Tak terasa kini tiba waktunya Daniel tanding basket, teman-teman sudah berada di tempat pertandingan sedangkan dirinya masih dirumah menunggu Asya yang sedang bersiap-siap
Daniel sengaja mengajak Asya agar perempuan itu tidak bosan dirumah, kegiatan Asya hanya makan, mandi, tidur sesekali membantu bibi
Daniel sudah memaksa Asya agar kembali belajar tapi kata perempuan itu ia tidak butuh belajar juga ujung-ujungnya ia tetap mengurus dapur, suami dan anak nantinya. Daniel sempat protes dengan pikiran Asya itu tapi yang namanya perempuan tidak ingin mengalah dan salah
"Masih lama gak?" Tanya Daniel memasuki kamarnya menatap Asya yang masih merias wajahnya
"Bentar pake parfum dulu"
Daniel mengangguk mendudukan dirinya di sofa menatap istrinya yang menyemprotkan parfum di tubuhnya,
Daniel suka wangi parfum Asya"Ayok" ajak Asya menggandeng tangan Daniel menuju garasi rumah, mereka memakai mobil
Beberapa menit menempuh perjalanan menuju tempat pertandingan, mereka telah sampai mobil yang dikendarai Daniel di parkir dibawah pohon mangga yang berbuah
Asya mendongak tiba-tiba ingin makan mangga muda, Daniel yang baru keluar dari mobil menatap Asya keheranan
"Kenapa Sya?" Tanya pemuda itu
Asya menatap Daniel "Hm? Gak tau tiba-tiba mau makan mangga muda" ucapnya
"Nanti mampir beli, ayok aku udah ditunggu teman-teman" Daniel menggenggam tangan Asya membawa perempuan itu menuju tempat penonton di bagian depan
"Kamu duduk disini, ini nitip dompet yah" Daniel memberikan dompetnya pada Asya, perempuan itu menatap Daniel tersenyum
"Semangat yah" ucapnya sebelum Daniel melangkah
Daniel mengangguk tangannya mengusap pucuk kepala Asya "kalau aku menang, hadiahnya apa?" Tanyanya
"Hm apa yah, gak tau. Terserah kamu minta apa pasti aku kasih"
Daniel tersenyum kecil "janji yah?"
"Janji"
Daniel pun meninggalkan Asya menuju dimana teman-temannya tengah berkumpul, sebentar lagi mereka tanding melawan SMA tetangga
***
Asya merapalkan doa saat melihat Daniel membawa bola menuju ring lawan, matanya memejam saat Daniel melempar bola basket itu ke ring
"Huuuuu Daniel" teriakan para menonton membuat Asya membuka matanya ia menatap Daniel yang tengah diangkat oleh teman-temannya, senyum muncul di bibir perempuan itu
"Hebat Niel" guman Asya ia menatap suaminya yang berkeringat itu semakin menambah ketampanannya, jangan lupakan rambutnya yang lepek karena keringat tapi tidak mengurangi ketampanan Daniel
Asya saja heran Daniel itu jeleknya kapan sih?
Daniel menoleh menatap Asya yang juga menatapnya, pemuda itu tersenyum melambaikan tangannya kearah Asya mengabaikan tatapan teman-temannya serta penonton yang sebagian besar dari sekolahnya
Pekikan terdengar dari penonton saat melihat Daniel melambai dan tersenyum kerah Asya, terdengar bisik-bisikan disekitar perempuan itu
"Kenapa tuh cewek murahan ada disini?"
"Daniel kok bisa senyum ke Asya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS DUA
Teen Fiction[update tiap hari] Garis dua itu adalah garis takdir, begitulah yang Asya pikirkan saat ia mengetahui dirinya hamil setelah mengeceknya dengan testpack yang bergaris dua