Rumah bertingkat dan memiliki halaman yang cukup luas serta beberapa mobil mewah yang berjajar begitu memperlihatkan bahwa keluarga yang hidup disana hidup dengan amat berkecukupan.
Air mancur yang berada di depan rumah membuat kesan tambah bagi rumah yang megah nan mewah itu.
Tampak satu buah mobil berwarna silver memasuki pekarangan rumah tersebut."Selamat sore den" Ucap seorang wanita paruh baya yang menyambut kedatangan putra bungsu dari keluarga majikannya .
"Malam bi" Ucapnya sembari terkekeh.
"Ehhh,udah malam toh? Pantes saja gelap gini" Ucap Bi Lilis yang merupakan asisten rumah tangga tersebut.
"Haduhh bi,saya harus ngakak nggak nih?"
"Lah,den Kevin kenapa? Katanya ini sudah malam" Bi Lilis masih merasa bingung atas kelakuan anak majikannya .
Kevin hanya tertawa dan setelah itu menunjukkan jam tangan yang ia gunakan.
Disana tertera bahwa jam masih menunjukkan pukul 16:30 dan itu artinya hari masih sore. Dan tadi ia hanya mengerjai bibi kesayangannya itu."Aih,Den Kevin bohong . Bibi sudah kaget tadi, astagfirullah" Ia mengelus dadanya karena melihat tingkah Kevin yang seperti ini.
"Maaf bibiku sayangg"
Kevin langsung memeluk Bi Lilis dan meminta maaf. Yang dipeluk hanya bisa tersenyum dan sesekali memukul lengan Kevin.
Mereka memang dekat sekali,karena sedari kecil Kevin sudah diurus oleh Bi Lilis,kondisi keluarganya yang sibuk bekerja membuat Kevin menjadi tak terurus oleh kedua orangtuanya. Akan tetapi untung saja ada Bi Lilis yang selalu setia dan dengan penuh kasih sayang merawat dan membesarkan sosok Kevin seperti anaknya sendiri.
"Hari ini tuan dan nyonya tidak bisa pulang,katanya ada pertemuan dengan klien" Ucap Bi Lilis sembari menyiapkan makanan untuk Kevin.
"Biarinlah. Bodoamat,mereka selalu gitu setiap hari" Ucap Kevin .
"Hush! Aden nggak boleh gitu. Mereka bekerja keras untuk masadepan aden nantinya"
"Kevin nggak butuh itu semua. Yang Kevin butuhin cuman kasih sayang mereka,tapi udahlah bi jangan bahas mereka. Mending sekarang bibi makan sama Kevin" Ajak Kevin.
"Bibi sudah makan tadi,yasudah kalo gitu bibi tinggal cuci piring dulu ya "
"Iya bi"
Latar belakang keluarga yang mengedepankan uang membuat Kevin sendiri kesal.
Berapa banyak uang yang ingin orangtuanya dapatkan sehingga untuk sekedar mengurusnya saja sangat sulit?Terkadang ia ingin mengakhiri hidupnya,tapi ia beruntung karena selalu dipertemukan dengan orang-orang yang mampu membuat dirinya bertahan .
Kevin sendiri bukanlah anak tuggal,ia mempunyai kakak laki-laki bernama Nathan. Kakaknya itu kini bekerja di perusahaan keluarganya,sehingga Kevin sering menghabiskan waktunya sendiri. Dia memang merasa kesepian,sangat kesepian. Tapi hal itu selalu ia tutupi,Kevin tidak mau terlihat lemah dimata siapapun.
"Gimana tadi sekolahnya den?" Tanya bi Lilis yang tiba-tiba datang dari balik pintu dapur.
"Biasa aja bi" Jawab Kevin.
"Ada cewek yang memikat hati aden tidak?" Tanya bibi jahil,ia tertawa.
Kevin yang sedang minum langsung tersedak karena terkejut akan pertanyaan yang keluar dari mulut Bibinya.
Bi Lilis yang melihat itu segera membantu Kevin agar ia tidak lagi tersedak.
"Maaf den,bibi cuman asal bertanya tadi" Ucap Bi Lilis yang merasa bersalah.
"Nggak apa-apa kali bi,santai aja" Ucap Kevin.
"Ada satu cewek yang menarik sih" Lanjut Kevin.
"Cieeeeee siapa tuh den,coba ajak kesini" Bi Lilis berusaha untuk menggoda Kevin yang sedang menahan tawa dan semburat merah di pipinya.
"Susah bi,dia di deketin aja susah apalagi dibawa ke rumah" Ucapnya jujur.
"Emang dia cewek seperti apa den?" Bi Lilis mulai penasaran akan sosok wanita yang berhasil membuat Kevin terpikat itu.
"Dia pake jilbab,ramah orangnya,baik. Selebihnya Kevin belum tau,karena kita emang baru satu kali ketemunya"
Setelah mendengar pernyataan pertama Kevin akan sosok wanita itu,Bi Lilis sedikit terkejut. Pasalnya,kebanyakan wanita yang pernah menjadi pacar Kevin bukanlah wanita berjilbab. Tapi saat ini,dirinya tengah tertarik kepada wanita berjilbab. Dan itu membuat Bi Lilis senang,karena mungkin jika mereka bisa bersama wanita itu akan membawa Kevin ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Kevin terlahir disebuah keluarga non muslim. Latar belakang ayahnya yang memiliki agama Kristen membuat Kevin harus ikut dengan agama yang dipeluk oleh ayahnya.
Akan tetapi ketika konflik muncul diantara kedua orangtuanya,Kevin pindah menjadi mualaf mengikuti ibu nya yang lebih dulu memang beragama Islam. Namun,kebiasaan sebagain seorang muslim belum Kevin tunjukkan sejak ia menjadi seorang mualaf. Ia terlalu lemah untuk melawan rasa malasnya ketika harus melaksanakan shalat wajib. Terkadang,Bi Lilis juga merasa kesulitan saat berusaha untuk mengingatkannya. Dan setelah mendengar pernyataan Kevin mengenai wanita itu membuat Bi Lilis penasaran akan sosoknya,ia berharap agar wanita itu bisa memberikan dampak positif kepada putra asuhnya ini.
"Yasudah kalian berteman baik saja dulu. Biasanya wanita seperti itu memang sulit jika harus diajak pacaran den" Jelas Bi Iis.
"Maksud bibi?"
"Aden harus langsung ajak nikah aja ceweknya,supaya tidak ada fitnah"
"Hah? Diajak nikah? Belum siap lah bi!" Protes Kevin tiba-tiba.
"Yaa,kalo tidak siap harus disiapin dong" Goda Bi Iis.
"Uwaaaaa? Bi kok bahas nikah sih?! Udah ah,Kevin mau tidur dulu. Good night Bi Lilis"
Kevin beranjak dari duduknya dan berjalan ke lantai atas,dimana letak kamarnya berada. Ketika hendak melangkahkan kakinya ke tangga,ia mendengar suara Bibi nya yang berteriak. Dan teriakan itu mampu membuat bulu kuduk Kevin berdiri sesaat setelah mendengarnya.
"Jangan lupa buat ajak nikah perempuan itu ya den! Bibi mau aden punya anak dari perempuan itu!"
___________
Assalamu'alaikum😊
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak❤
Ada kabar yang in syaa allah baik nih
.
.
.
Penasaran gaa?😅☻Sawit,1 April 2019
Purwakarta,Jabar🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyebut Namamu Disetiap Do'aku
Spiritual'Menunggu' , satu kata yang mudah diucapkan namun terasa berat untuk dikerjakan. Menunggu kepada makhluk dan untuk makhluk akan terasa berat untuk dilalui. Tapi aku menunggumu karena Allah. Menunggu sambil menyebut namamu disetiap do'aku terasa lebi...