Chap.33

2.8K 161 10
                                    

Kini dalam ruangan yang memiliki aroma seperti obat dan juga rumah sakit,sudah terdapat Nafisa dan Shafira.
Mereka tidak hanya berdua disana,ada salah satu anggota PMR yang dengan sigap membuka kotak P3K.
Dilihatnya lutut Shafira yang saat ini mengeluarkan cairan merah segar. Lukanya terlihat cukup dalam hingga Nafisa pun terbelalak kaget.

"Lutut kamu luka" Ucap Nafisa.

Shafira melirik sebentar dan tertawa sumbang. Sesekali ia juga menahan perih setelah Revi yang merupakan anggota PMR itu membasuh lututnya dengan air hangat.

"Luka di lutut ini nggak sebanding dengan luka yang ada di hati gue hehe" Shafira terkekeh diakhir kalimatnya.

Entah mengapa Nafisa justru tidak suka ketika melihat sahabatnya dalam kondisi seperti ini. Ia yakin,pasti telah terjadi sesuatu dengan Shafira.
Terlebih lagi,sesaat setelah dirinya sampai di gerbang sekolah Shafira sama sekali tidak mendengar panggilan Nafisa dan berjalan dengan keadaan melamun.

"Bisa kamu cerita nanti?" Tanya Nafisa langsung setelah Revi selesai membalut lutut Shafira.

"Apa yang harus gue ceritain Naf?" Ia masih pura-pura tidak mengerti.

"Aku tau ada yang kamu sembunyiin dari aku"

"Ehm ke kelas yuk. Udah mau masuk jam pertama,nanti kalo telat kita kena omel"

Nafisa yang mulai melihat sifat bungkam dan keras kepala dari sahabatnya ini hanya bisa berdehen dan membantunya berjalan.  Setelah itu,mereka berterimakasih kepada Revi selaku anggota PMR yang sudah membantunya. 
Ketika sedang tertatih-tatih untuk berjalan,keduanya tak sengaja bertemu dengan sosok Kevin. Bukan hanya Kevin saja yang mereka temui,namun ada Angga juga disana. Sepertinya kedua sejoli itu sudah sangat dekat karena sejak tadi saling melemparkan beberapa candaan.

Kevin sedikit memicingkan matanya untuk mengamati dua orang wanita yang sepertinya sudah ia kenal.  Untuk meyakinkan hal itu,Kevin tak tanggung-tanggung untuk segera mengajak Angga berjalan lebih cepat lagi hingga pada akhirnya merekapun berhasil berpapasan dengan Nafisa dan Shafira.

"Woy!" Ucap Kevin setengah berteriak.

"Siapa sih?" Tanya Angga yang merasa penasaran.

"Itu Shafira sama Nafisa kan?" Tanya Kevin cepat.

"Iya,kenapa emang?"

Pertanyaan Angga tadi sama sekali tidak digubris oleh Kevin. Sekarang ia lebih memilih untuk bertanya langsung pada ke-2 wanita yang kini sudah ada dihadapannya.

"Kenapa?" Tanyanya datar.

"Nanya sama gue?" Ketus Shafira.

"Eih,jangan gitu dong Shaf" Nafisa berusaha untuk menyadarkan Shafira dari emosinya.

"Gue tanya sama kalian berdua" Ucap Kevin lagi.

Keduanya terdiam,baik Shafira maupun Nafisa kini saling memandang dan seolah-olah sedang melakukan kontak mata. Mereka tidak berbicara namun matanya seperti membuat sebuah perkataan yang tak dapat dikatakan secara langsung dan semestinya.

Kevin dan Angga terheran-heran atas kelakuan dari wanita yang hanya saling memandang itu.
Satu hal yang sama-sama mereka pikirkan,

Wanita memang sulit ditebak.

"Kalian ngapain sih?" Merasa penasaran,akhirnya Angga melontarkan pertanyaan yang mewalili pertanyaan Kevin.

Sorot mata Shafira berubah seakan-akan memerintah Nafisa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Angga.
Disaat gerakan mata terus dilakukan oleh dua sahabat karib ini. Tak sengaja atensi Kevin beralih pada mata Nafisa,dilihatnya sorotan mata yang mampu membuat dirinya teduh dan luluh. Wajah yang memang memiliki kesan natural serta jilbab panjang yang menjutai sampai menutupi dadanya membuat Kevin sadar bahwa wanita seperti inilah yang ia cari sejak dulu. Wanita yang selalu memberikan kedamain serta jauh dari kata glamour,Nafisa memang wanita sederhana yang mampu membuat hati Kevin tertarik dan semakin penasaran akan sosoknya.

Menyebut Namamu Disetiap Do'akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang