Suasana mall yang terlihat ramai membuat keempat gadis itu harus bersabar untuk menaiki eskalator.
Mereka naik ke lantai 3 agar bisa pergi menemui tempat dimana Aldy berada.
Ketika telah sampai, langsung saja Angga menghampirinya dan mempersilahkan mereka untuk segera duduk di tempat yang sudah disediakan oleh Aldy.
“Pesen makan aja dulu” Aldy meminta, sesaat setelah Shafira dan yang lainnya duduk.
“Okey” Kompak mereka menjawab dan langsung memesan makanan.
“Hai Naf!” Tiba-tiba Kevin muncul diantara mereka, akan tetapi wajahnya terlihat pucat.
Nafisa menoleh dan sadar akan wajah pucat itu.
“Kamu sakit?” spontan Nafisa bertanya, Aldy menatap Kevin curiga.
“Enggak, gue kurang minum aja nih” Kevin berbohong sembari meminum segelas air putih dan memilih untuk duduk di hadapan Nafisa.
“Makannya, minum tuh yang banyak. Segalon kalo perlu” Ucap Indah sebelum akhirnya mereka tertawa.
Kevin menyentil dahi Indah cukup keras .
“Anjir!” Indah meringis dan mengelus dahinya.
“Segalon palamu!” Kevin protes dan tertawa puas.
Nafisa menggelengkan kepalanya dan memperhatikan Kevin yang terlihat berbeda.
Namun detik berikutnya mereka tampak fokus untuk menyantap makanan yang dipesan meskipun sesekali candaan tetap keluar menghiasi suasana sore hari ini.
Setelah kenyang mengisi perut, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dan mengelilingi pusat perbelanjaan dengan semangat.
Pergi dari satu tempat ke tempat lain dan berakhir pada wahana permainan ice skating, gelak tawa terus menghiasi hari mereka ketika Aldy terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangannya diatas hamparan es yang cukup licin itu.
Hari itu begitu indah, Nafisa berhasil untuk melupakan skripsinya dan beristirahat sejenak untuk mendinginkan otaknya yang terus berputar itu.
Ketika tengah bermain di atas es, Nafisa mereka melihat Kevin yang terjatuh sembari menutup hidungnya.
“Kevin?” segera Nafisa menghampiri Kevin karena jarak mereka cukup dekat.
Kevin terdiam, ia tidak bisa menjawab panggilan Nafisa karena saat ini cairan merah itu terus mengalir dan rasa pusingnya kian menjadi-jadi.
Untuk pertamakalinya Nafisa memegang kedua pundak Kevin dan berusaha untuk menarik wajahnya.
Beruntunglah saat ini jika kedua tangan Nafisa terbalut oleh sarung tangan sehingga ia berani untuk melakukan hal tersebut.
“Kevin, kamu---“ Nafisa terdiam ketika sarung tangannya terkena noda darah dari Kevin.
Ingatannya berpusat pada kejadian beberapa tahun yang lalu ketika ia bertemu dengan Kevin yang mimisan juga.
Nafisa tidak bisa berpikir tenang, terlebih ketika Aldy terlihat sangat khawatir dan merangkul Kevin untuk segera keluar dari kawasan ice skating.
Saat itu, segera Aldy meminta bantuan agar Kevin bisa segera dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan pertama.
Suasana indah tadi seketika berubah menjadi amat memilukan, terjadi perdebatan antara Aldy dan Nafisa.
“Aku ikut!” Nafisa berucap ketika melihat Aldy pergi menuju mobil ambulans.
“Nggak usah Naf, ada gue sama yang lain. Lebih baik lu pulang bareng Shafira” pinta Aldy .
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyebut Namamu Disetiap Do'aku
Spiritual'Menunggu' , satu kata yang mudah diucapkan namun terasa berat untuk dikerjakan. Menunggu kepada makhluk dan untuk makhluk akan terasa berat untuk dilalui. Tapi aku menunggumu karena Allah. Menunggu sambil menyebut namamu disetiap do'aku terasa lebi...