GD [1]

8.1K 313 28
                                    

Asya berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya, ia melirik jam yang melingkar ditangannya. Gadis itu mengerutkan keningnya merasa heran pasalnya tidak biasanya koridor sepi di pagi hari

Saat seorang siswi melewatinya, gadis itu langsung menahan "kamu mau kemana?"tanya Asya saat berhasil menghentikan gadis tadi

"Mau lapangan belakang" ucapnya merasa risih dengan Asya, merak tak cukup kenal untuk saling mengobrol. Siswi itu langsung berlari meninggalkan Asya yang keherananan

"Ada apa di lapangan belakang?" Guman Asya, karena tak mau mati penasaran ia berjalan cepat menuju tempat yang dimaksud siswi tadi

Keningnya berkerut saat melihat kerumunan murid-murid semakin membuat Asya kebingungan

Dengan berani Asya menerobos kerumunan itu untuk melihat apa yang terjadi. Namun matanya berkaca-kaca entah kenapa saat melihat adegan didepannya

"Aliah, Lo mau gak jadi pacar gue? Gue udah suka sama Lo sejak SMP tapi baru sekarang gue berani nyatain perasaan gue" ucap seorang pemuda dengan satu lutut menyentuh tanah dan satunya digunakan untuk menyanggah tangannya yang menyodorkan buket bunga pada gadis didepannya

Pemuda itu, Asya masih ingat. Pemuda itu adalah ayah kandung dari janin yang berada diperutnya

Asya menunduk menatap perutnya yang terbalut seragam sekolah, tak kuasa menahan tangisnya ia berjalan menuju kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya

"Hikss kenapa aku nangis? Aku gak suka sama dia tapi gak tau kenapa rasanya sakit" guman Asya menahan sesak didadanya

"Hikss aku harus gimana" guman Asya lagi ia kembali menangis meratapi nasibnya, Hamil di luar nikah, sang ayah bayi menyatakan cintanya pada gadis lain.

Asya sebenarnya tak mengharapkan apa-apa, mereka melakukannya karena sama-sama tidak sadar dan juga mereka tidak saling suka tapi Asya bingung dengan dirinya yang merasakan sakit didadanya saat melihat kejadian tadi

Beberapa menit memenangkan dirinya, Asya berjalan keluar dari kamar mandi gak lupa membasuh wajahnya agar tidak terlihat habis menangis

Gadis itu berjalan menuju kelasnya dengan kepala menunduk, banyak yang membencinya entah alasannya apa. Asya juga bukan perempuan cupu penampilannya sama dengan siswi lain

Mungkin karena insecure mereka membenci Asya yang selalu unggul dalam segala hal

Mulai dari kecantikan, kepintaran bahkan kekayaan Asya selalu unggul membuat banyak siswi iri dengan gadis itu. Tak satu atau dua siswa yang sering mendekati Asya namun gadis itu gak pernah menggubrisnya

Dan hal itu semakin membuat siswi lainnya merasa Asya itu sombong. Entahlah apapun yang dilakukan Asya selalu salah di mata orang

Asya mendudukan dirinya dikursi paling belakang, melirik sekilas pada gadis bersurai hitam panjang yang duduk paling depan tengah tersenyum malu-malu karena di goda oleh teman-temannya

Gadis itu adalah Aliah, Gadis yang menjadi pemenang dihati pemuda yang merupakan ayah dari janinnya namanya Dikta pemuda yang dikenal karena ketampanan dan juga prestasinya dalam bidang non akademik

Dikta sering membawa pulang piala saat berlomba bakset ataupun fustal. Pemuda penuh dengan pesona itu membuat gadis-gadis di sekolahnya menggilai pemuda itu

Tak berselang lama seorang guru memasuki kelasnya dan memulai mata pelajaran.

☘️☘️☘️

Bel berbunyi pertanda bahwa sekolah telah Bubar, para murid berbondong-bondong keluar dari kelas dengan raut wajah tanpa beban berbanding terbalik saat mereka ke sekolah di pagi hari

Asya mememasukkan buku-bukunya kedalam tas kemudian melirik teman sekelasnya yang masih stay didalam kelas mungkin ada jadwal ekstrakurikuler, Asya tak mengikuti eskul satu pun sudah pasti jawabannya adalah ia les dan juga orangtunya tak mengizinkan Asya pulang melebihi waktu jam pulang sekolah

Asya pun berjalan keluar kelas namun terhenti saat tasnya ditarik kearah belakang sontak Asya menghentikan langkahnya dan melirik kebelakang

"Ada apa yah?" Tanya Asya sopan, menatap Aliah dengan wajah takutnya. Aliah termasuk gadis yang ditakuti di sekolahnya karena gadis itu adalah ratu bullying

"Lo mau kemana  anak sok pintar?" Tanya Aliah menarik rambut Asya membuat gadis itu meringis kesakitan. Tiba-tiba kepalanya terasa pening

"Aku mau pulang, tolong jangan tarik rambut aku. Aku gak buat salah sama kamu" ucap Asya merasa tak membuat kesalahan pada Aliah

"Lo caper sama guru tadi, gue benci banget sama orang caper kayak Lo" ucap Aliah mengeratkan tarikan tangannya pada rambut Asya

"Arghh sakit aku mohon lepasin kepala aku sakit" ringis Asya, rasa pening pada kepalanya semakin bertambah

"Gue gak peduli, Lo sekali-kali jangan caper bisa gak sih? Gue muak di banding-bandingin sama Lo" bentak Aliah mendorong Asya dan membuat gadis itu terjatuh

Asya meringis kali ini bukan hanya dikepalanya yang sakit tapi di perutnya juga ia memegang perutnya merapalkan doa agar janinnya baik-baik saja

"Lemah!" Cibir Aliah menatap Asya mengejek

"Apa salah aku? Kalau kamu di banding-bandingin sama aku harusnya kamu intropeksi diri perbaiki diri kamu bukan malah menyakiti aku" ucap Asya mendongak menatap Aliah yang menatapnya tajam

"Gak usah ceramah Lo, gue benci sama Lo" ujar Aliah menendang tulang kering Asya hingga membiru

Gadis itu meringis kesakitan, sakitnya Triple kill. Kepala, perut dan sekarang kakinya

Setelah menendang kaki Asya, Aliah bersama teman-temannya berjalan  meninggalkan gadis itu

Asya meringis mencoba berdiri namun susah karena sakit pada perutnya semakin bertambah

Hingga sebuah tangan kekar terulur padanya, gadis itu mendongak menatap pemuda dengan rambut gondrong belah tengah seperti idol Korea itu menatapnya datar

Asya hanya menatap pemuda itu dan tangannya bergantian
"Lo mau ngesot disitu sampai besok?" Ucap pemuda itu dengan wajah datarnya

Asya kaget ia pun menerima uluran tangan pemuda tadi kemudian berdiri dengan bantuannya
"Terimakasih" ujar Asya pelan ia menundukkan kepalanya tak berani menatap pemuda itu

Namanya Daniel sahabat Dikta juga Sepupu pemuda itu.
"Gue didepan bukan di bawah" ucap Daniel tajam saat gadis itu berucap tanpa menatapnya

Ia paling benci saat seseorang berbicara dengannya tanpa menatap matanya. Baginya itu perbuatan yang kurang sopan

"Maaf" guman Asya

"Gue gak bakalan makan Lo. Kenapa Lo takut banget?" Tanya Daniel

Asya menggelengkan kepalanya, ia tak berani menatap pemuda itu wajahnya yang mirip-mirip dengan Dikta membuatnya kembali merasakan sesak  didadanya mengingat kejadian tadi pagi

Tanpa Asya sadari air matanya terjatuh membuat Daniel kebingungan ia melirik sekitarnya yang sepi. Ia pun maju membuat jaraknya dengan Asya menipis

"Lo kenapa nangis?" Tanya Daniel penasaran, bahkan ia tak menyakiti gadis itu

"Hikss gak tau" ucapnya membuat Daniel semakin merasa keheranan namun juga gemas diwaktu yang sama

Apa bisa seseorang menangis tanpa sebab?

TBC
Sorry kalau typonya banyak 🔥♥️

GARIS DUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang