kapitola 41

46.6K 4.7K 357
                                    

Zeline tersenyum cerah menatap hujan dari balik jendela kamar anaknya, karena hujan yang cukup lebat akhirnya mereka tak jadi pergi ke mall.
Awalnya Allena menangis karena tidak jadi pergi, tapi dengan rayuan maut dari Feudo Allena pun akhirnya berhenti menangis.

"Besok saja ya kita ke mall nya sayang, kalau Allena, Allena kan anak pinter anak mommy yang paling cantik " ucap zeline dengan lembut.

“Iya Mommy" jawab Allena sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya.

Zeline gemas ia mencubit pipi chubby anak nya itu pelan.
"Baiklah ini sudah malam, waktunya" ucap Zeline lalu di lanjutkan oleh Allena.

“Allen bobo" ucap Allena dengan di susul cekikikan bocah itu.

"Ayo sekarang anak mommy yang cantik ini tidur ya" ucap Zeline sambil merebahkan tubuh Allena dan Menyelimuti gadis itu.

Beberapa menit Zeline menunggu akhirnya Allena tidur, Zeline mematikan lampu dan Hanya menyisakan lampu tidur berbentuk beruang di dekat tempat tidur Allena, setelah itu ia pun keluar dari kamar anaknya.

Zeline berjalan menuju kamar nya yang tak jauh dari kamar anak nya, ia sengaja menempatkan kamar anak nya di dekat kamar nya supaya memudahkan dirinya untuk membangunkan anak-anaknya.

Cklekkk

Zeline membuka kamar bernuansa hitam abu-abu itu, kamar Feudo memang sangat menyeramkan pikir Zeline.

Zeline melihat kanan dan kiri tidak ada Feudo di sana, iya berpikir mungkin pria itu masih berada di ruang kerjanya atau bersama Kenzo dan Kenan.

Zeline merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk itu lama-kelamaan matanya terlelap, mungkin dia lelah seharian mengemasi barang-barang nya.

~

'Dasar wanita sialan, kau menipuku kan' teriak seorang pria yang tengah memukul seorang wanita hamil tanpa henti dengan sebuah balok kayu yang tak terlalu besar maupun tak terlalu.

'hiks aku tak menipumu kaulah yang mengakui mereka anakmu bukan aku yang mengatakan mereka adalah anakmu tapi kau sendiri' ucap wanita hamil itu sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Dengan tak berperasaan pria itu mendorong wanita hamil itu hingga wanita itu terjatuh terlentang.

Bug

Bug

Bug

Dengan tanpa belas kasih pria itu menendang punggung minta hamil itu, tak puas sampai di sana pria itu menginjak-nginjak perut wanita itu hingga wanita itu mengeluarkan darah dari selangkangannya.

AKKHHHHH" jerit memilukan dari wanita hamil itu.

Beberapa pelayan hanya bisa menunduk meratapi penderitaan wanita itu, mereka merasa iba melihat wanita itu tapi mau bagaimana lagi mereka tak bisa berbuat apa-apa, jika mereka melawan nyawa merekalah yang menjadi taruhannya.

Tuan hentikan, jika Anda membunuhnya sekarang Anda tak akan bisa menyiksanya lagi" ucap Seorang pria lain pada pria yang menyiksa wanita itu.

Kau benar Joel, aku akan membuat wanita itu menderita" ucap sinis pria itu lalu pergi dari sana.

Sedangkan pria yang menghentikan pria tadi menghampiri sang wanita, ia menggendong wanita itu membawanya pergi dari sana.

Hiss akkhh" rintihan dan tangisan wanita itu membuat suasana menjadi mencekam.
Wanita itu meratapi nasibnya, saat ia digendong oleh pria itu, matanya tanpa sengaja menatap keberadaan 3 bocah kembar yang bersembunyi di balik pintu sambil menatap ke arahnya.

Wanita itu tersenyum kecil kepada 3 bocah itu sebelum benar-benar hilang dari sana.

“AAAAAAA" Zeline terbangun dari tidurnya.

Keringat bercucuran membasahi wajahnya, mimpi yang dialami seperti nyata, ini bukan pertama kalinya ia bermimpi seperti itu ia sudah menghitung mimpi itu sudah yang keempat kalinya.

“Ada apa?" suara berat milik Feudo yang juga ikut terbangun karena teriakan zeline.

Feudo menatap Zeline dengan aneh, tapi ia bisa melihat raut wajah ketakutan dari wanita itu.

Tanpa menunggu jawaban dari Zeline, Feudo membawa wanita itu kepelukannya bisa ia rasakan tubuh wanita itu bergetar ketakutan.

"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu, katakan padaku biar aku yang melenyapkan nya" ucap Feudo sambil mengelus surai lembut Zeline.

Masih tak ada jawaban, Zeline masih berdiam, tapi Feudo tidak merasakan lagi getaran ketakutan dari tubuh Zeline.

Iya pun melirik ke bawah menatap wajah damai Zeline yang terlelap, ia pun menatap tajam wanita itu dengan tatapan bertanya tanya.

“Siapa yang membuatmu ketakutan seperti itu?, Aku akan membunuhnya" ucap Feudo dengan tatapan nyalang.

Iya bersikap seperti orang tak tahu apa-apa dan menyebalkan di hadapan Zeline agar wanita itu tak terlalu canggung dan takut kepadanya, karena Zeline belum mengetahui siapa dirinya, yang Feudo takutkan Zeline makin takut lebih parahnya dia akan meninggalkannya.

Entah sejak kapan rasa takut itu muncul, hubungan yang mulanya hanya keterpaksaan berubah menjadi ketulusan.

Feudo merebahkan tubuhnya dengan zeline yang masih dalam dekapannya.
Ia menepuk-nepuk punggung wanita itu agar wanita itu merasa nyaman.

Feudo melirik Zeline Yang sepertinya sudah nyenyak tertidur, Feudo pun membetulkan posisi tidur Zeline, ia menyelimuti tubuh wanita itu sambil batas dadanya.

Ia mengecup singkat kening Zeline.
Setelah itu Feudo turun dari tempat tidur dan keluar dari Kamar nya.

Dan disinilah Feudo berada di ruang kerjanya dengan Feliz di hadapannya.

“cari tahu tentang Semua identitas Pria miskin yang bernama Brian itu, setelah itu hancurkan usaha nya, ingat jangan sampai ada yang tersisa kau mengerti?" Ucap Feudo pada pria yang berada di hadapannya.

"Mengerti tuan" ucap Feliz.

“Kau boleh pergi" ucap Feudo.

feliz pria itu pun pergi dari sana meninggalkan Feudo seorang diri.

Feudo menatap nanar foto nikahannya yang berada di ruang kerjanya.
Ia menatap marah ke arah Zeline, marah karena Zeline tak terbuka ke dirinya padahal ia sudah tahu tujuan Zeline yang mengincar Brian.


~~

Feliz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feliz


Image from pinterest.

MY GREAT MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang