Para pelayat satu persatu meninggalkan rumah duka. Mereka yang awalnya silih berganti memberikan sokongan kekuatan untuk Handra, kini mulai meninggalkannya tenggelam dalam menung panjang.
Siapa yang menyangka, di usianya yang belum genap tiga puluh tahun, ia telah kehilangan orang-orang paling berharga yang pernah ia miliki.
Dimulai dari orang tua kandungnya yang telah lama berpulang saat ia masih mengenyam pendidikan sekolah menengah atas.
Lalu, kini dia juga harus kehilangan istri yang begitu ia cintai.
Belum lagi, sang istri pergi bersama kedua orang tuanya akibat keteledoran pihak Mal yang telah berjanji akan membiayai anak korban hingga ia dewasa nanti. Seolah itu adalah solusi terbaik untuk menyelesaikan dosa besar yang mereka perbuat.
Mereka pikir masalah berakhir hanya dengan bantuan kecil seperti demikian. Bagaimana dengan Handra? Mereka tidak berpikir bahwa imbas dari situasi ini, Handralah yang paling menderita.
Ia kehilangan Elma. Cintanya yang berjanji akan membersamainya hingga maut menjadi jurang pemisah bagi keduanya, tapi bukan takdir sepeti ini yang Handra harapkan.
Andai Elma tidak pergi ke Mal tersebut. Tidak, andai istrinya tak mengindahkan permintaan Oliv dan Khairi untuk menemani mereka.
Bukan. Pangkal masalahnya bukan berasal dari situ sebab semuanya hanya bersumber dari satu orang.
Elka.
Andai bayi sialan itu tidak pernah hadir.
Andai pembawa petaka itu tak disayangi Elma.
Maka semua ini tidak akan pernah terjadi.
Ingin rasanya Handra mengamuk. Akan ia lepaskan kemarahan yang menggerogoti hatinya kepada Elka. Namun, apa tindakan tersebut bijak di saat sekarang?
Handra bagai hidup dalam kekosongan. Semua orang memberinya penguatan, melimpahkan kata-kata omong kosong yang memuakkan untuk didengar.
Mereka tidak tahu bahwa hidup Handra telah hancur di saat yang sama kala tubuh kaku Elma dimasukkan ke liang lahat. Elma membawa semua kewarasan diri Handra. Teganya wanita itu pergi. Teganya dia tinggalkan Handra dengan cara paling menyakitkan seperti ini.
Harus bagaimana ia sekarang? Elmanya telah pergi untuk selama-lamanya, tanpa berniat kembali ke rengkuhannya.
Dan kini, tersisa dia bersama Elka.
Elma tidak lahir dari keluarga besar. Dia anak tunggal dari orang tuanya yang juga merupakan anak tunggal di masing-masing keluarganya.
Saat menikah pun, hanya sedikit keluarga terdekat Elma yang menghadiri pernikahan tersebut. Tante serta sepupu Elma kebanyakan hanya berasal dari Khairi. Sementara dari pihak Oliv, hanya sedikit sanak saudaranya yang hadir.
Lingkup ikatan darah dari keluarga Elma tak seperti kebanyakan keluarga di luar sana. Itulah mengapa, saat Oliv dikabarkan tengah mengandung, semua orang dibuat antusias sebab ada generasi baru yang akan melanjutkan darah dari keluarga mereka.
Elma dan orang tuanya baru lima hari dikebumikan saat seorang wanita yang merupakan sepupu Khairi, meminta secara langsung pada Handra untuk merawat Elka. Wanita itu paham dengan kondisi mentalnya yang belum cukup stabil, Handra pasti bisa kesulitan merawat Elka.
Bagaimana pun juga, merawat bayi sama sekali tidak mudah. Terlebih bila itu dilakukan oleh laki-laki yang belum memiliki pengalaman.
Namun, penolakan tegas yang Handra beri pada akhirnya membuat wanita itu menggugurkan niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sonder [✓]
Roman d'amourDisebut sebagai perempuan menjijikkan oleh pria yang ia cintai, membuat Elka sadar bahwa merasakan cinta adalah dosa terbesarnya. Dia pernah mencintai Daniyal hingga di tahap kehilangan urat malu karena menyatakan perasaan terdalamnya pada pria itu...