6

1.6K 104 5
                                    

Saat matahari telah menunjukkan sinar hangatnya, Mark mengetuk-ngetuk pintu kamar Jeno dan memanggilnya, namun tidak ada sahutan yang ia dapatkan dari dalam. Lagipula bagaimana bisa Jeno membuka matanya saat ia baru saja tertidur dua jam yang lalu?

Mark yang tidak tahu apa-apa mengenai sang adik pun tetap mengetuk pintu walau pada akhirnya kesabarannya habis juga sehingga memutuskan untuk membuka kamar Jeno menggunakan kunci cadangan. Setelahnya ia menemui Jeno dengan posisi tidur yang sembarang, pakaiannya berceceran di lantai, dan selimut yang hanya menutupi bagian bawahnya saja. Bulu ketiak Jeno merupakan hal pertama yang Mark lihat.

Pria lebih tua yang ada di ruangan itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keadaan sang adik maupun kamarnya yang sama-sama kacau. Ia mendekat dan duduk di tepi ranjang lalu menepuk-nepuk pelan muka Jeno.

"Bangun, Jen."

Jeno hanya menggeliat tapi tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bangun.

"Jen, bangun."

Lagi, Mark menepuk pelan wajah sang adik dan reaksi Jeno masih sama.

Ia pun menyerah dan memutuskan untuk bersandar pada sandaran kasur yang ada. Diraihnya ponsel genggam milik Jeno yang berada di samping bantal dan membukanya dengan mudah walaupun itu menggunakan kode keamanan.

Awalnya Mark hanya berniat untuk membuka-buka aplikasi pesan adiknya, namun tidak tahu mengapa ujung-ujungnya ia malah menjelajahi galeri ponsel sembari terkekeh kecil ketika mengetahui bahwa mayoritas foto yang ada disana berisi foto Jaemin. Foto Jaemin yang sedang menonton televisi, Jaemin yang sedang meminum air, Jaemin yang sedang berkutat di dapur, dan masih banyak lagi. Sepertinya foto-foto itu diambil secara rahasia oleh Jeno karena Mark yakin bahwa Jaemin tidak akan pernah mau terlibat dengan Jeno apalagi dengan hal seperti ini.

Namun ia mulai mengernyitkan keningnya saat menemukan foto dari punggung Jaemin yang sedang membersihkan diri di kamar mandi rumah mereka. Ada juga foto Jaemin ketika ia memakai celana pendek ketat hingga membuat belahan bokong dan kaki jenjangnya terlihat jelas, dan foto Jaemin saat tidur dengan keadaan telanjang di kamarnya. Semakin dalam ia menjelajah, semakin banyak pula Mark mengetahui foto-foto yang bahkan tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Berkat foto-foto itu, ia mulai melihat adiknya sebagai penguntit cabul. Dasar, ternyata adiknya sama seperti dirinya. Ia kira Jeno tidak tertarik kepada hal-hal seperti ini, tapi ia salah. Tapi kenapa harus Jaemin?

Saat hendak melanjutkan mengutak-atik ponsel tersebut, tiba-tiba saja sebuah tangan menarik paksa benda tersebut membuat Mark terkejut. Ternyata itu adalah Jeno yang telah bangun kemudian menggeledah hapenya sendiri dengan ekspresi gelisah.

Mark menatap Jeno dengan intens dan cukup lama sebelum ia beranjak dari posisinya, "Pake baju. Gue tungguin di dapur," ujarnya sebelum keluar dan menutup pintu kamar Jeno dengan setengah bantingan.

Jeno pun mengumpat pelan sambil mengacak-acak rambutnya.

.

Di dapur, Jeno melihat Mark telah duduk rapi di atas meja makan dengan dua piring tertata. Hanya Mark saja, tidak ada Jaemin.

Atensinya terjatuh kepada sebuah piring berisi makanan dengan porsi besar yang berada di depannya, nasi goreng telur.

Mark sendiri yang melihat keberadaan Jeno pun menyuruhnya duduk kemudian menyantap makanannya terlebih dahulu disusul Jeno.

Jujur, Jeno merindukan hari-hari pagi yang seperti ini bersama sang kakak. Setelah kedatangan Jaemin, rutinitasnya dengan Mark menjadi kacau. Mereka yang biasanya makan berdua sekarang lebih sering terpisah karena Jaemin memaksa Mark untuk makan berdua dengannya, sedangkan Jaemin sendiri sangat membenci keberadaannya. Ia hanya baik pada Jeno saat ada maunya saja seperti tadi malam. Ia dan Mark yang biasanya menonton setelah yang lebih tua pulang kerja kini tidak pernah melakukannya lagi karena waktu Mark lebih sering disita Jaemin. Jaemin juga sangat sering menginap di rumah mereka membuat Jeno yang awalnya dekat dengan Mark kini menjadi renggang. Dulu Mark lumayan sering mengunjungi kamarnya untuk menemaninya tidur karena Jeno sering bermimpi buruk terkait kecelakaan yang mereka alami beberapa tahun silam. Namun setahun belakangan ini hal-hal tersebut tidak pernah lagi terjadi karena Jaemin.

Cottage (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang