GD[7]

4.8K 241 9
                                    

Bangun-bangun Asya disuguhkan oleh pemandangan indah, wajah bantal Daniel yang semakin menambah ketampanannya. Tersadar sesuatu pipi Asya langsung memerah dengan jantung yang berdetak kecang jangan lupakan seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya

Perasaan bahagia tiba-tiba membuncah entah apa penyebabnya tapi rasanya Asya ingin terbang kelangit ketujuh saking bahagianya

Oke lebay

Asya mencoba menyingkirkan tangan Daniel yang memeluknya namun gagal sebab pelukan itu semakin mengerat

"Mau kemana?" Tanya Daniel dengan mata tertutup dan suara khas bangun tidur mengangetkan Asya

"Eh, aku kira masih tidur. Aku mau bangun" ucap Asya

Daniel membuka matanya dengan susah payah kemudian melirik jam menunjukkan pukul 4 sore hari. Ia pun melepas tangannya yang melilit pinggang gadis itu

"Laper gak?" Tanya Daniel diangguki oleh Asya, akhirnya Daniel bangun begitupun dengan Asya

"Ayo makan" ajaknya menarik tangan Asya agar mengikutinya

Keduanya kini berjalan beriringan menuruni tangga mendapati sang mama yang menatap kearahnya dengan tatapan menggoda
"Iya deh iya, yang pengantin baru lengeket amat" goda mama menatap tautan tangan keduanya

Karena malu Asya mencoba melepas tautan tangan mereka namun Daniel tak mengizinkannya, semakin membuat mama menggoda keduanya

"Diem ma" ucap Daniel dengan wajah datarnya. Ia melirik Asya "ayo" ajaknya menuju dapur

Daniel pun mengambil makanan untuknya dan juga Asya kemudian duduk disebelah Asya

"Ini, makan banyak biar sehat" ucap Daniel dan memakan makanannya sesekali melirik Asya yang makan sangat lambat

Karena makanan Daniel habis duluan ia mengambil piring Asya kemudian menyuapi bumil itu
"Makannya lama" ucap Daniel

"Maaf"

"Gak salah kenapa minta maaf?, Kalau gak salah jangan minta maaf. Aku gak marah kamu makannya lama yang penting anak aku sehat" ucap Daniel menyuapi Asya

"Biar aku aja"

Daniel menggelengkan kepalanya "aku aja"

Asya pun mengangguk menerima Suapan demi suapan dari daniel, "Daniel?"

Daniel yang merasa dipanggil pun menoleh untuk pertama kalinya Asya memanggil namanya. Katakan saja Daniel lebay jantungnya tiba-tiba berdetak kencang

"Hm?"

"Aku udah gak sekolah lagi?" Tanya Asya dengan pelan

Daniel diam ia menatap Asya lekat "kamu masih mau sekolah?" Tanya Daniel

"Iya"

Pemuda itu menghembuskan nafasnya ia berdiri menaruh piring kosong ke wastafel dan mencuci tangannya itu tak luput dari pandangan Asya

Daniel kebali duduk didekat ibu hamil itu, ia menaruh tangannya di bahu Asya "sya, aku senang kamu masih mau sekolah tapi berita tentang kamu hamil udah kesebar dengan kamu datang ke sekolah lagi dalam keadaan hamil bakalan ngebahayain kamu dan si bayi. kalau emang kamu benar-benar mau sekolah lagi kamu bisa homeschooling aku cariin gurunya" ucap Daniel panjang tapi raut wajahnya tetap datar

Asya tertegun mendengat kalimat panjang Daniel "kalau homeschooling takutnya ngeberatin kamu. Gak usah deh aku mau fokus sama bayiku aja" ucap Asya

Daniel tersenyum membuat Asya kembali tertegun melihat senyuman Daniel yang begitu lebar "itu udah tanggungjawabku. Kamu istriku sudah sewajibnya aku menafkahi kamu, aku punya tabungan cukup buat kamu homeschooling aku juga udah mau kerja di perusahaan papa"

GARIS DUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang