"Kakak mau tau apa yang terjadi sama wakil ketua OSIS itu?" Ucap Shafira setelah Farhan berada di depannya.
"Kok lu tau? Lu peramal ya? Eh anjir adek kelas gue bisa ngeramal. Coba ramal siapa yang suka sama gue???" Celetuk Farhan.
Fahmi yang melihat itu hanya bisa menepuk dahinya sendiri. Sedangkan Salman dan Rian malah terdiam dan hendak pergi dari sana,tapi dengan cepat Rian menahan mereka sebelum ia tahu apa yang terjadi tadi.
"Maaf kak,saya dan Shafira pamit pergi" Nafisa menggenggam lengan Shafira dan kemudian beranjak pergi meninggalkan keempat kakak kelasnya.
Ketika melewati Fahmi,langkah Nafisa harus terhenti karena Fahmi melarang Nafisa untuk melanjutkan langkahnya.
"Tunggu! Gue mau tanya sama kalian" Cegah Fahmi.
"Apa yang terjadi di dalem tadi? Kalian bisa jelasin?" Tanya Fahmi to the point.
Nafisa terdiam.
"Kalian bisa denger pertanyaan dari gue kan?" Fahmi bertanya kembali.
"Kenapa nggak ngomong hah? Padahal lu sendiri yang udah kasih tau kejadian itu sama Ibu Devi. Sahabat gue nanya,lu jawab lah!" Cibir Rian.
"Lu diem! Sejak tadi gue nanya sama lu,tapi lu nggak jawab pertanyaan dari gue. Giliran gue nanya sama dia,kok lu malah ngegas?" Rian kembali terdiam setelah mendapat pertanyaan itu dari Fahmi.
"Ya allah,apa yang terjadi sekarang. Hamba tidak mau menjadi penyebab dari renggangnya persahabatan mereka. Cukup tadi hamba sudah membuat Kak Salman kecewa karena hamba tidak bisa menjaga nama baiknya" Nafisa bergumam dalam hati.
"Kak Salman ngerokok di rooftop, dan besok orangtuanya dipanggil kesini" Saat suasana tengah hening,tiba-tiba Shafira menjawab pertanyaan yang ditanyakan berulang-ulang oleh Fahmi.
Merasa tidak percaya dengan ucapan Shafira,Fahmi membalikkan badannya dan bertanya langsung kepasa Salman.
"Yang dia omongin itu nggak bener kan? Lu mana mungkin ngerokok. Lu itu sahabat gue dari kecil. Dan orangtua lu juga ngelarang anak-anaknya buat ngerokok,jadi lu pasti nggak akan lakuin hal yang bikin orangtua lu kecewa." Ucap Fahmi.
Fahmi dan Salman memanglah teman yang begitu dekat. Kedekatannya terjalin semenjak mereka kecil dulu,terlebih lagi orangtua mereka menjalani kerjasama dalam bisnis proyeknya. Jadi keduanya sudah sangat dekat,seperti saudara saja.
Fahmi sangat tidak percaya dengan yang dikatakan oleh Shafira,karena ia tahu bahwa keluarga Salman melarang keras setiap putra-putranya untuk merokok. Jadi Salman tidak mungkin melakukan hal itu.
"Yang dikatain dia bener. Maaf!" Ucap Salman yang kemudian berlalu pergi entah kemana.
Saat Salman sudah berlalu pergi,Fahmi melangkahkan kakinya menuju kearah Rian. Ia sudah tahu siapa yang telah mempengaruhi sahabatnya sampai-sampai ia nekat melakukan hal yang tak pernah ia lakukan. Karena Rian memang orang yang selalu mempengaruhi Salman agar ia mau mencoba hal-hal yang baru,bahkan pernah saat itu Rian mencoba untuk membujuk Salman agar meminum alkohol.
"Lu kan yang udah pengaruhin Salman? Lu yang udah nyuruh dia buat ngerokok? Lu kan orangnya?" Fahmi memegang kerah baju Rian karena mungkin saat ini ia sudah emosi.
"Maafin gue!" Ucap Rian.
"Gue nggak habis pikir sama lu! Dulu lu pernah nyuruh Salman buat minum alkohol. Padahal lu tau sendiri kalo keluarga Salman ngelarang hal semacam itu. Lu sahabat kita atau bukan sih? Lu mau jatuhin Salman? Cih cara lu kek bocah tau nggak!"
"Asal lu tau,gue lakuin itu karena ada alasannya!"
"Apa alasannya sampai lu harus gini? Lu pura-pura baik di depan kita tapi nyatanya lu nusuk dari belakang!"
"Sorry!" Rian berlalu meninggalkan Fahmi yang masih dalam keadaan emosi.
Nafisa yang melihat kejadian ini sangat merasa bersalah,ia ingin meminta maaf kepad Salman. Sungguh,ia tidak bermaksud untuk menghancurkan persahabatan yang terjalin diantara mereka. Nafisa hanya berkata jujur atas apa yang ia lihat di rooftop sekolah tadi. Ia tidak memiliki niat buruk sedikitpun.
________
Assalamu'alaikum😊
Nafisa jadi ngerasa serba salah nih '-'
Gimana dong:"
Jangan lupa Voment😘Sawit,20 Januari 2019
Purwakarta,Jabar🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyebut Namamu Disetiap Do'aku
Spiritual'Menunggu' , satu kata yang mudah diucapkan namun terasa berat untuk dikerjakan. Menunggu kepada makhluk dan untuk makhluk akan terasa berat untuk dilalui. Tapi aku menunggumu karena Allah. Menunggu sambil menyebut namamu disetiap do'aku terasa lebi...