kapitulua 38

36.5K 4.1K 167
                                    

Perjalanan menuju negara maitasuna memerlukan waktu 12 jam, penerbangan menggunakan pesawat pribadi milik Feudo yang membuat Zeline semakin penasaran, seberapa kaya suami nya itu.

Di sepanjang Penerbangan pun Zeline di kurung di kamar pribadi milik Feudo dan hanya sesekali keluar untuk melihat anak-anaknya.

“Feudo, apakah di sana kau memiliki saudara perempuan?" Tanya Zeline iseng untuk membuka pembicaraan agar otak Feudo teralih ke hal lain selain kasur.

“Ada tapi aku sudah membunuh nya" ucap Feudo santai sambil masih berbaring berbatalkan paha Zeline.

“Aku serius" ucap zeline kesal.

“Aku juga serius, kau tahu, di keluarga ku yang kuat lah yang di hargai" Jelas Feudo tapi Zeline masih tak mempercayai nya.

"Terserah lah, aku ingin makan saja, sana minggir" ucap Zeline menyuruh Feudo bangun.

“tidak, nanti saja" ucap Feudo sambil memeluk erat pinggang ramping Zeline.

“aku ingin melihat anak-anak, bagaimana kalau mereka mencari ku" ucap Zeline

“Tak akan, sabar lah 2 jam lagi kita akan sampai" ucap Feudo

“Di sana kau tinggal bersama siapa?" Tanya Zeline lagi.

“Sendiri" jawab Feudo Zeline hanya mengangguk.

"Zeline aku menginginkan nya" ujar Feudo sambil memeluk pinggang Zeline lebih erat.

“Hais kau ini" ucap kesal Zeline.

Wanita itu merasa kegelian saat Feudo mengusap-ngusap kan wajahnya ke perutnya.

“Hentikan Feudo" ucap Zeline tak tahan lagi, Feudo memang pandai memancing N*f*u nya.

~

Sementara di sisi lain, Ryba dan Peixe di tugaskan oleh Feudo untuk mengawasi si kembar agar tidak mengganggu waktu berduanya dengan Zeline.

Seperti saat ini Peixe di paksa menjadi monster ikan oleh Kenzo dan Ryba di Suruh menjadi Tupai Belkepala Monyet, dalam batin mereka sudah Keluar berjuta sumpah serapahnya.

“U u AA Pitt Pitt" seru Ryba sambil menirukan suara monyet

'Aku benar-benar menyesal telah berbohong tentang Tupai belkepala Monyet' batin Ryba sedih atas musibah menimpa diri nya.

Sedangkan Peixe hanya terdiam sambil memajukan bibirnya membentuk seperti bibir ikan.

“Kak Kenzo, ikan makanya apa?" Tanya Allena menatap Peixe kalau beralih menatap Kenzo.

“Emm..dalam mimpi ku monster ikan itu makan Kepala ayam" ucap Kenzo.

“tapi kan di sini tidak ada kepala ayam" ucap Allena sedih, Peixe mengelus dadanya bersyukur, mungkin keberuntungan sedang berpihak kepadanya.

“Bagaimana kita jadikan saja Batu Di akuarium itu sebagai kepala ayamnya" ujar Kenzo memberi ide sambil menunjuk batu yang tidak besar dan tidak kecil yang berada di dalam akuarium ikan Mas.

Mata Peixe melotot, batu yang berlumut itu dijadikan kepala ayam lalu dia akan disuruh makannya

“Ah nona bagaimana dengan buah Apple saja, lihat di sana ada buah Apple" ujar Peixe memberi usul sambil menunjuk buah apple yang berada di atas meja di dekat mereka.

Sabar Pei sabar, dua jam lagi semua ini akan akhir sabar sabar' batin Peixe sambil mengelus dada nya untuk memberi semangat kepada dirinya sendiri.

Ia lebih bersyukur bila berdekatan dengan Feudo meski seringkali mendapatkan kata-kata kasar dari pria itu, daripada iya harus bersama dengan anak majikannya ini.

MY GREAT MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang