Chapter 1: Titik Temu

8.4K 293 17
                                    

Kim Winter seorang pelajar tahun terakhir di Hanlim Multi Art School, Departemen Musik Terapan, yang tidak memikirkan hal lain selain lulus dengan nilai sempurna di sekolahnya. Kebanyakan mungkin lulusan sekolah ini bercita-cita menjadi artis atau idol tapi tidak dengan dirinya. Ia lebih suka menjadi orang di belakang panggung. Ia bercita-cita menjadi composer dan penulis lagu. Baginya itu adalah hal yang sangat penting dibalik kesuksesan idol itu sendiri.

Ia tidak pernah memikirkan hal lain selain itu. Ia malas terlibat konflik, sebisa mungkin ia terlibat jauh dari permasalahan. Ia selalu menjadi anak yang baik kesayangan guru. Tugas dan nilainya selalu mendapat pujian. Ia bahkan dicap jenius dalam bermusik.

Tinggal selangkah lagi ia lulus dan sudah pasti ia akan melanjutkan ke universitas musik yang top. Langkahnya selalu berjalan mulus tanpa hambatan namun hidupnya yang tenang terusik akibat pertemuannya dengan seseorang. Andai saja Winter tidak menukar jadwal piketnya hari itu. Andai ia tidak membuang sampah pada hari itu. Mungkin saja hidupnya akan tenang seperti biasa.

"Hah, Yeri sialan. Bisa-bisanya dia mohon-mohon ganti jadwal piket gara-gara mau ngedate sama pacarnya hari ini. Kesel banget!" Ujar Winter sambil menyeret plastik sampah. "Bisa-bisanya dia nyuruh aku! Dikiranya kalau jomblo ga ada kerjaan apa?!" Sepanjang jalan ke tempat pembuangan sampah di pojokan sekolah Winter terus saja mengomel.

Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya hari itu dan pulang ke rumah. Ia berjalan cepat ke tempat pembuangan sampah dan ia terkejut setengah mati ketika ada seseorang di sana. Sesosok yang seantero sekolah tau karena ia sangat tampan dan gosipnya merupakan trainee di salah satu agensi besar di Korea. Dia adalah Na Jaemin, siswa yang diidolakan di sekolah tentu karena visualnya dan juga kemampuan rapnya.

Mereka saling bertatapan. Winter dengan plastik sampah di tangan, sementara Jaemin menyembunyikan rokok di balik punggungnya.

'Mati lah aku' Batin Winter.

Winter berjalan seolah tidak melihat apapun. Kenapa ia harus melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat? Melihat siswa populer melakukan kenakalan seusianya merupakan hal terakhir yang ingin ia alami. Winter melewati Jaemin dan menaruh sampahnya lalu ia berbalik pergi.

"Kamu ga liat apapun." Ujar Jaemin.

Winter berbalik dan menatap laki-laki berambut hitam itu, "Memangnya apa?"

Jaemin tersenyum miring dan menyesap rokoknya.

Winter mendengus, "Sebaiknya kau lakukan itu di tempat lain. Jangan di lingkungan sekolah."

"Misalnya dimana?" Tanyanya dengan senyum yang menyebalkan.

"Mana aku tau. Cari aja sendiri, yang merokok itu kamu, bukan aku." Ujar Winter ketus lalu berlalu pergi.

Jaemin tiba-tiba menarik lengan Winter membuat ia terkejut.

"Aku tegaskan lagi ya. Kamu ga liat apapun di sini." Ancamnya.

Winter mendengus kesal dan melepaskan cengkeraman laki-laki itu, "Just mind your own fucking business. I don't even care." Lalu Winter pergi meninggalkan Jaemin.

Jaemin itu memandang Winter yang berjalan menjauh. Sial juga ia harus tertangkap tangan sedang merokok di sekolah. Meskipun perempuan itu bilang ia tidak peduli, ia tetap harus mengawasinya. Hal kecil seperti ini bisa mengganggu jalannya untuk menjadi seorang idol. Ia akui ia ceroboh, ia harus lebih berhati-hati.

***

Entah kenapa semenjak kejadian itu, Winter jadi sering bertemu dengan laki-laki bernama Na Jaemin itu. Mungkin karena ia bertemu secara langsung, hanya berdua dan dalam situasi yang tidak mengenakan. Jadi Winter lebih peka terhadap keberadaan laki-laki ini. Mungkin saja sebelum-sebelumnya Winter sering berpapasan namun ia tidak menyadarinya.

Cigarette and CondomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang