Derap langkah terdengar beriringan menyusuri lorong apartemen di lantai teratas gedung. Hati Elka berdetak gugup kala ia dan pria di sampingnya tiba pada salah satu unit yang sudah sangat familiar baginya.
Unit 69 milik Daniyal.
Usai menempelkan kartu akses pada pintu apartemen, pria itu menguak pintu, membiarkan Elka masuk lebih dulu.
"Thanks," gumam Elka salah tingkah. Bagaimana dia tidak gugup saat Daniyal diam saja sejak tadi? Pasalnya, pria itu berkata dia akan singgah ke apartemennya untuk mengambil barang yang tertinggal.
Daniyal memutuskan akan menginap di rumah Opa Iksan malam ini.
"Tunggu sebentar," kata Daniyal saat mereka tiba di ruang tamu, lalu ia melenggang masuk ke kamarnya.
Elka mengangguk pelan. Ia tempatkan bokongnya di atas sofa. Sedikit demi sedikit, gusar di hatinya mulai terurai. Mungkinkah dia terlalu melebih-lebihkan? Pikirannya kacau. Dua kali berciuman bukan berarti mereka akan melakukan hal 'itu' begitu cepat.
Elka panik. Sangat.
Dia kira, Daniyal akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak saat berkata mereka akan pergi ke apartemen lelaki itu. Tolong, dia telah menjomlo dalam waktu yang lama. Daniyal adalah satu-satunya pria yang dia cintai selama hidupnya. Memang terdengar tidak masuk akal, tapi begitulah faktanya.
Untuk itulah saat bersama Daniyal, Elka takut kebablasan. Dia kurang percaya pada pertahan dirinya meski sejak dulu, dia terkenal sebagai sosok kolot. Seperti kata Glori. Memiliki tubuh bahenol, bukan berarti Elka adalah perayu ulung. Yang tidak Glori ketahui, Elka hanya akan bereaksi pada satu-satunya pria yang dari dulu telah menyita perhatiannya. Dan orang itu adalah Daniyal Lateef. Kekasihnya sekarang.
Krisis hati peruntuh prinsip. Elka jadi malu karena sudah melangkahi batas toleransinya sendiri. Cinta memang berbahaya, tapi punya efek adiktif berkali lipat lebih memabukkan. Jelas dia terlena begitu mudah.
Lamunannya terhenti saat mendengar derap langkah mendekat.
"Toilet," ujar Elka sekonyong-konyong kala Daniyal tiba. "Aku mau benahin penampilan."
"Di sini saja."
"Ya?"
"Aku bisa merapikan kemejamu, but let me have a little fun with you first."
"Daniyal!"
Elka yakin seratus persen ia sedang membuat ekspresi aneh karena salah tingkah. Dan si sialan di depannya ini malah tertawa karena terhibur oleh candaannya sendiri. Akibat grogi berkepanjangan, Elka jadi ingin buang air kecil. Ia lantas beranjak dari hadapan Daniyal.
"Mau ke mana?"
"Toilet!"
"Ke kamarku saja."
"Kenapa harus di situ, sih?"
"Kamarku lebih dekat di banding yang lain. Kamu udah sering ke sini, 'kan? It's up to you. Aku hanya memberi opsi terdekat."
Tanpa menunggu lama, Elka menuju kamar Daniyal. Dia tepuk pipinya yang terasa kebas.
Salah tingkah ini benar-benar mengganggu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sonder [✓]
RomanceDisebut sebagai perempuan menjijikkan oleh pria yang ia cintai, membuat Elka sadar bahwa merasakan cinta adalah dosa terbesarnya. Dia pernah mencintai Daniyal hingga di tahap kehilangan urat malu karena menyatakan perasaan terdalamnya pada pria itu...