sekalipun Elka membayangkan akan kembali dipertemukan dengan Daniyal. Saat itu, ketika dia menyatakan perasaannya pada lelaki tersebut, ia tak memiliki clue sedikit pun tentang bagaimana watak asli seorang Daniyal sebab dari yang selama ini ia lihat, Daniyal adalah sosok kalem. Dia selalu mendapatkan solusi dari persoalan yang dihadapinya selama kuliah. Sosok dengan pengendalian diri yang kuat. Ia juga selalu memberi kesan baik di mata orang-orang. Segudang prestasinya pun membentuk branding sempurna untuk menggambarkan siapa dirinya. Dosen, mahasiswa, petugas kebersihan, dan siapa saja warga kampus yang mengenalnya, begitu menggandrungi Daniyal.

Dia pun tidak gila hormat. Di saat teman-temannya berlomba menggapai posisi tertinggi entah itu di tingkat HMJ, SENAT, bahkan BEM, dirinya tampak tak tergiur untuk menyicipi posisi-posisi penting dalam organisasi kampus tersebut. Dia bahkan hanya mengikuti satu organisasi selama menyandang status sebagai mahasiswa.

Dari yang Elka tahu, lelaki itu lebih menyukai berperan sebagai anggota yang tak memegang kendali penuh atas jalannya roda organisasi meski rekan-rekannya acap kali memberikan kesempatan pada Daniyal untuk memimpin mereka. Mengapa Elka bisa tahu? Karena ia memiliki Glori dengan jangkauan informasi layaknya kecepatan internet di markas NASA.

Namun, ada satu waktu di mana Elka pernah mendengar rumor aneh tentang lelaki yang pernah ia sukai. Dia lupa dari siapa tepatnya mendengar hal itu. Hanya saja, jika tidak salah mengingat, informasi ini ia dapatkan saat tanpa sengaja melewati basecamp yang biasa menjadi tempat perkumpulan mahasiswa pecinta alam.

Daniyal adalah manusia tanpa ampun. Manipulator kelas kakap yang sengaja memainkan pikiran orang lain agar berada di bawah kendalinya. Berperan layaknya 'si anak baik' merupakan hobinya. Ya, kurang lebih begitulah inti obrolan yang sempat Elka tangkap sebelum dirinya melarikan diri secepat yang ia bisa, saking syoknya dia atas informasi yang dia dengar.

Parahnya, dia baru mendengar semua itu setelah ia menyatakan perasannya pada Daniyal. Dia tentu tidak memiliki sangkalan, malainkan memercayai isi obrolan mereka. Bayangkan bagaimana situasi sulit yang ia hadapi kala itu. Jika ada yang bertanya apakah dia masih menyukai Daniyal setelah semua yang ia dengar dan alami sendiri, Elka tak berani menjawab saking mengejutkannya apa yang dia alami.

Terlebih lagi, ada satu fakta kelam yang membuat Elka percaya pada rumor buruk tentang Daniyal. Dia menjamin hanya dirinyalah yang tahu akan fakta mengerikan tersebut di antara orang-orang yang mengenal Daniyal. Sampai sekarang, fakta itulah yang Elka genggam sehingga otaknya secara otomatis memberikan respon defensif agar dirinya menjauhi Daniyal semampu yang ia bisa.

"Saya minta maaf, Kak, kalau kejadian tadi sempat bikin Kak Elka dan Rafael nggak nyaman. Salah saya juga karena sudah lalai sampai Pak Daniyal marah."

Elka tersadar dari menung panjangnya ketika mendengar suara frustrasi Izz yang duduk di sampingnya. Jadi, sejak tadi dia terus kehilangan fokus hanya karena melemparkan diri dalam kubangan nostalgia yang begitu kompleks itu? Elka refleks memijat kening. Nyatanya, efek pertemuanya dengan Daniyal cukup memengaruhi kendali dirinya.

Izz datang bertamu setelah beberapa menit Elka meninggalkan rumah Opa Iksan. Saat ia masih mengobrol dengan Glori dari dalam mobilnya yang terparkir di garasi, ia melihat remaja malang ini tergopoh-gopoh menuju rumahnya. Mau tidak mau, Elka langsung menyudahi keingintahuan Glori mengenai Daniyal dan segera menghampiri lzz.

Di sinilah mereka sekarang, di ruang tamu rumah Elka dengan Izz yang berusaha menjelaskan kejadian beberapa saat lalu.

"Maafin Pak Daniyal juga, Kak. Mungkin Kak Elka cukup familiar dengan wajahnya. Beliau adalah news anchor Vega TV. His vibe might feel a tad different from what we usually peep on TV, but I swear, he's not as intimidating as he seems." Lihat, bukankah hati Izz terlalu lembut hanya untuk membela manusia seperti Daniyal? Elka menatap Izz, prihatin.

Sonder [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang