Chap.57

1.2K 62 5
                                    

Attention! Chapter ini lumayan panjang karena akan membahas malasalu Nafisa😊

Happy reading! 💕




"Den Kevin!, bibi kangen banget sama aden” Bi Lilis berlari menghampiri Kevin yang  saat ini sedang berjalan beriringan dengan dokter Angel.

Kevin tersenyum, ia juga merasa rindu akan sosok itu.
Seseorang yang telah merawatnya dan selalu memberi kasih sayang seperti seorang ibu kepada anaknya, mungkin benar  jika dari dulu sampai sekarang ia lebih menganggap bi Lilis sebagai ibu kandungnya sendiri.

Bahkan Kevin juga tidak akan canggung dan lebih terbuka kepada sosok tersebut, dan tidak usah dupungkiri lagi jika bi Lilis juga merasa demikian.

Bi Lilis sangat menyayangi Kevin seperti anak kandungnya, semua kasih sayang dan perhatian akan selalu diberikan kepada putra asuhnya itu. Ia sudah sangat menyayanginya karena dengan melihat Kevin, ia seperti melihat sosok anak laki-lakinya yang sudah lama meninggal.

“Kevin juga kangen sama bibi!” Kevin tak kalah berlari untuk segera memeluk  orang yang sangat penting untuknya.

Angel sempat menahan Kevin agar ia berhati-hati karena pasiennya itu belum sepenuhnya pulih, tetapi lihatlah sekarang?  Ia sudah banyak tingkah  dan seakan-akan ia sudah benar-benar sehat.

Angel mendengus  pelan dan berusaha untuk menahan emosinya, tidak mungkin jika saat ini ia harus memarahi pria ini didepan seorang bibi yang sangat sayang kepada Kevin.

“Hati-hati ish! Belum sehat juga! Kesel gue lama-lama!” Umpat Angel.

Kevin tidak mengindahkan umpatan Angel dan memilih untuk langsung memeluk bi Lilis dengan pelukan rindunya, sesekali ia juga kembali memperingatkan Angel untuk selalu menjaga mulutnya agar ia tidak memberitahu kondisi sebenarnya kepada siapapun, cukup dirinya, tuhan, mama nya sendiri dan Angel saja yang mengetahui penyakitnya tersebut.
Ia tidak ingin orang-orang  tahu dan khawatir akan kondisinya karena itu akan membuat Kevin merasa lemah dan tidak berguna.

Yang diberi peringatkan hanya bisa menganggukkan kepalanya dan menatapnya sendu.

Kevin selalu saja seperti itu, ia adalah pasien terkuat yang  Angel miliki. Oh, apakah kalian tahu?

Sebenarnya Kevin tidak dibolehkan untuk pulang ketika kemoterapi itu selesai dijalankan,  akan tetapi dirinya terus memaksa untuk pulang kerumah.
Ia bersikap demikian setelah melihat banyak sekali orang  yang sangat khawatir akan dirinya dan berusaha untuk mencari keberadaannya, terlebih lagi untuk teman-temannya di kelas. Ia sangat rindu kepada mereka.

Awalnya Angel menolak permintaan Kevin dan mengatakan bahwa ia pasti tidak akan menerapkan pola hidup sehat dan obat-obatnya juga tidak akan diminum. Namun bukan Kevin namanya jika ia tidak berhasil meluluhkan hati seorang wanita bahkan dokter sekalipun.
Ia cukup bagus untuk membuat alasan-alasan kuat sehingga mau tidak mau Angel pun harus menyetujui permintaan Kevin dan mengizinkan Kevin untuk pulang ke rumahnya dengan satu syarat. Pria itu harus rutin untuk meminum obat dan akan senantiasa berkonsultasi dengan dirinya di jam-jam  tertentu.
  Awalnya Kevin tidak mau menuruti syarat tersebut, tapi rupanya  Angel juga memiliki ide yang cukup pintar agar Kevin mau mengikuti syaratnya. Dengan membawa-bawa nama Nafisa lah Angel mampu menggunakan ide nya, sesaat itu juga Kevin tidak lagi menolak syarat yang diberikan oleh dokter cantik itu dan menyetujuinya.

Ya, setidaknya saat ini Angel tahu jika Nafisa bisa dijadikan sebagai kekuatan Kevin untuk tetap berjuang melawan penyakitnya.


“Eh ini siapa den? Cantik betul” Bi Lilis baru menyadari keberadaan Angel dan langsung melepas pelukannya dengan Kevin.

Menyebut Namamu Disetiap Do'akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang