Seorang pemuda menggerutu sebab kepalanya pusing dan juga mual yang terus melandanya sejak beberapa waktu yang lalu entah apa penyebabnya
Mamanya sudah memeriksa keadaannya namun kata wanita itu ia tak sakit apapun, pemuda itu berdecak membuat sahabatnya kebingungan
"Lo kenapa sih Dik?" Tanya pemuda dengan kulit sawo matang menatap pemuda yang disebut 'Dik' itu keheranan, Namanya Geri.
Pemuda yang dimaksud Geri adalah Dikta, sejak tadi Dikta berjalan mondar-mandir dan sesekali berdecak kesal menganggu konsentrasinya yang sedang bermain game online
Pemuda lain yang duduk di sebelah Geri ikut keheranan dia Allan sahabat Dikta dan Geri juga
"Hooh, Lo kenapa kayak orang gak tenang gitu? Padahal baru tadi pagi jadian sama pujaan hati. Harusnya Lo happy- happy" ucap Allan
"Gue gak bisa senang-senang. Kepala gue pusing ditambah gue mau muntah tapi gak bisa" keluh Dikta kemudian mendudukan dirinya disebelah sang sepupu yang juga merupakan sahabtnya
"Menurut Lo gue kenapa Niel?" Tanya Dikta pada sepupunya itu, dia Daniel.
Daniel menatap Dikta sebentar kemudian menjawab "ngidam" ucap Daniel singkat dengan wajah datar membuat Allan dan Geri tertawa
"Nah bisa jadi kan, Lo juga akhir-akhir ini gak suka cium apa-apa" ucap Geri
Ucapan Daniel membuat Dikta tersadar dengan suatu kejadian beberapa hari yang lalu. Pemuda itu menatap sahabatnya dengan serius
"Ada sesuatu yang sebenarnya belum gue ceritain sama kalian" ucap Dikta, ia menatap Allan, Geri dan Daniel secara bergantian
"Apa?" Tanya Allan penasaran
"Sebenarnya....." Dikta pun menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu saat dirinya terbangun di sebuah kamar yang asing untuknya dengan keadaan tanpa sehelai benang
Dikta terbangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa sakit, ia mengertukan keningnya saat melihat kamar yang sudah ia tebak bukan kamarnya sebab interiornya yang berbeda
Dikta pun semakin keheranan saat melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Ia memejamkan matanya mencoba mengingat kejadian beberapa jam yang lalu namun tak bisa ia ingat selain saat dirinya meminum minuman di acara ulangtahun sekolahnya dan setelahnya ia merasakan panas ditubuhnya dan dibawahnya terbangung
Dari situlah Dikta menebak kalau seseorang telah menaruh obat perangsang didalam minumannya. Saat ingin pergi dari acara seseorang memukul tengkuknya sehingga ia kehilangan kesadaran diri
Saat ia kembali sadar masih dengan pengaruh obat itu ia merasakan tidur di kasur dan seorang gadis menimpah tubuhnya
Hanya itu yang Dikta bisa ingat tapi saat ia terbangun dengan tubuh polos ia bisa tebak mereka melakukan hubungan badan
Mendengar cerita Dikta membuat Allan berdecak "anjir Lo merawanin anak siapa?!"
"Gue gak tau, gue gak sadar. Bangung-bangung udah bugil dan tuh cewek udah gak ada di kamar" ucap Dikta
"Fiks sih perbuatan Lo itu membuahkan hasil, makanya Lo mual-mual dan gak suka cium apapun itu" ucap Geri
Dikta berdecak kalau itu benar ia belum siap, ia tak menyukai gadis itu. Ia hanya suka Aliah sang kekasih yang baru saja tadi pagi resmi jadian
"Kalau kata Lo benar, gue gak siap. Gue gak mau tanggung jawab gue masih mau nikmatin masa muda gue, bantu gue cari tuh cewek" ucap Dikta
"Buat apa?" Tanya Daniel
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS DUA
Teen Fiction[update tiap hari] Garis dua itu adalah garis takdir, begitulah yang Asya pikirkan saat ia mengetahui dirinya hamil setelah mengeceknya dengan testpack yang bergaris dua