Extra Part 2

3K 79 7
                                    

"Aku bukan anak-anak!" sanggah Elka sebal. "Gak perlu diawasin sampai segitunya!"

"Siapa yang bilang kau anak kecil? Maksudku adalah, selain dirimu--aku tidak cukup percaya pada tabiat orang lain. Bahkan meski itu Glori sekali pun. Sudah terlalu dalam tertanam di benakku bahwa dunia yang kita pijaki sekarang, tidak akan pernah aman walau banyak pasal yang bisa menjerat para penjahat. Jelas aku enggan mengambil risiko."

Daniyal tangkup wajah istrinya. Memandangi iras bersimbah tangis itu dengan sorot lembut yang diselipi oleh tampang bersalah sebab telah membuat wanita cantik ini menumpahkan air mata.

"Sementara kau adalah inti duniaku. Hidupku berporos kepadamu. Pemegang kendali penuh hatiku. Sekarang, bisakah kau bayangkan akan sekacau apa diriku saat kau terluka? Aku ini sudah terlalu terikat denganmu, Elka. Berpisah sebentar saja rasanya berat bagiku."

"Ya sudah. Artinya aku boleh pergi, 'kan?" Elka menyusut air matanya cepat.

"Bersamaku?" Daniyal tersenyum begitu tampan. Dan Elka selalu lemah pada pahatan wajah bak Dewa Yunani ini.

"Oke."

"Good. Sekarang peluk aku."

"Peluk doang?"

"Then, kiss me."

"Cium doang?"

Daniyal tergelitik oleh kegenitan sang istri.

Ia cukup terperangah pada perubahan emosi Elka yang tak seperti biasanya. Menangis, tertawa, bersikap manja di saat bersamaan, bukankah itu menakjubkan?

"Emang gak capek? Tadi mainnya lumayan lama."

"Dingin. Mau yang hangat-hangat. Tapi gak di sini. Di kamar," bisik wanita itu nakal. “Gak tertarik bikin rujak buah lagi?”

"Besok-besok saja."

"Plin-plan."

"Karena siapa aku begini?"

"Aku." Elka menunjuk diri sendiri. Ia tampilkan wajah polosnya. "Istri kamu tercinta."

Baca cerita selengkapnya di KaryaKarsa @Mayrahkee25

Sonder [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang