capítulo 44

24K 2.6K 163
                                    

Jadi jika dipikir-pikir pantas saja Mr.Elsker
Mengambil Zeline secara paksa darinya, mungkin pria itu sudah mengetahui tentang Zeline dan ketiga anaknya.

"Baiklah, akan ku terima" jawab Brian, ia lebih mementingkan perusahaannya daripada Zeline dan ke tiga anak nya.

...

ferido Nepravdive Elsker, yah Elsker, dia adalah Adik dari Feudo.

Mereka adalah tiga saudara yang di mana satu lagi adik Feudo yang bernama Fara yang merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Elsker.

ferido sering iri dengan kakaknya, Feudo, karena ia sangat dianjung di dalam keluarganya dan Feudo juga merupakan pewaris dalam keluarga nya.

Semakin hari rasa iri dengki di dalam diri
ferido semakin mendalam, bahkan ia menghasut sang adik, Fara untuk melawan pada Feudo.

Sampai bertumpah darah pun terjadi, Feudo dengan kejamnya membunuh Sang adik, Fara, yang ternyata selama ini Feudo mengetahui bahwa Fara adik yang sangat ia sayangi ternyata di bawah pengaruh obat terlarang yang diberikan oleh ferido.

Feudo saat itu ingin membunuh ferido, tapi Muller melarang, hatinya hancur melihat anaknya saling membunuh.
Ibu mana yang tega melihat anaknya meninggal di depan matanya.

Tanpa sepengetahuan Feudo dan Coello, Muller pun mengirim Ferido ke negara lain agar Feudo tak dapat menemukan nya lagi.

Tapi beberapa tahun kemudian tanpa sepengetahuan Muller, ferido kembali ke tanah air dengan diam-diam, dan mulai membangun kekuasaan nya sendiri.

Iya mulai memantau kondisi keluarganya meskipun sangat sulit karena kekuasaan sang kakak.

Sampai akhirnya ia mengetahui sang kakak sudah menikah, dia pun mencari identitas istri dari Feudo, sampai pada akhirnya ia menemukan fakta bahwa Zeline adalah tunangan Brian tepatnya mantan tunangan.

Dalam kesempatan ini ia pun memanfaatkan Brian untuk menjadi anjingnya, bekerja untuknya dan membunuh untuk nya.

Tapi sayang nya Ferido belum tahu, bahwa Feudo bukanlah seseorang yang Sama seperti dulu, Feudo bisa menyingkirkan ferido dengan mudahnya.

(Feudo pernah bilang ia membunuh saudaranya di chapter sebelumnya)

....

Brian duduk dengan tenang di meja kerjanya, ia sudah tenang sekarang, perusahaan kembali stabil karena bantuan dari pria yang beberapa hari lalu mendatangi nya.

"Aku rasa pria itu terlalu bodoh, tanpa berfikir aku akan membunuh mereka atau tidak" kekeh Brian sambil memainkan pulpen di tangan nya.

"Dasar bodoh"

Dan tak berselang lama ponsel milik Brian bergetar, Brian mengambil ponselnya dan melihat ke layar ponsel dan ternyata nomor tak dikenal menelponnya.

Brian Tak mengangkat, menurut nya itu tak penting, tapi ponsel nya terus bergetar.
Karena sudah jengkel Brian pun mengangkat panggilan tersebut.

"Jika tidak penting kau akan kubunuh" desis Brian

'Santai taun Brian, ini saya, saya mendengar ucapan anda yang mengatai saya bodoh, dan asal anda tahu saya bisa saja menarik saham yang sudah saya tanamkan di perusahaan anda, jika anda tidak menuruti semua perintah saya' ancam Si penelpon.

Tut

Panggilan di akhiri secara sepihak oleh si penelpon, Brian berdecak kesal.

Ia pun kembali menghubungi seseorang yang kali ini ia akan menghubungi Derrel, ya saudaranya.

'Ada apa' seru suara di seberang sana.

"Aku perlu bantuan mu" ucap Brian.

'aku tak mau'

Tut

Derrel mematikan panggilan, Brian di buat kesal, ia pun melemparkan ponsel nya ke sembarang arah.

"Sialan"

....

Kenan sedang duduk bersama kakek nya di taman Belakang mansion, di sana juga ada Muller dan Allena yang sedang bermain.

"Nenek, kenapa kucing gak suka mandi?" Tanya Allena pada Muller sambil mengelus bulu anak anjing yang ada di gendongannya.

"Mungkin dia alergi air sayang" jawab Muller dengan asal, ia juga tak tahu dan tak mau tahu.

"Memang kalau dia kena ail dia akan kenapa nek?" Tanya Allena penasaran.

"Dia akan basah" jawab Muller dengan senyum terpaksa.

Ya sesuatu jika terkena air akan basah kan, jadi jangan salah kan Muller yang selalu serba tahu.

"Oh begitu ya nek, belalti Allen alelgi Ail ya nek" ucap Allena kembali.

Muller menyerngit heran, karena tadi ia memandikan Allena dan tidak terjadi apa-apa kepada cucunya tapi mengapa Allena bilang bawa dia alergi dengan air.

"Allena gak alergi air kok, buktinya nenek tadi mandiin kamu Dan nggak terjadi apa-apa sama kamu" jelas Muller.

"Tapi Allena pas kena ail basah, belalti Allen Alelgi ail" jelas Allena.

Muller menepuk jidatnya, iya pun juga bingung harus menyikapi apa.

"Lihat lah Ken, dia kebingungan hahah" terdengar Coello cekikikan melihat ke arah Muller dan Allena, Kenan yang biasanya nya Diam juga ikut terkekeh melihat raut wajah keriput nenek nya yang nampak bingung.

"DIAM" bentak Muller.

Allena yang mendengar bentakkan Muller terperanjat kaget ia pun sampai melempar anak anjing yang berada di pangkuannya ke sembarang arah.

"hikss,,hikss HUAAAA" Allena menangis karena tangan nya di cakar anak anjing yang kaget karena dilempar oleh Alena.

"Sayang,aduh maaf ya nenek gak sengaja tadi, ini semua karena kakek mu" ucap Muller yang berfikir Allena menangis karena kaget mendengar bentakannya.

"Kenapa aku lagi" ucap Coello dengan tanpa dosa.

Karena melihat wajah Muller yang sudah memerah ia pun dengan segera membawa Kenan pergi dari sana.

"Dasar, pria tua itu memang sangat menyebalkan" ucap Muller.

Dia pun menggendong Allena untuk menenangkan bocah itu.













MY GREAT MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang