18

841 67 9
                                    

Setelah mengalami sakit hingga merepotkan Jeno selama 3 hari penuh, Jaemin sudah bisa membuat orang yang mengobatinya kesal di keesokan hari. Tidak tahu apa yang membuatnya kini menjadi lebih sering mengganggu si bungsu Jung dan membuat pria itu marah besar, tapi itu tidak berlangsung lama karena Jeno tentu tidak akan pernah bisa benar-benar marah pada Jaemin.

Ketika Jaemin sudah benar-benar pulih dari sakitnya, Jeno tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia mengajak Jaemin untuk melakukan banyak hal walaupun mendapat komentar pedas sebagai balasannya, namun tidak dipungkiri bahwa Jaemin merasakan senang karena rasa bosannya terobati saat melakukan hal bodoh seperti jalan-jalan di sekitar rumah sewaan mereka setiap pagi dan sore. Hal itu membuatnya jadi sedikit tahu tentang banyak hal; kalau daun kering diinjak akan berbunyi renyah seperti suara saat mengunyah ayam goreng, termasuk juga mengetahui fakta Jeno pandai memanjat pohon untuk mengambilkan buah untuknya. Dan untuk tambahan, ia mengetahui kalau tempat ini dan sekitarnya akan menjadi sangat menyeramkan saat malam. Hal itu membuatnya merengek terus-menerus kepada yang lebih tua agar mengajaknya segera pulang ke rumah mereka.

Jeno sendiri pun sedang mengusahakan itu.

Perkembangan hubungan mereka akhir-akhir ini bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya. Mereka sering memasak makanan bersama─ lebih tepatnya Jaemin menonton Jeno memasak mulai dari awal hingga kegiatannya selesai.

Mereka juga saling mengucapkan salam perpisahan yang manis saat hendak tidur. Jeno waktu itu bersikukuh ingin tidur bersama, tentu Jaemin tidak setuju. Katanya, ia membutuhkan waktu sendiri setelah setiap hari belakangan ini selalu berdekatan dengan Jeno kapan pun dan dimana pun itu.

Dengan berat hati Jeno setuju dan meminta permintaan lain sebagai gantinya; menambah ciuman perpisahan sebelum tidur.

Jaemin pada akhirnya menyerah lalu menyetujui permintaan itu selepas berargumentasi dengan Jeno. Pada saat malam pertama perjanjian itu diberlakukan, Jeno menciumi Jaemin dengan penuh nafsu hingga mereka terpojok di tembok dengan durasi waktu cukup lama. Hal itu sudah berjalan sejak beberapa malam dan pernah saat itu Jeno menciumnya sampai menindihkan badan Jaemin di lantai.

Sebelumnya, ada suatu hari dimana Jaemin merindukan Mark dengan sangat disela-sela kegiatannya bersama Jeno. Terlebih akhir-akhir ini, ia selalu mendapat ucapan dan kecupan selamat tidur dari si bungsu Jung. Itu membuat memori-nya lebih sering mengungkit Mark dalam bentuk ingatan sekelibat yang dulu sering melakukan hal sama.

Awalnya Jaemin sudah mencoba mengabaikan perasaan itu, namun semakin lama rasanya perasaan rindu itu semakin membuncah saja.

Contohnya malam ini; Jaemin baru tertidur beberapa jam dan kembali terbangun setelah ia memimpikan Mark. Mimpi itu menyebabkan perasaannya datang lagi. Sepertinya saat ini berkali-kali lipat hingga dapat membuat dirinya menangis tersedu hanya dengan mengingat nama dari lelaki yang wajahnya masih teringat jelas dalam ingatan Jaemin.

Dia merasakan perasaan gelisah bersarang di relung hatinya terhadap Mark, walau mengetahui dengan pasti bahwa Mark adalah orang yang meninggalkannya terlebih dahulu. Ia juga merasa bersalah perihal telah melakukan hal romantis bersama Jeno. Dan lagi ia tidak pernah tahu apakah saat ini Mark juga melakukannya bersama orang lain. Yang penting, saat ini Jaemin merasa kurang tepat atas tindakannya yang seperti itu.

Saat ini kepalanya benar-benar penuh suntuk sebab memikirkan satu nama: Mark.

Pria itu benar-benar membuatnya gila.

Jujur, ia senang bersama Jeno, menghabiskan waktu bersama dengan tawa dan sedikit perdebatan. Benar-benar menyenangkan melakukan berbagai hal bersama pria itu layaknya teman baik. Juga ia bukan merupakan orang bodoh untuk pura-pura tidak melihat gelagat Jeno yang mencintainya dengan terang-terangan.

Cottage (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang