Chap.22

2.9K 178 0
                                    

"Kakak kenapa?" Tanya Nafisa yang sedang melihat gerak-gerik Salman yang terlihat sedikit aneh.

Salman yang sedang asik berjalan kesana kemari dan mengipaskan tangan tepat di depan tubuh bagian depannya sangat terkejut setelah Nafisa mendapati perlakuan yang memang cukup aneh itu.

Sejak kejadian di kantin,tubuhnya memang terasa panas karena telah terkena tumpahan sambal yang begitu kental dan merah tersebut. Sebenarnya rasa panas itu sudah ia rasakan semenjak dirinya membawa Nafisa ke rootftop sekolah.
Namun ia berusaha menahannya demi menemani Nafisa yang tengah menangis sejak kejadian yang menimpanya tadi.

"Mau jalan-jalan doang" Ucapnya berbohong.

"Hmm?" Nafisa merasa tidak yakin.

"Panas nih" perlahan Salman mulai mengatakan udara yang sedang ia rasakan.

"Panas?" Nafisa masih tidak mengerti apa yang dikatakan kakak kelasnya saat ini.

Tanpa menjawab ucapan Nafisa tadi Salman membuka 3 kancing sekaligus yang terdapat pada seragamnya.
Nafisa yang melihat itu langsung membelalakan matanya dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Salman menyadari apa yang diperbuatnya memanglah tidak baik,tapi ia tidak kuat untuk menahan rasa panas yang kian muncul di setiap bagian tubuh yang dipenuhi oleh cairan sambal itu.

Nafisa yang mulai berpikir keras atas apa yang dilakukan Salman mulai menemukan jawaban.
Kakak kelasnya mengatakan panas karena tubuhnya telah tertumpah oleh cairan sambal tadi sewaktu di kantin.
Ia menepuk dahinya,betapa tidak berpikir panjang Nafisa atas apa yang terjadi kepada Salman saat ini adalah akibat karena menyelamatkan dirinya dari bully-an Alice dan teman-temannya.


"Maaf!, tapi ini panas banget ya allah" Ucap Salman terengah-engah.

"Emm aduh ,kakak jangan dulu buka semua kancingnya" Pinta Nafisa

"Mau gimana lagi? Ini panas" Keluh Salman.

Nafisa kembali memutar otaknya untuk menemukan cara agar ia mendapatkan sebuah ide untuk mengatasi keadaan yang terjadi disini.
Sedangkan tepat dibelakang Nafisa, ada Salman yang masih menahan bajunya agar semua kancing tidak ia lepaskan begitu saja dihadapan Nafisa.

Setelah seperkian detik  ia berpikir akhirnya ia ingat satu hal,bahwa dibawah meja nya ada sebuah mukenah milik Nafisa yang selalu ia bawa.

Kemudian ia meminta Salman untuk tetap menunggunya di rooftop karena  ia sudah menemukan sebuah ide yang mungkin akan sedikit mengatasi rasa panas yang Salman rasakan.

Salman pun menyetujui saran dari Nafisa dan tetap menunggunya di rooftop sekolah.



***



"Temen lu kemana?" Tanya Kevin setelah melihat keberadaan Shafira di kelas.

"Astagfirullah. Gue nggak pamit sama dia,Nafisa kemana?" Shafira terlihat begitu khawatir.

"Yelleh! Gue kan nanya,itu artinya gue juga kagak tau" Ketus Kevin.

Saat ini Shafira yang kebingungan untuk mencari Nafisa. Karena selepas Nafisa dipanggil untuk menuju ruang BK,Shafira pergi ke ruang guru saat jam istirahat tadi.

Ia harus mengumpulkan tugas susulan sewaktu dirinya tidak sekolah  dikarenakan izin. Saat itu ia lupa untuk memberitahu sahabatnya dan langsung pergi ke ruang guru. Entah dimana keberadaan Nafisa saat ini.

Menyebut Namamu Disetiap Do'akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang